013

268 48 0
                                    


Jiwon cukup terkejut melihat Jisoo dan Hanbin yang kini berdiri dihadapannya. Sekarang semua pikiran yang ada dikepalanya terpaksa ia tahan. Karena tidak mungkin ia membicarakan masalahnya dengan Jisoo di depan pria itu.

Hanbin dan Jisoo juga sama terkejutnya, apalagi Hanbin yang tidak tahu jika Jiwon ternyata mengenal gadis yang sekarang berdiri di sampingnya. Ia memandang Jiwon sekilas kemudian beralih pada Jisoo. Gadis itu tampak sangat terkejut, bahkan matanya sekarang masih membulat memandang Jiwon.

"Kalian saling mengenal?" tanya Hanbin pada Jiwon dan Jisoo. Sesaat keduanya masih terdiam, namun Jiwon segera sadar dan memandang Hanbin ragu. Jiwon menatap wajah Jisoo sekilas, sebelum gadis itu menundukkan kepalanya.

"Hmm... Jisoo bekerja di perusahaanku." jawab Jiwon singkat. Mata sendu Jiwon kembali beralih pada Jisoo. Gadis itu diam-diam tengah menahan air matanya agar tidak tumpah saat ini. Ia tak ingin Hanbin tahu tentang masalahnya dan Jiwon.

"Lalu apa yang kau lakukan disini? Apa kau mencari Jisoo?" Hanbin tampak penasaran. Ia merasa ada sesuatu yang mengganjal. Kenapa wajah Jiwon tampak sangat sedih? Padahal harusnya saat ini pria itu sedang bahagia karena baru saja bertunangan dengan sepupunya.

"Hanbin-ah, boleh aku berbicara empat mata dengan Jisoo?" tanya Jiwon seraya menatap Hanbin dengan mata sendunya. Hanbin semakin dibuat penasaran dengan hubungan mereka berdua. Pria itu memandang Jisoo yang masih diam sejak tadi.

"Baik—"

"Hanbin-ah... tolong antarkan aku ke dalam. Aku ingin istirahat." Kalimat itu berhasil membuat Jiwon terpaku. Jisoo pasti sangat marah padanya sekarang, sampai tidak mau berbicara dengan dirinya. Jika Jiwon memaksa untuk bicara dengannya saat ini, ia khawatir Hanbin akan mengetahui hubungan dirinya dan Jisoo yang sebenarnya.

Awalnya Hanbin ragu harus bersikap seperti apa. Tapi akhirnya karena melihat Jisoo yang tampak kelelahan, ia harus membawa gadis itu masuk ke rumah sekarang.



"Maaf, Jiwon-ah. Bisakah lain kali saja, Jisoo harus beristirahat saat ini. Aku harap kau mengerti." Hanbin mengeratkan rangkulannya pada bahu Jisoo. Jiwon yang melihat pemandangan dihadapannya sekarang merasa dadanya sangat sesak. Rahangnya mengeras karena menahan emosi. Tentu saja ia cemburu melihat kekasihnya sekarang berada dipelukan pria lain.

"Aku mengerti. Kalau begitu lain kali saja." Akhirnya Jiwon mengalah. Tidak ada yang bisa ia lakukan lagi saat ini. Ia tahu Jisoo pasti masih marah padanya karena kejadian tadi malam.

"Baiklah, kalau begitu kami permisi dulu." Hanbin membantu Jisoo berjalan menuju rumahnya. Melihat kedekatan mereka, membuat Jiwon merasa seperti pria bodoh. Ia membiarkan gadis yang ia cintai pergi begitu saja dengan pria lain.

----------




Seorang gadis masih sibuk dengan ponsel ditangannya. Saat ini ia sedang duduk disalah satu sudut kafe bersama seorang pria. Gadis itu terlihat sangat gelisah sejak pertama masuk ke dalam kafe. Sementara sang pria kini masih diam seraya memperhatikan gadis dihadapannya.

"Apa dia tidak mengangkatnya?" tanya pria itu setelah si gadis menyerah dan memilih meletakkan ponselnya di atas meja. Wajahnya tampak kusut karena orang yang ditelpon tak kunjung menjawab panggilannya.

"Maaf membuatmu tidak nyaman, Jinhwan-ah. Aku hanya mengkhawatirkan keadaan Jisoo. Sejak pagi tadi ponselnya tidak bisa dihubungi." jelas gadis bermata sipit itu pada sang pria yang tak lain adalah Kim Jinhwan, teman gadis itu saat di sekolah menengah.

✔ STAYWhere stories live. Discover now