⚠️WARNING⚠️
HANYA UNTUK USIA 18+
(MENGANDUNG UNSUR DEWASA DAN DETAIL KEKERASAN)
.
.
.
"Kau sudah masuk, tidak ada jalan untuk keluar. Kecuali pilihan untuk tinggal!" -Arthur Braxton
"Kami sudah melangkah bersama untuk pergi meninggalkan ketakutan ya...
"Eh, kau mau kemana?" Evelyn heran ketika pria itu berjalan pergi.
"Aku harus kembali berjaga. Permisi, Nona." Pria itu meninggalkan Evelyn. Evelyn melihat-lihat keadaan sekitar. "Sepi sekali."
Evelyn memilih untuk berkeliling, diluar kemudian berkeliling didalam. Ia merasa rumah ini sangat sepi, padahal Evelyn yakin terdapat banyak penjaga dan pelayan disini.
"Aku belum melihat keluarga Tuan Arthur."
"Apa mungkin Tuan Arthur tinggal sendirian disini? maksudku jauh dari keluarga.."
"Lalu, mengapa harus membangun rumah sebesar ini?"
Evelyn terus saja berbicara sendirian sembari memperhatikan apapun yang ia lewati. Mansion Arthur ini terdapat banyak pilar, setiap bagian rumah memiliki warna dan bentuk pilar-pilar yang berbeda. Dan sepertinya dibeberapa sudut rumah selalu terdapat mini bar.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Evelyn memilih berbelok kearah kiri. Evelyn melihat setiap ruangan memiliki pintu kaca, sehingga apa yang ada didalam semua ruangan itu terlihat jelas.
Evelyn melihat ruangan dengan banyaknya alat musik. Mulai dari piano, biola, klarinet, gitar listrik, drums, dan alat musik lainnya. Lalu ada ruangan yang terdapat rak-rak besar dan tinggi, disana terdapat banyaknya buku-buku yang berjejer rapi. Terdapat sofa juga didalamnya.
Kemudian Evelyn melewati lorong pendek yang berujung disebuah pintu yang berbeda dari pintu-pintu lainnya. Pintu besar ini tidak terbuat dari kaca, melainkan kayu yang diukir sedemikian indah.
Evelyn menyentuh ukirannya, ia menyukai ukiran pada pintu kayu tersebut. Ukirannya sangat detail, unik dan berkelas.
Evelyn menoleh kesebelah kanan, ternyata terdapat lorong kecil lagi disana. Evelyn penasaran, ia berjalan ke lorong itu dan berakhir pada ruangan besar yang dipenuhi sofa-sofa. Evelyn yakin ruangan itu semacam ruangan berkumpul. Mungkin ruang keluarga?
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Evelyn menuruni anak tangga yang membawanya pada wilayah ruangan besar dengan halaman belakang yang menjadi pemandangannya. Halaman belakang sangat terlihat jelas, karena dinding tersebut benar-benar seluruhnya dibuat dari kaca.
