032

215 47 11
                                    


"Hyung, bangun." Suara anak kecil itu terdengar samar-samar ditelinga Hanbin. Perlahan ia membuka matanya dan menguceknya pelan. Bisa ia lihat seorang anak laki-laki berpipi chubby tengah berdiri disamping ranjang tidurnya sambil menggoyang-goyangkan tubuh pria itu.

"Enghh... Sungjae-ya, kau sudah bangun?" tanya Hanbin yang lebih terdengar seperti gumaman. Sungjae menambah tenaganya untuk membangunkan kakaknya tersebut. Senyuman Hanbin mengembang. Ia mulai bangun dan duduk menghadap sang adik.

"Ibu menyuruh Hyung bangun untuk sarapan." ucap anak kecil itu sambil menyeka hidungnya. Ya, dia sedang kena flu ringan karena cuaca akhir-akhir ini yang sangat dingin. Hanbin menepuk pucuk kepala Sungjae kemudian menyingkap selimutnya.

"Bilang pada ibu, Hyung mau mau mandi dulu." Hanbin mengacak rambut pendek adiknya dan beranjak menuju kamar mandi. Ia ingin menyegarkan tubuh dan membersihkan dirinya terlebih dahulu. Sungjae hanya mengangguk lalu berlalu dari kamar kakaknya dan kembali turun ke lantai dasar untuk menemui ayah dan ibunya.

.

.

.

Hanbin berjalan menuruni anak tangga menuju ruang makan. Disana sudah ada ayah, ibu, Sungjae, dan juga Lisa yang duduk dimeja makan. Sudah lama rasanya ia tidak sarapan bersama keluarga seperti ini. Biasanya ia hanya sarapan seorang diri dengan menu itu-itu saja. Beruntung ibunya kemarin memaksanya untuk pulang, sehingga pagi ini dia bisa merasakan makanan rumahan buatan sang ibu.

"Apa tidurmu nyenyak, Bin?" tanya ibunya seraya mengambilkan nasi dan beberapa lauk kedalam mangkuk makan pria itu. Hanbin menyunggingkan bibirnya kemudian meneguk air putih yang tersedia untuknya diatas meja.

"Tidak pernah senyenyak ini, Bu." ucap pria itu sambil terkekeh. Senyum sang ibu ikut mengembang mendengar jawaban itu. Wanita paruh baya itu memberikan mangkuk ditangannya pada sang putra.

"Habiskan sarapanmu, Kau harus makan banyak karena membutuhkan energi untuk bekerja seharian." Hanbin tersenyum dengan memperlihatkan barisan giginya. Suasana pagi ini memang selalu membuatnya rindu akan rumah. Ayah dan Sungjae masih sibuk menyantap sarapan masing-masing. Sementara Lisa tampak tersenyum sesaat kemudian tertunduk seraya menatap mangkuk makannya.

Sejenak ingatan tentang ayah dan ibunya berputar kembali dipikirannya. Ia sangat merindukan kedua orangtuanya. Jika mereka masih hidup, tentu ia bisa merasakan kebahagian seperti yang Hanbin rasakan pagi ini. Tapi itu semua tidak mungkin terjadi. Inilah takdir yang harus diterima oleh gadis itu.

"Lisa, kau mau tambah lauknya?" tanya ibu Hanbin yang langsung menyadarkan Lisa dari lamunannya. Ia menoleh pada wanita paruh baya tersebut kemudian menggelengkan kepala sambil tersenyum. Mereka semua kembali menikmati sarapan masing-masing.

"Oh ya, Bin... Sekali-kali ajak Jisoo main kemari. Ibu kan juga ingin mengenalnya lebih dekat." Ucapan itu langsung membuat Hanbin tersedak. Bagaimana bisa ibunya lagi-lagi membahas tentang gadis itu. Ia bisa merasakan panas pada wajahnya sekarang.

"Pelan-pelan makannya, tidak perlu grogi seperti itu." goda ibunya seraya mengulurkan segelas air putih. Hanbin langsung menerimanya dan meneguk minuman tersebut sampai habis. Ia mencoba mengatur nafasnya tanpa menatap sang ibu.

"Sayang, berhentilah menggoda Hanbin... Dan kau, Bin. Bawalah gadis itu ke rumah saat kalian sudah siap." ucap sang ayah sambil tersenyum. Niat awal ingin menjadi pihak penengah antara ibu dan anak, tapi bagi Hanbin ucapan ayahnya sama saja. Kenapa kedua orangtuanya selalu sesemangat ini jika membahas tentang wanita yang dekat dengannya.

✔ STAYWo Geschichten leben. Entdecke jetzt