24✓Lots Of Confusion

584 28 2
                                    

Arthur hanya diam di ruang kerjanya tanpa melakukan apapun selain menatap lurus ke luar jendela sana dengan pandangan kosong.

Emilio yang baru masuk dan tersandung sampai jatuh tersungkur sangat keras sama sekali tidak membuat Arthur mengalihkan tatapan kosongnya dari jendela

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

Emilio yang baru masuk dan tersandung sampai jatuh tersungkur sangat keras sama sekali tidak membuat Arthur mengalihkan tatapan kosongnya dari jendela. Entah apa yang pria tampan itu pikirkan. Let's to find out!

"Tuan.." Emilio duduk dihadapan Arthur, ia menjelaskan kembali mengenai rapat hari ini. Tapi maaf Emilio, tampaknya saat ini bukan waktu yang tepat untuk membicarakan soal pekerjaan dengan bos tampanmu itu.

Setelah kurang lebih 15 menit Emilio menjelaskan, Arthur menoleh menatap Emilio. "Sejak kapan kau disini?" Tanya Arthur dengan entengnya membuat Emilio hampir mengeluarkan bola matanya.

Arthur berdiri, "Kembali lagi nanti malam. Aku tidak bisa bicarakan apapun untuk saat ini." Setelah mengatakan itu Arthur pergi meninggalkan Emilio yang masih terbengong menahan gumpalan asap dikepala.

"Ini pasti karena laporanku!" Emilio jadi merasa bersalah pada Evelyn. Ia pun segera pergi keluar dari ruangan kerja Arthur.

Emilio mencari Evelyn, ia tidak menemukan gadis itu dikamarnya. Emilio sampai menyusuri Mansion, dan pada akhirnya ia manemukan Evelyn sedang duduk di taman belakang Mansion.

Pria tampan itu menghampiri gadis cantik yang sedang diam menatap bunga-bunga. "Boleh aku bergabung?"

Evelyn menoleh, "Tuan? Silahkan." Evelyn menggeser duduknya.

"Emilio. Cukup Emilio." Emilio tersenyum pada Evelyn, "Kau sedang apa disini?" Tanyanya,

Evelyn kembali menatap kedepan, "Tidak ada. Hanya duduk dan diam."

Hening.

"Tidak seharusnya aku ikut campur." Ucap Emilio tiba-tiba, Evelyn menoleh mengernyit. "Tuan memintaku mencarimu, dan aku memberitahu alamat dimana kau berada tadi siang." Jelas Emilio.

Evelyn mengangguk mengerti, ia tersenyum tipis dan kembali menatap kedepan.

"Dia mantan kekasihku, tapi aku tidak menganggapnya begitu.. Dia selalu ada disetiap kondisi, aku menganggapnya sebagai sahabat sekaligus kakak." Evelyn menghela nafas, "Jika Arthur bertanya padaku mengenai ini, sungguh aku tidak akan berbohong."

Emilio diam mendengarkan.

"Sudah banyak kenangan yang kami lewati.. Manusia bisa saja berubah, tapi tidak dengan kenangannya.." Evelyn tertawa kecil, "Disini memang aku yang berubah, tapi semua itu aku lakukan demi kebaikannya juga." Gadis ini menghela nafas panjang kemudian menatap Emilio,

"Aku bisa menjadi pendengar baikmu." Ucap Emilio dibarengi dengan tersenyum tulus.

Evelyn membalas senyuman itu, ia kembali menatap lurus kedepan. "Semalam dia menghubungiku, ah tidak, dia memang selalu menghubungiku.. Aku mengabaikannya, selalu mengabaikannya."

ALLA VOLTA | COMPLETEWo Geschichten leben. Entdecke jetzt