1 : Anak baru

8.1K 344 16
                                    

Medan, 29 Juli 2019

"Ini gimana caranya woy?!" desakku

"Ah lu geblek bener dah, dipake ngapa tuh otak jangan dipajang doang," balas Lail

Seperti itulah Lail atau Laila, teman yang selalu menjadi sasaran menyontekku. Bukan tanpa alasan, ia adalah teman dekatku yang paling pintar.

Di kelasku, aku tak banyak dekat dengan orang-orang. Bukannya aku nolep, atau si cupu yang dijauhi teman sekelas pada umumnya. Tapi justru sifat frontalku yang membuatku dan beberapa temanku membentengi keakraban.

Seolah bukan teman sekelas ketika tak sengaja bertemu di jalan atau dimana pun. Mereka pun seperti enggan untuk sekedar menegurku. Dan aku pun begitu, terlalu menganggap mereka bukanlah hal yang penting.

Seperti kemarin, ada kesalahpahaman antara satu kubu dengan kubu lain di kelasku. Ya, di kelasku kami bermain dengan masing-masing kubu.

Kami bermain dengan sandiwara, membuat semua orang-orang dari kelas lain menganggap seolah kami adalah satu bukan perpecahan. Kenyataannya sekarang adalah kami berhasil bermain peran.

Saat kegiatan belajar mengajar di kelas, kami tetap berbincang mengenai tugas. Namun tak jarang kami tertawa bersama, tertawa pada satu lelucon namun tetap tertawa bersama kubu masing-masing.

"Pinjem punya lo aja deh, pak Ihsan udah ngeliatin gue," desakku lagi

Lail menatapku malas dan mau tak mau ia menerima saja ketika bukunya aku ambil. Kemudian aku berjalan ke depan kelas, mengambil spidol yang terletak di meja guru. Dan mengambil ancang-ancang untuk mengerjakan soal matematika yang diberikan, ralat menyalin jawaban Lail di papan putih.

Setelah selesai menyalin semuanya dan dirasa sudah cukup aku menghadap ke Lail, tersenyum jahil padanya. Ia memutar bola matanya ke kanan, dengan bibir yang ia buat setipis mungkin.

Aku menutup spidol yang kupegang dengan angkuh kemudian berjalan ke arah bangku dengan dagu yang sedikit kuangkat. Kemudian aku tertawa saat aku sampai di bangku, terutama pada Lail yang duduk di depanku.

Dan lagi, aku tak mendengar penjelasan selanjutnya dari guru kaku itu. Kini aku kembali sibuk dengan ponselku. Membuka aplikasi instagram hanya untuk melihat tagar mukbang.

Tiba-tiba saja guruku bangkit dari duduknya. Membuatku yang sedang asik sedikit tersentak dan dengan reflek menyembunyikan ponsel.

"Saya mau ke toilet dulu, jangan ada yang keluar kelas sebelum saya kembali."

Pak Ihsan melenggang pergi dan ketika kepala botaknya sudah tak terlihat di ambang pintu..

"Huwahhhhh"

Aku bangkit berdiri sambil meregangkan otot-ototku. Semua mata mengarah padaku membuatku menaikkan alis.

"Apa? Apa? Ngapa lu pada?"

Ada yang menggelengkan kepalanya, ada yang membuang pandangannya, ada yang mengumpat. Yang aku pikirkan hanya 'bodoamat'

Masih dalam posisi berdiriku, mataku tak sengaja menangkap sesuatu yang begitu asing. Dari balik jendela kelasku yang kacanya sudah berdebu ini aku melihat seseorang. Seorang yang sangat asing di mataku apalagi hatiku.

Salah, bukan seseorang tapi dua orang. Namun satunya tak kupedulikan, beliau guru yang juga menyebalkan di sekolah. Beliau adalah satu-satunya guru yang ketika memimpin doa saat upacara bisa sama lamanya dengan seorang penyanyi bernyanyi lagunya satu album. Alias lama banget, bisa kelar Firaun tobat.

Satunya, mengenakan seragam putih abu-abu namun sedikit berbeda dengan standar seragam sekolahku. Sekolah Bima Sakti.

Ia terlihat maskulin dan err.. terlihat bad.

Pastinya ia akan menjadi pujaan siswi alay yang kebanyakan menelan cerita teenfict. Tampang seorang playboy sangat terlihat jelas dan sangat jelas di mataku. Tapi entahlah, aku bukan cenayang.

"Guys liat sini, ada anak baru cakep," ucapku membuat semua siswi berdiri dari bangkunya. Tak hanya siswi, beberapa siswa kelasku pun ikut berdiri.

Kami sama-sama melihat si kacamata itu berjalan beriring dengan si guru menyebalkan. Ya, pria berkacamata.


Hi guys! Ini cerita aku yang baru, semoga seneng yak :) ini cerita yang menurut aku sulit karna ini kisah nyata dan aku harus ngumpulin dan ngerangkum semua penggalan-penggalan cerita yang aku dapat atau aku denger. SO ENJOY!!

Judulnya emang Bandung tapi jangan ngeburu dengan pertanyaan "Bandungnya mana?"
Kalian bakal ngerasain suasana Bandung maybe, dan tunggu aja dah entar bakal ada.

Pencet bintang disini
👇

Kamu dan BandungWhere stories live. Discover now