11✓Something's Wrong¹

921 39 5
                                    

⚠️WARNING⚠️
CERITA INI MENGANDUNG UNSUR DEWASA HARAP BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN!!
.
.
.

  "Sebenarnya apa yang Tuan lakukan pada Mia?" Tanya Evelyn entah untuk yang keberapa kalinya.

"Hanya sedikit pelajaran berharga." Jawab Arthur, acuh tak acuh.

Saat ini mereka sedang berada di jalan menuju restoran untuk makan malam. Setelah dari cafe untuk menikmati secangkir kopi, Arthur dan Evelyn pergi mengunjungi pameran lukisan dipusat kota milik rekan kerja Arthur.

Evelyn menyadari satu hal, Arthur menyukai karya seni. Apa itu ada hubungannya dengan rumah Arthur yang memiliki ukiran-ukiran indah dan unik? Entahlah. Apa itu berhubungan?

Yang pasti Arthur menyukai karya seni.

Evelyn cukup tercengang melihat restoran yang mereka kunjungi ini. Benar-benar mewah dan berkelas. Dan Arthur menyewa restoran ini hanya untuk makan malam!

Evelyn berfikir bahwa Arthur sangat berlebihan, tapi bagi Arthur ketenangan adalah yang paling penting.

Evelyn berkali-kali melirik Arthur, ia berniat mengatakan sesuatu.

Sebenarnya Evelyn ingin pulang. Evelyn merasa semakin lama ia tinggal bersama Arthur, maka akan semakin tidak baik. Tapi, Evelyn ragu untuk mengatakannya.

Hei!! Arthur sangat tampan! Dan selama ini Evelyn belum pernah melihat Arthur membawa kekasih kedalam rumah. Bukankah itu pertanda bahwa Arthur masih sendiri? Siapa yang tahu.

Tapi Evelyn cukup sadar diri. Dia hanya orang asing yang beruntung bisa menumpang di rumah seorang Arthur Braxton, Evelyn tidak akan melewati batasannya.

"Katakan saja." Ujar Arthur yang ternyata menyadari bahwa sedari tadi Evelyn meliriknya berkali-kali.

"Uhmm.." Evelyn menyimpan sendok diatas piring. "Begini, Tuan.. Tidakkah ini sudah terlalu lama?" Evelyn diam sesaat menunggu reaksi Arthur, tapi Arthur tidak menunjukkan reaksi apapun.

Evelyn memainkan makanannya, "Aku merasa, sepertinya aku harus pulang." Lanjutnya dengan suara lirih.

Hening.

Evelyn menunggu jawaban Arthur, tapi Arthur fokus menikmati makanannya dan tampak tidak berniat untuk menjawab.
Evelyn pun memilih kembali memakan makanannya.

'Mungkin dia akan menjawabnya nanti. Toh tidak ada pengaruhnya untuk dia jika aku pergi.' batin Evelyn.

Makanan yang disajikan tidak memenuhi piring, bahkan sangat sedikit, tapi memiliki rasa yang sangat nikmat.
Evelyn merasa tidak cukup kenyang. Ia terbiasa memakan burger dengan ukuran king.

Arthur mengelap sekitar mulutnya dengan kain yang sudah disediakan. Kemudian menatap Evelyn dengan kedua tangan yang bertautan diatas meja. Namun, disalah satu telapak tangannya terdapat benda kecil bundar.

Evelyn yang sibuk menatap setiap detail restoran tidak menyadari bahwa Arthur menatapnya sedari tadi.
Tiba-tiba saja Arthur menyentuh tangan Evelyn, lalu memasangkan sebuah benda bundar dengan hiasan permata disetiap sisinya pada jari manis Evelyn.

"Menikahlah denganku." Ucap Arthur.
Evelyn dibuat membeku seperti disiram ribuan liter air dingin di sekujur tubuhnya.

Evelyn menarik tangannya dan menoleh kesana-kemari, kemudian kembali menatap Arthur. "Tuan sedang membuat seseorang cemburu?" Tanya Evelyn,

Arthur menaikkan sebelah alisnya.

Evelyn berdiri. "Tuan--" Arthur menarik tangan Evelyn begitu saja memasuki Lift. Mereka berhenti tepat dilantai paling atas gedung. Disana sepi, bahkan sepertinya tidak ada siapapun selain mereka berdua.

ALLA VOLTA | COMPLETEWhere stories live. Discover now