037

230 40 12
                                    


Pagi ini udara terasa lebih hangat dari hari-hari sebelumnya. Jisoo menggeliat dibalik selimut abu-abunya dan mulai membuka mata. Pertama yang ia rasakan saat terbangun dari tidur adalah pening. Kepalanya terasa pusing dan benda-benda disekitar seperti berputar mengelilinginya.

Jisoo menundukkan kepala sambil memijat-mijat dahinya beberapa waktu. Tanpa berlama-lama, ia segera beranjak dari tempat tidurnya dan berjalan keluar kamar. Semuanya terlihat normal pagi ini. Ia terbangun di atas ranjang tidurnya dan melakukan aktivitas seperti biasa. Mengingat ini adalah hari libur, jadi Jisoo memilih untuk mandi lebih siang.

Perut kecilnya sejak tadi sudah meronta-ronta meminta makan. Mana tega ia membiarkan dirinya sendiri kelaparan sepagi ini. Akhirnya dengan sisa bahan makanan di dalam kulkas, Jisoo mulai memasak sarapan untuk dirinya. Hanya satu porsi...


GREEPP


Tiba-tiba Jisoo merasakan ada sepasang tangan yang melingkar di perutnya. Hampir saja jantungnya mau loncat karena terkejut. Karena reflek, ia langsung mengangkat spatula ditangannya dan memukul seseorang yang sudah lancang memeluknya dari belakang. Ia memejamkan mata dan terus menggerakkan tangannya untuk memukul orang itu. Sebenarnya ia sangat takut, kalau-kalau orang tersebut ternyata adalah pencuri atau orang yang mau bertindak yang tidak-tidak padanya.

"SIAPA KAU??? CEPAT PERGI DASAR PENCURI!!!" Teriak Jisoo yang langsung tertahan karena orang itu lebih dulu membekap mulutnya. Spontan ia membuka mata karena ketakutan.

"Siapa yang kau sebut pencuri?" Pria itu tertawa terpingkal sambil memegangi kepalanya yang tadi sempat kena pukul oleh Jisoo. Ia meringis kesakitan. Bukan hanya di bagian kepala, tapi juga di bahu dan lengannya. Gadis itu benar-benar mengeluarkan semua kekuatan yang dia miliki untuk memukulnya.

"Hanbin...? Apa yang kau lakukan disini?" tanya Jisoo dengan raut muka terkejut. Orang yang ia kira pencuri itu ternyata adalah Hanbin. Hampir saja ia kehilangan kontrol jika pria itu tidak menahan pukulannya tadi.

"Aahhh... pukulanmu benar-benar menyakitkan." Hanbin meringis sambil memegangi pelipisnya yang ternyata sedikit memar karena ulah Jisoo. Gadis itu ikut meringis dan dengan ragu berniat memegang pelipis Hanbin, namun segera ia urungkan.

"M-maaf... sini aku obati." Jisoo menarik pergelangan tangan Hanbin dan mendudukkannya di sofa. Ia mengambil sekotak obat yang tersimpan didalam almari kemudian kembali duduk disamping pria itu.

"A-apa sangat sakit?" tanya Jisoo yang mulai mengobati luka di pelipis Hanbin. Pria itu reflek memundurkan wajahnya karena sedikit nyeri. Lagi-lagi Jisoo hanya bisa meringis melihat luka tersebut. Melihat ekspresi Jisoo, Hanbin justru terkekeh. Wajah gadis itu sungguh menggemaskan.

"Kalau terluka seperti ini bisa membuatmu terus perhatian padaku, aku rela kau pukul tiap hari..." ucap Hanbin seraya terkekeh renyah. Jisoo yang mendengarnya langsung mengerutkan alis dan menekan luka pada pelipisnya.

"Aahh... pelan-pelan." protes Hanbin karena ulah gadis itu.

"Makanya, jaga bicaramu." Jisoo melanjutkan kegiatannya mengobati luka Hanbin. Terakhir ia menempelkan plester pada luka tersebut.

"Sudah... apa masih ada lagi yang terluka?" tanya Jisoo sambil memandangi seluruh bagian tubuh pria didepannya.

 apa masih ada lagi yang terluka?" tanya Jisoo sambil memandangi seluruh bagian tubuh pria didepannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
✔ STAYWhere stories live. Discover now