041

242 43 13
                                    

Sedang krisis ide, mian...

Semoga masih bisa menghibur :')



Sohyun memeluk erat tubuh Hanbin. Bahunya masih bergetar karena ketakutan. Beberapa waktu yang lalu gadis itu dikejutkan dengan beberapa pria misterius yang menghadang jalannya. Ia tak bisa melajukan mobilnya, karena para pria itu tak mau membukakan jalan. Bahkan mereka dengan berani mengempeskan ban mobil milik Sohyun. Karena ketakutan akhirnya ia mengunci diri didalam mobil

Orang pertama yang muncul dibenaknya saat itu hanyalah Hanbin. Dan beruntung pria itu datang lebih cepat dari perkiraannya. Setelah beradu otot dengan cukup sengit, akhirnya preman-preman itu menyerah dan memilih kabur.

"Kau baik-baik saja?" tanya Hanbin dengan nafas yang masih tersengal-sengal. Pelipisnya berkeringat namun beruntung tidak ada luka yang ia terima dari para preman itu. Sohyun tampak lega melihat Hanbin baik-baik saja setelah perkelahian tadi.

"Aku baik-baik saja. Terimakasih, Oppa." ucap Sohyun seraya merenggangkan pelukannya. Sekilas ia bisa melihat seutas senyum terukir diwajah Hanbin. Mungkin dia juga merasa lega melihat gadis itu dalam keadaan baik-baik saja.

"Sebaiknya kau pulang denganku. Tinggalkan saja mobilmu disini, biar petugas yang mengurusnya." tawar Hanbin yang langsung mendapat anggukan dari Sohyun. Keadaan semakin larus, rasanya tak mungkin Sohyun mengendarai mobilnya seorang diri. Apalagi setelah kejadian yang menimpanya tadi.

Hanbin mengendarai mobilnya bersama Sohyun yang duduk seraya menikmati suasana di luar jendela. Rasanya sudah sangat lama, mereka tidak duduk berdua seperti ini. Diam-diam Hanbin menarik sudut bibirnya saat melihat wajah polos Sohyun yang tampak terkagum-kagum dengan pemandangan diluar sana.

"Oh ya, Sohyun-ah... Jika boleh tahu, sampai kapan kau akan berada di Seoul?" tanya Hanbin membuka pembicaraan. Gadis itu menoleh dan memandang wajah Hanbin seraya berpikir.

"Entahlah, aku belum yakin. Masih ada beberapa hal yang harus aku selesaikan disini." ucap Sohyun diselingi dengan senyuman manis. Wajah itu mengingatkan Hanbin pada wajah gadis kecil yang dulu selalu bermain bersamanya waktu kecil.

Sejenak, Hanbin seolah ditarik paksa menuju kenangan masa lalu mereka. Saat ia, Sohyun, dan Yunhyeong masih sering bermain bersama-sama di rumahnya. Kenangan itu terasa begitu nyata. Membuatnya kembali harus tersenyum kecut, menyadari kenyataan jika sahabatnya kini sudah tidak mungkin lagi berada disisinya.

"Kau tahu, Sohyun-ah..." Hanbin menggantungkan kalimatnya, membuat Sohyun memandang wajah itu sambil menunggu kelanjutan ucapannya.

"Sebelum Yunhyeong meninggal waktu itu, dia memintaku untuk menjagamu. Tapi aku tidak bisa menepati janji itu, karena kau lebih dulu pergi ke luar negeri bersama orang tuamu." Hanbin kembali menatap jalanan dihadapannya. Mengingat kejadian kecelakaan waktu itu membuatnya merasa sangat bersalah.

"Maaf... Oppa... Waktu itu adalah saat-saat terberat bagiku, ayah, dan ibu. Kehilangan Yunhyeong Oppa adalah pukulan yang sangat besar untuk keluarga kami." Sohyun menggigit bibir bawahnya seolah menahan sesuatu agar tidak kembali muncul tiap kali mengingat kejadian itu.

Hanbin menghentikan mobilnya dan menatap Sohyun yang kini sudah tertunduk.

"Maaf... semua ini salahku. Aku benar-benar bodoh hingga membuat sahabatku sendiri merenggang nyawa. Semuanya tidak akan terjadi jika waktu itu aku mendengarkan ucapan Yunhyeong... Maaf..." Sohyun mengangkat wajahnya kemudian memandangi Hanbin yang ikut tertunduk.

✔ STAYWhere stories live. Discover now