09✓Does She Still Love Him?

1K 45 7
                                    

AUTHOR P.O.V

  "Aku bisa gila jika kau terus seperti ini, Evelyn!" Alan mengacak-acak rambutnya frustasi. "Aku tahu kau sedang berusaha menjauhiku. Dan ku mohon," Alan menyatukan kedua telapak tangannya didepan wajah, "aku mohon jangan berikan alasan yang sama padaku atas berubahnya sikapmu ini."

Evelyn masih enggan menatap wajah Alan.

"Sudah aku katakan padamu berulangkali bahwa aku yakin, aku sangat yakin keluargaku akan menerimamu."

Seketika Evelyn menatap Alan, "Kapan?!" Evelyn menatap Alan dengan wajah marah, kecewa dan sedih.
"Kapan, Alan? Katakan padaku, kapan?"

Alan mengusap wajahnya kasar.

Evelyn tertawa, "Sampai kapanpun aku tidak akan pernah bisa diterima oleh keluargamu. Tidak akan pernah, Alan!" Evelyn berdiri. Para pengunjung lain menatap kearah Alan dan Evelyn.

"Aku lelah, Alan! Kau tidak bisa mengerti aku!!"

Alan turut berdiri, "Kau yang tidak mengerti aku, Evelyn!" Sadar atau tidak, tapi nada Alan memang berubah, tidak lembut seperti sebelumnya.

Alan menatap Evelyn kecewa, "Mengapa selalu pembahasan sialan ini yang membuat kita bertengkar?!"

"Jangan seperti ini! Kita hanya perlu berusaha sedikit lebih keras lagi.. Bukankah sendiri tahu bahwa aku sedang berusaha?" Nada bicara Alan kembali lembut, dan Alan mencoba untuk menggenggam tangan Evelyn, tapi Evelyn menepisnya.

"Kau selalu mengulang ucapanmu itu, tapi sampai saat ini tidak ada yang terjadi selain kita semakin jauh!" Lirih Evelyn penuh kecewa.

"Maka dari itu, ikutlah denganku ke Roma."

"Kau sudah tau jawabanku!" Evelyn pergi dari hadapan Alan, dengan segera Alan mengejarnya dan berdiri dihadapan Evelyn. "Kita berjuang sama-sama. Aku berjanji akan menikahimu, setelah proyek ini selesai.. Ku mohon, buang egomu itu dan ikutlah denganku."

"TIDAK AKAN PERNAH!" Evelyn mendorong Alan agar menyingkir dari jalannya, tapi Alan menahan tangan Evelyn. "Aku ingin menyelamatkan hubungan ini, tapi kau justru melakukan hal yang sebaliknya!" Ucap Alan.

Evelyn berbalik, menarik tangannya dengan kasar. "Seharusnya kau sadar! Tidak ada lagi yang bisa diselamatkan! Semua sudah pudar, dan perlahan hilang seiring berjalannya waktu." Nada suara Evelyn dikalimat pertama cukup tinggi, tapi kalimat terkahir dengan nada rendah.

"Maaf.. Sungguh, aku tidak bisa terus seperti ini." lirih Evelyn.

Setelah mengatakan itu Evelyn pergi tanpa menoleh kebelakang sedikitpun.

Evelyn menghapus air matanya.

'Kau puas? Sekarang kau SENDIRIAN! Sadarlah, Eve. Sejauh ini hanya Alan yang menemanimu, hanya dia yang mengerti dirimu! Tapi apa katamu tadi? Alan tidak mengerti dirimu?' batin Evelyn, menertawakan dirinya sendiri.

'Bukan Alan, tapi kau!!' ucap batinnya,

'Oh ayolah! Alan adalah pria baik, dia sangat baik! Saking baiknya, sampai kau bahkan tidak pantas meski hanya duduk bersamanya!!' batin Evelyn terus menghakimi dirinya sendiri.

Evelyn kembali menghapus air matanya. "Kau akan dapatkan yang lebih baik dari aku, Alan. Pasti!" Evelyn menarik nafas panjang, lalu menyunggingkan senyuman. Memejamkan mata sejenak, kemudian kembali melangkahkan kakinya.

Evelyn berjalan dengan kepala yang terus menunduk. Seseorang menabrak bahu Evelyn sampai dia terduduk di trotoar.
Evelyn bangun dan matanya menatap lurus ke seberang jalan sana, tepat pada pria yang dia kenal.

Pria yang sedang menyandar pada mobil mewahnya.

'Tuan Arthur!' batin Evelyn.

Pria tampan bernama Arthur itu melangkah menyeberangi jalan untuk menghampiri Evelyn..

ALLA VOLTA | COMPLETEOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz