034

226 45 9
                                    


Langit menjadi semakin gelap. Udara di sekitar danau Seokchon juga terasa lebih lembab. Sepertinya hujan akan turun sebentar lagi. Sementara seorang pria masih sibuk berjalan kesana kemari sambil sesekali mengecek ponselnya. Sudah lebih dari dua jam ia berada di tempat itu. Namun, tidak ada yang dilakukan selain berusaha menelpon seseorang melalui benda kotak ditangannya.

Semakin lama sikapnya menjadi semakin gelisah. Pria itu menggigit bibir bawahnya seolah menahan kekhawatiran. Ia berusaha menekan pikiran negatif yang memaksa mendominasi kepalanya. Disaat ia sibuk dengan pikirannya, beberapa orang tampak berlari kecil meninggalkan kawasan tepian danau. Pria itu tidak terlalu menghiraukan diawal, hingga tiba-tiba hujan deras turun dan mengguyur daratan Seoul.

Tubuh pria itu langsung menegang. Derasnya hujan yang baru saja turun berhasil membuat tubuhnya basah kuyup hanya dalam hitungan detik. Ia mengepalkan kedua tangannya kencang. Nafasnya menjadi semakin tak beraturan. Ia ingin segera pergi dari tempat tersebut, namun langkahnya yang gontai membuatnya kesulitan untuk melakukan mobilitas.

Pria itu berjalan dengan sisa tenaga yang masih dimiliki sambil menutup kedua telinganya. Suara hujan tak lagi mendominasi pendengarannya. Justru yang ia rasakan sekarang hanyalah bunyi ngiangan yang semakin kencang di telinga.

Sekilas memory dari masa lalunya tiba-tiba muncul begitu saja.

"Yunhyeong-ah..." Suara Hanbin terdengar parau seiring bibirnya yang bergetar karena ketakutan. Trauma itu sepertinya muncul lagi. Tungkainya semakin lama semakin lemah. Sementara kepalanya yang sejak tadi bekerja sangat keras untuk menekan trauma itu agar tidak muncul, kini mulai terasa pening.

Tubuh atletis itu akhirnya tumbang setelah bertahan cukup lama dalam keadaan tersebut. Hanbin tak lagi merasakan pening ataupun ketakutan. Namun, ia kehilangan kesadaran sepenuhnya. Tubuhnya kini menjadi sasaran ribuan tetes hujan yang terus menghujam.

----------


Tanpa pikir panjang, Jisoo segera berjalan menyeberangi jalan raya begitu saja. Karena tidak bisa fokus, akhirnya ia menyebrang tanpa melihat kanan kiri. Hal itu membuat orang yang tadi menyapanya mendadak khawatir. Ia mengikuti langkah gadis itu, hingga...








BRRUUUKKKKKK









Tubuh itu terkapar tak berdaya di tengah jalan. Darah segar mengalir deras dari kepalanya. Terus mengalir hingga membasahi aspal jalanan. Orang-orang yang tadinya berlalu lalang di trotoar segera berlari mendekati sosok yang sudah mulai tak sadarkan diri tersebut.

Dengan tubuh gemetar, seseorang berusaha bangun dari aspal.  Tadi ia merasa seseorang mendorong punggungnya sangat kuat, hingga ia terpental dan terjatuh di pinggir jalan. Perlahan ia ikut mendekati tubuh orang tadi. Cairan bening mulai keluar dari pelupuk matanya dan mengalir membasahi kedua pipi. Bibirnya ikut bergetar karena ketakutan. Ia melihat dengan jelas cairan merah itu mengalir dari kepala orang yang mendorongnya tadi.

✔ STAYحيث تعيش القصص. اكتشف الآن