47 : Malam tahun baru

310 25 6
                                    

Sudah sembilan hari sejak hari bagi rapot kemarin. Sekarang-sekarang ini benar-benar menghabiskan hari liburanku dengan bersantai di rumah. Alasan kenapa aku tidak pergi berlibur, memangnya mau liburan kemana?

Bibiku sedang tak disini. Aku hanya berdua dengan bang Julian di rumah. Entah kesibukan apa yang membuat bibi tak kesini. Ya sebenarnya kakak sepupuku baru saja kesini hari minggu kemarin. Dan benar-benar hanya sebentar. Selepas dari itu aku kembali merasa kesepian.

Belum lagi bang Julian yang sibuk dengan duniannya sendiri. Bang Julian lebih banyak mengurung di kamarnya sambil bermain game online. Sekali-kali dia keluar hanya untuk makan dan buang air.

Mau tidak mau aku harus bisa menerima ini. Memang rasanya harus aku sendiri lah yang membuat liburanku menjadi berkesan. Walau pun hanya sekedar membuka sosial media. Setidaknya ini membuatku sedikit terhibur.

Dan malam ini tanggal 31 Desember 2019. Tepatnya ini adalah malam tahun baru terbiasa yang baru aku rasakan. Karena satu tahun yang lalu aku masih merasakan kehangatan walau pun sedikit. Dan malam ini, benar-benar menjadi yang pertama kalinya, dan aku rasa tahun selanjutnya akan sama seperti ini atau bahkan lebih buruk.

Malam ini tak ada kembang api, tak ada perayaan hangat bersama keluarga, tak ada kumpul di ruang keluarga sambil mengucapkan "Selamat Tahun Baru!". Disini hanya ada aku yang sibuk bermain ponsel dan bang Julian yang menonton televisi. Tapi ini sebenarnya sebuah kemajuan, bang Julian setidaknya tak mengurung dirinya di kamar.

Untuk mengisi malam tahun baruku aku memutuskan untuk memasak saja. Aku berjalan ke arah kulkas untuk melihat ada bahan masakan apa saja yang bisa aku olah. Dan sepertinya aku sedang sial, tak ada bahan mentah apa pun di kulkas. Sepertinya aku lupa belanja untuk keperluan dapur.

"Hmm.." Aku bergumam sambil masih melihat isi kulkas.

Tapi tunggu dulu, di kulkas ada cabai, bawang, kemiri dan beberapa bumbu dapur. Nasi sepertinya banyak. Aku memutuskan untuk memasak nasi goreng saja. Lagian ini adalah masakan yang sangat mudah.

Aku menyiapkan segala bahan yang kuperlukan untuk memasak. Aku juga sudah menyendok nasi dari penanak nasi dan menaruhnya di baskom kecil. Ya aku memutuskan memasak untuk bang Julian juga.

Aku mengupas kulit bawang dan mengambil beberapa cabai. Aku membiarkannya dialiri oleh air yang mengalir dari keran wastafel. Setelah kupastikan bersih, aku mulai memasukkannya ke dalam blender. Malas sekali aku menggunakan ulekan, karena pasti juga akan memakan waktu.

Setelah bumbu selesai, aku menumisnya serta menambahkan sedikit pelengkap seperti telur dan daun bawang. Lalu aku memasukkan nasi dan mengaduknya sampai tercampur. Aku menambahkan kecap asin dan kecap manis serta menambahkan sedikit lada agar menambah cita rasa pedas.

Dan tak lama, nasi gorengku telah siap. Ini saatnya makan. Aku menyendoknya ke dalam dua piring lalu menyerahkan satu piring ke bang Julian. Bang Julian kelihatan senang dan menyambutnya.

Lalu kami menonton televisi sambil makan. Aku rasa ini saja cukup untuk melengkapi malam tahun baruku.

Sekitar pukul 20.30 aku dan bang Julian selesai makan. Tadi aku sempat mengobrol dengannya. Dan sekarang bang Julian kembali masuk ke kamarnya untuk bermain game. Aku membiarkannya saja, lagi pula aku mau kembali bermain ponsel.

Aku duduk di ruang keluarga sambil bermain ponsel. Ternyata ada pesan dari Alfa sedari tadi.

Alfa : udh makan?

Jejen : ini baru selesai makan. Kamu?

Alfa : aku udh jg hehe. Malam taun baru ini ga kemana2?

Kamu dan BandungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang