31✓Can't Stop⚠️

1.3K 39 7
                                    

⚠️WARNING⚠️

CERITA INI MENGANDUNG UNSUR DEWASA HARAP BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN!!
.
.
.

  Evelyn sangat terkejut saat berbalik dan ada Arthur yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan hanya handuk yang melingkar di pinggangnya sampai lutut dan handuk kecil yang ia gosokkan pada rambut.

Evelyn kembali memastikan bahwa seprai yang ia masukkan kedalam keranjang pakaian kotor benar-benar menutupi sesuatu yang ia sembunyikan, setelah itu ia langsung pergi memasuki ruang pakaian milik Arthur.

Arthur hanya diam memperhatikan Evelyn yang aneh. Gadis yang kini sudah menjadi wanitanya itu berjalan dengan cara yang aneh dan canggung.

Tak lama Evelyn kembali keluar dari ruang pakaian dengan pakaian Arthur yang ia bawa.

"Ada hal penting apa sampai Emilio menghubungiku dipagi hari seperti ini?" Tanya Arthur,

"Dia hanya mengatakan, hari ini ada pertemuan. Waktumu hanya tiga puluh menit untuk berpakaian dan sarapan." Ujar Evelyn seraya menghindar dari Arthur bahkan ia berusaha untuk tidak menatap pria yang telah membuatnya benar-benar menjadi seorang istri tersebut.

Semalam Evelyn sudah resmi menjadi seorang istri, dalam arti yang sebenarnya. EHEM..

Evelyn melirik sekilas punggung Arthur yang masih terdapat luka cakar akibat kuku-kukunya, ia merasa campur aduk, ia pun berbalik untuk pergi.

Arthur menahan bahu Evelyn saat wanita itu hendak pergi, "Pagi."

"Um, iya pagi." Evelyn seperti canggung.

"Kau menjelaskan jadwalku hari ini tanpa ucapan selamat pagi terlebih dahulu?" Arthur memeluk Evelyn dari belakang dengan sebelah tangannya yang melingkar dari bahu kanan Evelyn sampai bahu kiri.

"Aku akan membantumu memakai dasi, sekarang aku harus mengambil sarapan kita dulu." Evelyn jelas menghindari Arthur, ia melepaskan tangan Arthur yang melingkar dibahunya.

Arthur membiarkan Evelyn pergi.

Evelyn menyentuh dadanya yang berdegup kencang, ia menghela nafas lega. "Ck, aku jadi merasa canggung bila didekat Arthur." Ujarnya sendirian, tanpa sengaja Evelyn melangkah terlalu lebar membuat ia meringis halus, "Ouch!!"

"Nyonya, kau tidak apa-apa?" Itu suara Emilio.

Evelyn yang sedikit membungkuk seraya memegangi paha atasnya langsung berdiri tegak, "Eh..umm, iya.. Aku tidak apa-apa." Evelyn tersenyum canggung seraya memegangi kepala membuat Emilio sedikit terheran. "Nyonya keseleo? Atau pusing?" Tanya Emilio seraya memperhatikan kaki Evelyn.

Evelyn meringis dalam hati dan segera menjauhkan tangannya dari kepala. Evelyn tidak pusing, ia memegangi kepala karena canggung bertemu dengan Emilio.

"Tidak, aku baik-baik saja." Jawab Evelyn masih dengan senyuman canggung sedikit aneh,

"Kau yakin, Nyonya?"

"Tentu."

"Mmm.. Oke.. Sepertinya kau kurang tidur, bawah matamu sedikit hitam."

"Aku harus mengambil sarapan kami, Arthur tidak punya banyak waktu.. Oh ya, bukankah ada pertemuan hari ini? Kau pasti datang untuk menjemput Arthur?"

Baiklah, Evelyn terlalu memperlihatkan bahwa ia sedang gugup. Atau Emilio yang terlalu ahli membaca ekspresi?

"Iya, sebenarnya aku datang pagi-pagi untuk bertemu Tuan." Jawab Emilio.

ALLA VOLTA | COMPLETETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang