008

270 47 6
                                    


Jiwon memeluk tubuh Jisoo yang terasa dingin akibat terlalu lama berada di jalanan. Ia benar-benar merasa seperti pria bodoh karena membiarkan gadis yang ia cintai kedinginan sendirian di luar sana. Tangan kekarnya mengelus surai panjang itu, menyalurkan kehangatan pada Jisoo.

Jisoo membalas pelukan pria itu dengan lebih erat. Ia masih belum paham dengan apa yang sebenarnya terjadi. Mengapa setelah siang tadi bersikap dingin, sekarang Jiwon tiba-tiba sudah berada di depan rumahnya. Namun, meskipun perasaannya masih kalut, ia tetap membiarkan dirinya larut dalam kehangatan pelukan pria itu.

"Sebaiknya kita masuk. Aku tidak mau kau sakit karena kedinginan." Jiwon merangkul bahu Jisoo dan mengajaknya masuk ke dalam rumah berukuran kecil itu. Mereka melangkahkan kakinya memasuki rumah. Hawa dingin yang tadi menusuk kulit, perlahan mulai menghilang.

Jiwon mendudukkan tubuh Jisoo di atas sofa, kemudian beranjak menuju dapur. Namun, langkahnya terhenti karena gadis itu justru menahan tangannya. Ia menoleh dan menatap Jisoo yang sudah mendongakkan wajahnya.

"Aku hanya mau membuat cokelat hangat untuk kita bedua." ucap Jiwon lembut. Perlahan ia melepaskan genggaman tangan Jisoo dan mengusap kepala gadis itu, sebelum akhirnya beranjak menuju dapur.

Jisoo masih memandangi punggung Jiwon yang sedang sibuk mencari bubuk cokelat dalam rak. Gadis itu ikut beranjak dan melangkahkan kakinya menyusul Jiwon. Dalam sekali gerakan, Jisoo sudah berhasil menemukan bubuk cokelat yang sejak tadi Jiwon cari.

"Ahh, rupanya kau menaruhnya disana?" Jiwon terkekeh karena tidak menyadari keberadaan bubuk itu. Jisoo memandangi wajah pria itu seraya tersenyum.

"Biar aku saja yang membuatnya." ucap Jisoo seraya menggeser dua gelas yang tadinya berada dihadapan Jiwon. Pria itu langsung menggelengkan kepala menolak tawarannya.

"Tidak, biarkan aku saja. Jangan coba menggangguku, nona. Atau kau akan tahu akibatnya." ancam Jiwon seraya mendekatkan wajahnya pada Jisoo. Spontan gadis itu memundurkan tubuhnya dan memukul bahu Jiwon. Pria itu terkekeh melihat rona merah pada wajah kekasihnya.

"Sudah, kau istirahat saja di sofa. Aku akan menyusulmu." Jiwon membalik tubuh Jisoo dan mendorongnya hingga keluar dari area dapur. Gadis itu menoleh sesaat kemudian tersenyum bahagia. Bahkan lukanya siang tadi seolah menguap begitu saja setelah melihat sikap manis Jiwon padanya sekarang.










Jisoo dan Jiwon masih asyik menonton acara televisi di atas sofa. Jisoo menyandarkan kepalanya pada pundak Jiwon, sementara Jiwon merangkul tubuh kecil itu sambil menikmati tontonannya. Saat Jiwon sedang fokus dengan layar televisi, Jisoo diam-diam memperhatikan wajah pria itu dari dekat.

Jisoo sangat merindukan pria disampingnya sekarang. Entah sudah berapa lama, sejak terakhir ia melihat wajah Jiwon dari jarak sedekat ini. Senyuman mulai terukir diwajah cantiknya. Bagaimana bisa hanya dengan memperhatikan detail wajah pria itu saja, Jisoo bisa merasa sebahagia ini.

"Ji—" Jiwon hendak memanggil nama gadis itu dan menoleh padanya. Namun, wajah Jisoo yang sangat dekat dengannya segera membuat bibirnya merapat kembali. Ia menelan kembali kata-kata yang tadinya sudah berada diujung lidahnya.

✔ STAYWhere stories live. Discover now