029

216 45 11
                                    


Mianhae, buat yang nunggu lama untuk chapter ini. Kemarin lagi menikmati liburan wkwk... Terlalu nyaman di rumah :')

Happy reading dan semoga kalian terhibur dengan chapter ini :')




Jalan-jalan mulai tertutup salju putih. Pucuk-pucuk pohon di pinggir jalan kini bertahtakan butir-butir putih. Taman-taman menjelma menjadi hamparan permadani serba putih. Salju berterbangan dan melayang turun perlahan. Pepohonan meranggas diam dalam dingin yang mencekam. Daun-daunnya telah tanggal satu per satu sejak musim dingin mulai memakai jubah putihnya.

Angin dingin terus berhembus perlahan, membuat suhu udara semakin dingin membekukan apa saja. Orang-orang menutupi tubuhnya dengan pakaian tebal serapat-rapatnya. Namun, salju yang turun perlahan dan hawa dingin yang menggigit tulang sama sekali tidak menghalangi arus lalu lalang orang-orang di tengah kota Seoul.

Kondisi berbeda dirasakan oleh orang-orang yang kini sibuk dengan urusannya masing-masing di dalam sebuah bangunan hotel. Udara disana lebih hangat dibandingkan keadaan diluar. Seorang pria berambut cokelat masih setia memperhatikan pergerakan ketiga manusia yang berdiri tak jauh darinya.

Pria bersurai hitam itu tampak memandangi gadis dihadapannya dengan tatapan yang sulit diartikan. Si gadis yang menjadi objek penglihatan tersebut juga tak jauh berbeda, ia menatap sang pria dengan sorot dalam. Dan satu lagi gadis yang berdiri disamping pria tadi. Ia tampak seperti pihak ketiga sekarang. Wajahnya menunjukkan raut penasaran sambil memandangi dua orang dihadapannya secara bergantian.

"Hanbin-ah... kita harus pergi sekarang." ucap Jinhwan si pria berambut cokelat dengan sedikit teriakan. Hanbin segera mengerjabkan matanya dan menoleh pada pria itu. Ia kembali menatap Sohyun dengan ekspresi yang sama dengan sebelumnya, begitupun dengan Sohyun. Sementara Jisoo justru memandangi Jinhwan yang sekarang sedang tersenyum ke arahnya.

Sohyun tak mampu mengalihkan pandangannya dari Hanbin. Pertemuan hari ini benar-benar tak pernah diperkirakan sebelumnya. Bahkan sebelum ia menyepakati kontrak dengan Manoban, ia tak membayangkan sedikitpun akan bertemu kembali dengan pria itu.

"O-oppa..." Satu kata yang keluar dari bibir Sohyun berhasil membuat tubuh Hanbin membeku seketika. Sudah berapa tahun ia tak pernah mendengar suara itu. Dan hari ini semuanya seperti mimpi. Bisa bertemu kembali dengan gadis yang dulu pernah mengisi relung hatinya untuk waktu yang sangat lama.

Jisoo langsung mengalihkan pandangannya pada mereka berdua. Keduanya masih saling bertatapan satu sama lain. Membuat Jisoo hanya bisa menatap heran sekaligus penasaran. Apa mereka berdua sudah saling mengenal?

"Kim Hanbin... cepatlah!" teriak Jinhwan sekali lagi. Hanbin segera menggelengkan kepalanya seolah tersadar dan kembali ke dunia nyata. Rahangnya mengeras menahan sesuatu yang bergejolak didalam dirinya. Ia melirik Sohyun sesaat, kemudian berlalu tanpa mengatakan sepatah katapun.

Bahkan sepertinya ia juga lupa dengan keberadaan Jisoo disampingnya. Pria itu berjalan pergi begitu saja tanpa berpamitan atau sekedar menoleh pada Jisoo. Sohyun dan Jisoo hanya bisa memandangi punggung dua pria itu yang mulai menjauh. Selanjutnya hanya tinggal mereka berdua.

Sohyun masih menatap ke arah lift yang baru saja tertutup dan membawa Hanbin pergi dari pandangannya. Sementara Jisoo sudah menoleh dan sibuk memandangi gadis itu.

"Sohyun-ssi... apa yang membawamu turun kemari?" tanya Jisoo yang seketika menyadarkan Sohyun dari lamunannya. Gadis itu menatapnya dengan wajah datar. Ia masih diam dan tak langsung menjawab pertanyaan Jisoo.

✔ STAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang