045

249 43 9
                                    

Halo Chingudeul...

Sebelumnya jangan lupa klik BINTANGnya ^^

Maaf karena update-nya gak bisa sesering dulu

Tapi semoga gak bosen nungguin 😊



Hanbin menangkap tubuh ringkih Jisoo yang baru saja tumbang. Pandangan sayunya bertemu dengan manik mata Jisoo sebelum gadis itu benar-benar memejamkan mata. Ia bisa melihat cairan bening mengalir dari sudut matanya. Dadanya serasa diremas mendapati kondisi gadis yang ia cintai seperti ini.

Belum kering luka yang gadis itu toreh beberapa waktu lalu. Tapi kenapa lagi-lagi hatinya melemah tiap kali melihat Jisoo.

Pria itu merengkuh tubuh Jisoo dan membawanya ke dalam mobil. Dengan tergesa, Hanbin melajukan mobilnya menuju rumah sakit tempat Jisoo biasa dirawat. Ia berusaha mengesampingkan perasaan kecewanya pada gadis itu. Kondisi Jisoo jauh lebih penting dari apapun sekarang.

Tanpa Hanbin sadari, sejak tadi ada sepasang mata yang mengamati pergerakannya. Seorang pria bermata sipit yang duduk diam di dalam mobil. Ia melihat saat dimana Hanbin merengkuh tubuh Jisoo yang tak berdaya. Dari sikapnya, ia bisa melihat bahwa pria itu benar-benar peduli dan mengkhawatirkan Jisoo.

"Aku tidak akan membiarkan Jisoo terluka sekali lagi." ucap pria itu pada dirinya sendiri.

.

.

.

Hanbin melemparkan tubuhnya di atas ranjang apartement. Pandangannya tertuju tepat ke atas langit-langit kamar. Bunyi nafas yang terasa berat keluar dari mulut pria itu. Setelah mengantarkan gadis itu ke rumah sakit, ia memutuskan untuk menghubungi Jiwon.

Hanbin meminta pria itu untuk menjaga Jisoo. Karena ia sadar, bahwa sekarang dirinya tidak memiliki hubungan apapun lagi dengan gadis itu. Meskipun perasaannya saat ini sama sekali tidak berubah pada Jisoo. Namun, ia mencoba menghargai keputusan gadis itu untuk mengakhiri hubungan mereka yang bahkan belum dimulai. Menyedihkan... tapi itulah kenyataan.

Jika ada hal yang bisa ia lakukan agar gadis itu mengubah keputusannya, tentu Hanbin akan melakukannya. Tapi pernyataan Jisoo sudah cukup jelas baginya. Tetap menunggu gadis itu, berarti Hanbin hanya akan menambah beban bagi Jisoo. Mungkin selama ini memang hanya Hanbin yang memiliki perasaan sepihak, pikirnya.

"Aku akan berusaha melindungimu dari jauh. Meskipun itu sulit." gumam Hanbin yang kemudian memilih memejamkan mata dan larut dalam alam bawah sadarnya.

----------


Perlahan Jisoo membuka mata. Hal pertama yang ia lihat adalah Jiwon yang menyambutnya dengan senyuman hangat. Jisoo tak menyangka jika pria itu akan menjadi orang yang pertama kali ia lihat. Setelah bayangan kejadian tadi malam yang muncul dipikirannya, hanya ada nama Hanbin yang terus berkutat dikepalanya.

"Bagaimana perasaanmu? Apa ada yang sakit?" tanya Jiwon sedikit khawatir. Jisoo hanya tersenyum seraya menggelengkan kepala.

"B-bagaimana Oppa bisa disini?" tanya Jisoo penasaran. Jujur ia berharap Hanbin-lah orang yang ada dihadapannya saat ini. Namun semua harapannya buyar karena pada kenyataannya hanya ada dirinya dan Jiwon di dalam kamar perawatan.

"Semalam kau pingsan di pinggir jalan. Awalnya aku ingin mengecek apakah kau sudah sampai di rumah Seulgi dengan selamat. Tapi tiba-tiba aku melihatmu berjalan sendirian di pinggir jalan. Jadi aku mengikutimu. Dan tak lama setelah itu kau pingsan. Jadi aku langsung membawamu kemari."

✔ STAYWhere stories live. Discover now