27✓Not A Passionate First Night

826 35 13
                                    

⚠️WARNING⚠️

CERITA INI MENGANDUNG UNSUR DEWASA HARAP BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN!!
.
.
.

  Pernikahan mereka berjalan dengan lancar, Arthur juga mengucapkan janji suci dengan penuh keseriusan dan ketulusan membuat semua yang mendengarnya merasa terharu tidak terkecuali Evelyn. Bahkan Evelyn adalah orang yang paling merasa terharu dan bahagia mendengar janji yang Arthur ucapkan dengan lantang dan tanpa keraguan itu.

Setelah makan-makan bersama para pekerja Mansion dan pemotretan yang berpindah-pindah tempat, sekarang Evelyn sedang bersama dua pria tampan di halaman belakang melihat para pekerja yang sedang berbincang satu sama lain. Kedua pria tampan tersebut adalah suaminya dan orang kepercayaan suaminya. Arthur dan Emilio.

Evelyn hanya diam menatap bunga-bunga, sementara Arthur dan Emilio membicarakan soal bisnis yang tidak Evelyn mengerti dan tidak ingin ia mengerti.

Ponsel Emilio berdering membuat obrolan mereka berdua terjeda, "Permisi, Tuan. Aku akan menerima panggilan ini dulu, ini dari perusahaan."

Arthur hanya mengangguk.

"Hey, kau diam saja.." Arthur menatap Evelyn,

"Aku tidak mengerti dan tidak ingin mengerti dengan apa yang kalian bicarakan." Jawabnya tanpa mengalihkan tatapannya dari apa yang sedang ia pandangi.

Arthur diam, tidak menyahuti atau menanyakan apapun lagi. Ia hanya menatap gadis yang kini sudah menjadi istrinya tersebut.

"Tuan." Emilio kembali,

Arthur menoleh,

"Aku harus segera ke perusahaan. Ada rapat tiga puluh menit lagi." Lapornya,

"Pergilah." Arthur kembali menatapi Evelyn.

Emilio tertawa geli dalam hati. 'Ternyata begitu orang yang sedang jatuh cinta?' Batinnya.

"Nyonya, aku permisi pergi." Pamitnya pada Nyonya Braxton,

"Mm, iya.." Evelyn merasa tersipu dengan panggilan itu, 'Benarkah sekarang aku sudah menjadi nyonya Braxton? Seingatku, keinginanku tidak sebesar ini. Namun, Tuhan berikan lebih dari sekedar yang aku inginkan.' Batinnya.

Evelyn pun beranjak dari duduknya, ia berdiri menatap hamparan bunga yang seolah bergoyang karena tertiup angin didepan sana.

Terasa sebuah tangan melingkar dari pundak kanan ke pundak kirinya, Evelyn yakin itu pasti pria yang telah berbagi nama belakang dengannya. Siapa lagi jika bukan Arthur.

Evelyn memegang tangan itu, ia menyandarkan kepalanya pada lengan atas Arthur.

"Kau bahagia?" Tanya Arthur,

"Tidak perlu kau pertanyakan." Jawab Evelyn seraya memejamkan mata merasakan hembusan angin yang semakin membuatnya nyaman.

Arthur mengeratkan pelukannya pada bahu Evelyn, ia mencium kepala gadis yang saat ini sudah menjadi istrinya itu yang masih bersandar pada lengan atasnya.

"Adakah tempat yang ingin kau kunjungi?" Tanya Arthur setelah beberapa saat mereka saling diam,

"Uhmm, entahlah.." Jawab Evelyn apa adanya.

"Kau suka negara apa?" Tanya Arthur lagi,

"Italia." Jawab Evelyn seadanya,

Arthur diam, ia tidak menyahuti lagi.

Evelyn tertawa kecil, "Ayo tanyakan lagi sesuatu." Pinta Evelyn,

"Jawabanmu tidak ada yang bermutu." Ucap Arthur dengan sarkastis.

ALLA VOLTA | COMPLETETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang