33✓Maldives²

695 28 4
                                    

  "Arthur.."

Pria bernama Arthur itu hanya melirik sekilas wanita yang duduk disampingnya melalui ekor mata.

Evelyn pun diam.

Mereka sampai di penginapan. Arthur masih enggan untuk berbicara dengan Evelyn. Suami dari Evelyn itu menjatuhkan dirinya ditempat tidur, ia menatap langit-langit kamar untuk beberapa saat, kemudian memejamkan mata.

Evelyn diam duduk di pinggiran tempat tidur menatap Arthur. Ia bingung harus bagaimana.

Tadi saat di pantai ada seorang pria yang menghampiri Evelyn. Pria itu awalnya hanya menyapa Evelyn, semakin lama pria itu malah terus mengajak Evelyn berbincang.

Entah mengapa Evelyn jadi tidak nyaman, ia berharap Arthur segera kembali.

Tak lama Arthur benar-benar kembali, tapi tiba-tiba pria itu memeluk Evelyn dihadapan Arthur.

Arthur menarik pria itu dan menghajarnya.
Evelyn berusaha menahan Arthur, dia terlihat sangat marah.

Pria muda dan tampan itu babak belur. Ia langsung kabur saat Evelyn berhasil menahan Arthur.

Kini Evelyn harus menanggung kemarahan Arthur.

Pria itu mengabaikan Evelyn hingga sore ini. Semoga saja amarahnya segera mereda.

Evelyn tertidur di sofa. Saat ia membuka matanya sudah ada Arthur berdiri menatapnya. Evelyn segera duduk.

Arthur duduk disamping Evelyn.

"Arthur, pria tadi--"

"Lupakan." Arthur memotong ucapan Evelyn begitu saja, "Aku hanya terlalu emosi.. Aku tidak mau sampai menyakitimu dengan perkataanku saat marah, jadi lebih baik aku diam." Jelas Arthur, membuat Evelyn merasa menghangat.

Evelyn memeluk Arthur dari samping.

"Sepertinya pria itu tidak waras." Sambung Arthur.

"Dia menyapaku, lama kelamaan dia terus mengajakku bicara. Aku hanya menjawab sekedarnya saja. Sampai saat kau datang, dia tiba-tiba memelukku." Evelyn menjelaskan kejadiannya, ia tidak ingin ada kesalahpahaman.

Arthur mengecup kepala Evelyn yang bersandar di bahunya, lalu berkata, "Bodoh jika aku mencurigaimu.. Kau tidak mengenal siapapun disini, sudah pasti kau tidak memiliki hubungan dengan pria itu. Dan lagipula dia bukan Alan, 'kan?"

Evelyn tertawa pelan seraya mengangguk.

"Jika saja pria itu Alan. Sungguh, aku akan menenggelamkannya ke laut hingga tidak sehelai rambut pun dari kepalanya yang kembali muncul ke permukaan." Lanjut Arthur.

Evelyn hanya diam. 'Aku tidak tahu bagaimana kabarnya setelah hari itu.. Dimanapun dia, semoga dia baik-baik saja dan bahagia.' Batin Evelyn.

.

  "Kau serius?!" Evelyn tampak sangat senang.

Arthur menghubungi seseorang, "Apa semua sudah selesai?"

"Iya, Tuan. Semua sudah selesai."

Tanpa mengatakan apapun lagi, Arthur mematikan panggilan telepon sepihak.

Arthur menggenggam tangan Evelyn. "Ayo." Mereka keluar dari kamar mewah tersebut.

Pantas saja Arthur menyiapkan gaun juga tuxedo. Ternyata malam ini mereka akan pergi ke pesta yang diadakan oleh para pengantin di pantai. Dan masih ada satu kejutan untuk Evelyn yang akan Arthur beritahukan nanti.

.

  Baiklah, seharusnya Evelyn paham bahwa Arthur akan tetap menjadi Arthur.

Hey, ini pesta! Tapi Arthur tidak memperbolehkan Evelyn jauh-jauh darinya, dan ia sendiri tidak berniat membawa Evelyn untuk berbincang bersama yang lain.

ALLA VOLTA | COMPLETEWhere stories live. Discover now