040

245 44 12
                                    


Apakah ada yang menunggu kelanjutan ff ini?

Maaf baru bisa update lagi...

Semoga ketidakjelasan cerita ini bisa menghibur hehe...

Happy reading 😊




Hanbin duduk berjongkok di samping kursi roda sambil menundukkan kepalanya. Tangan kekarnya menggenggam erat tangan milik seorang gadis yang sekarang tengah duduk di atas kursi roda tersebut. Ia bisa melihat Jisoo menengadahkan wajahnya ke atas langit sambil memejamkan mata. Wajah gadis itu tampak tenang dan damai, membuat Hanbin terdiam dan sibuk dalam pikirannya sendiri. Cukup lama Jisoo terdiam dalam posisi yang sama. Pria itu kembali terpikir apa jadinya jika ia sampai kehilangan gadis dihadapannya sekarang.


Flashback On

"Bin, jangan gila. Apa yang mau kau lakukan?" teriak Yunhyeong dari balik kaca jendela mobil Hanbin. Wajah pria itu menyiratkan kekhawatiran. Sementara Hanbin justru tampak acuh dan bersikap masa bodoh saat ini. Ia sama sekali tak peduli dengan hal lain disekitarnya.

Mata Hanbin menggelap seiring gejolak emosi yang semakin lama semakin menguasai dirinya. Sebuah hal besar baru saja datang seperti badai. Kehidupan yang awalnya terlihat sangat indah baginya, kini mendadak berubah menjadi hitam putih. Keluarga yang sejak awal menjadi pondasi kuat dalam hidupnya, seolah digempur begitu saja hanya dengan sebuah kata. Perceraian.

Hal itu tak pernah sekalipun terlintas dalam benaknya. Ayah dan ibunya adalah sosok yang paling Hanbin bangga-banggakan di dunia. Sejak lahir hingga usianya yang kini menginjak 18 tahun, kehidupannya berjalan sangat lancar berkat keharmonisan keluarga. Hal itulah yang membuat Hanbin tak habis pikir dengan kedua orang tuanya.

Kenapa tiba-tiba dalam waktu semalam, semua kehidupannya selama 18 tahun ini seolah hanya menjadi mimpi indah. Dan sekarang ia dipaksa bangun untuk menghadapi kenyataan. Ia masih tak mengerti, alasan macam apa yang membuat kedua orang tuanya mengambil keputusan beresiko seperti itu.

"Hanbin, kau sudah siap?" tanya seorang pria berpakaian hitam yang kini berdiri tepat disamping Yunhyeong. Hanbin menoleh dan mengangguk dengan wajah datar. Pandangannya benar-benar sudah diselimuti kabut hitam.

"Bin, hentikan semua ini. Kita bisa membicarakan semuanya baik-baik dengan paman dan bibi. Jangan bersikap kekanak-kanakan seperti ini." Yunhyeong terus berusaha meyakinkan Hanbin untuk menghentikan kegilaannya. Namun, responnya masih sama saja.

"OK, kita akan mulai dalam lima menit." ucap pria berpakaian hitam tapi pada Hanbin.

Yunhyeong menjambak rambut dan membuang nafas dengan kasar. Wajahnya terlihat semakin pucat melihat kegilaan Hanbin yang tiba-tiba ingin mengikuti balapan mobil. Seumur hidup mereka bersahabat, ia tak pernah melihat pria itu melakukan balapan. Hanbin bukanlah tipe pria badboy, meskipun wajahnya demikian. Ia bukan tipe anak nakal dan selalu menurut pada orang tua. Ini sudah benar-benar diluar nalar seorang Kim Hanbin.

"Baiklah jika itu maumu." ucap Yunhyeong mengalah. Melarang Hanbin yang sudah diselimuti kabut hitam seperti ini hanya akan sia-sia. Akhirnya ia melangkah pergi menjauhi kaca jendela mobil Hanbin. Sekilas Hanbin melirik kea rah Yunhyeong kemudian menghela nafas berat.

✔ STAYWhere stories live. Discover now