025

232 47 7
                                    


Jiwon mengambil secarik kertas di atas meja dan mulai mengoreskan tinta diatasnya lembar kosong tersebut. Ia menulis sebuah surat untuk seseorang yang akhir-akhir ini selalu mengganggu pikirannya. Sesekali pria itu menghembuskan nafas pelan disela kesibukannya menulis.


Untuk Kim Hanbin,

Aku tidak tahu harus bagaimana lagi mengatakan hal ini padamu. Sekarang aku merasa seperti pria bodoh yang hanya bisa menyatakan isi pikiranku lewat surat ini. Aku tahu kau pasti terkejut dengan isi amplop yang kukirimkan. Tapi percayalah, itu tidak ada sangkut pautnya dengan ayahku. Aku akan menanamkan saham atas namaku sendiri di perusahaan Manoban. Aku melakukan semua ini untuk melindungi Lisa dan Jisoo, tidak ada maksud lain.

Hanbin-ah, aku tahu kau menganggapku pria brengsek setelah mengetahui tentang hubunganku dan Jisoo. Tapi kau juga harus tahu bahwa aku tidak pernah bermaksud untuk menyakiti hati Lisa maupun Jisoo. Aku tahu aku salah, dan aku tahu aku bukanlah pria yang pantas untuk Jisoo pertahankan. Karena itulah, Jisoo memutuskan untuk mengakhiri hubungan kami setelah mengetahui pertunanganku dengan Lisa.

Kami sudah mengakhiri semuanya. Meskipun awalnya aku belum bisa menerima keputusannya, tapi sekarang aku akan berusaha untuk itu. Pernikahanku dengan Lisa tinggal sebentar lagi. Tapi aku masih memiliki janji pada seseorang, maukah kau menggantikanku untuk memenuhi janji itu?

Aku dulu berjanji pada ayah Jisoo akan menjaga gadis itu. Tapi, sekarang semuanya sudah tidak sama lagi. Jadi... bisakah sekarang kau menjaga Jisoo untukku? Kau harus melakukannya, Hanbin-ah. Jika tidak, maka aku sendirilah yang akan melakukannya.

Aku tahu kau mencintai Jisoo. Jadi kau tidak akan membiarkan pria manapun dekat dengan gadis itu, bukan? Termasuk aku...

Apapun yang terjadi, kau harus melindunginya bahkan dengan nyawamu sendiri. Bahagiakan Jisoo dan buat ia melupakanku. Dengan begitu aku bisa melepaskannya tanpa perasaan khawatir lagi. Berjanjilah, Kim Hanbin...

Kim Jiwon.


Hanbin kembali melipat surat itu sambil tersenyum. Ia benar-benar tak menyangka jika Jiwon akan melakukan hal ini. Pria itu baru saja menyelamatkan perusahaan yang Hanbin pegang saat ini. Pada detik-detik terakhir saat Hanbin sudah kehilangan harapan, pria itu tiba-tiba mengirimkan amplop berisi berkas yang menyatakan bahwa ia akan menanamkan sahamnya pada perusahaan Manoban.

"Kurasa aku akan sedikit mengubah persepsiku tentangmu, Kim Jiwon." ucap Hanbin pada dirinya sendiri. Senyum itu masih setia terukir diwajah tampannya. Ia segera masuk kembali ke gedung kantor dan bergegas menuju suatu tempat.

Langkahnya tampak tergesa-gesa karena terlalu gembira. Bahkan ia terus tersenyum disepanjang lorong gedung. Beberapa karyawan yang melihatnya tampak berbisik-bisik dengan rekannya. Bagaimanapun juga ini merupakan pemandangan langka di kantor.

Setelah sampai di depan ruang redaksi, Hanbin segera membuka pintu dan melihat beberapa anggota tim disana. Sandara yang menyadari kehadiran direktur itu segera memberi salam dan membungkukkan badan, diikuti oleh beberapa karyawan lainnya.

"Apa Sajangnim mencari pimred?" tanya Sandara pada pria itu. Hanbin tampaknya masih sibuk mengedarkan pandangannya seolah sedang mencari seseorang. Namun, orang yang ia cari sepertinya tidak ada di ruangan tersebut.

"Apa Jisoo belum kembali kemari?" tanya Hanbin pada wanita dihadapannya. Awalnya Sandara hanya mengangkat alisnya heran. Untuk apa pria itu mencari Jisoo? Tapi, detik berikutnya ia memutuskan untuk mengatakan kejadian yang baru saja terjadi beberapa waktu lalu.

✔ STAYWhere stories live. Discover now