15 : Alasan

444 51 3
                                    

Tin tin

Aku langsung menghentikan kegiatan lompat melompatku ketika mendengar suara klakson dari luar rumah. Aku berjalan keluar kamar lalu mengintip dari jendela. Sate padang sudah sampai, hm maksudnya Alfa datang.

Aku melirik kamar bang Julian, kuharap ia tak keluar dari kamar. Kemudian aku membuka pintu dengan hati-hati agar tak menimbulkan kebisingan. Aku takut bang Julian curiga.

Aku berjalan ke arah gerbang, Alfa masih duduk di atas motornya. Lalu Alfa turun dan menyerahkan bungkusan melalui cela gerbang. Aku menerimanya sambil menyengir, dan aku tak membuka gerbang sama sekali. Aku juga berjaga-jaga sambil melirik ke dalam rumah takut bang Julian melihat.

"Yaudah makasih ya makasih," ucapku terburu-buru

"Iya yaudah aku balik, langsung dimakan ya," balasnya

"Itu pasti," ucapku sambil lagi-lagi menyengir

Alfa naik ke atas motornya dan mulai menyalakan mesin. "Aku pulang yaa," pamitnya sebelum tancap gas. Aku membalasnya dengan mengangguk.

Aku berjalan masuk ke dalam rumah, menutup pintu dengan pelan kemudian ketika berbalik..

"Dianterin apa sama cowo lo?"

Aku terkejut setengah mati melihat bang Julian yang tiba-tiba muncul. Aku berusaha menetralkan keterkejutanku dan menarik napas panjang sebelum bicara.

"Sate padang, gue yang minta beliin tadi karna kebetulan dia lagi di luar. Gue bayar kok tadi," alibiku

"Btw dia bukan cowo gue anying, asal jeplak aja lo," lanjutku tak terima

"Gue tau dia, anak baru di sekolah kan?" tanya bang Julian

"Iyaaa. Banyak tanya lo, dahlah gue mau makan sate," ucapku lalu berjalan menuju dapur untuk mengambil piring dan sendok.

Aku membawa piring dan sendok serta sateku ke dalam kamar. Aku duduk di pinggir kasur lalu meletakkan semuanya di kasur. Aku meraih ponselku dan mulai mengetik.

Jejen : makasi ya satenya hehe

Belum ada balasan apapun, ia pasti masih di jalan. Aku melemparkan asal ponselku di kasur lalu meraih bungkusanku.

Dan makan...

***

Drrrttt drttt

Ponselku bergetar, ada panggilan masuk. Ternyata dari Alfa. Tanpa ba-bi-bu aku menggeser layar ponselku dan terdengar suara dari seberang sana.

"Halo"

"Iya, ada apa?"

"Halo"

"Etdah lo ngapa nying?"

"Hahaha, aku cuma pengen denger suara kamu aja. Oh iya, gimana satenya? Enak?"

"Enak dong, sate mah enak semua"

"Maaf ya baru bales, kerjaan rumah banyak tadi"

"Iya gapapa"

"Hmm, aku mau nanya dong. Kamu tau dari mana soal Viola?"

"Viola pacar lo itu? Ya ada deh. Lo tuh kenapa sih udah punya pacar tapi gangguin cewe lain?"

"Sebelumnya aku deket doang sama dia, sampai akhirnya dia bilang kalo dia nyaman sama aku. Terus aku bilang jalanin aja dulu. Aku cuma cari temen disini, ga gangguin kok"

"Ohhh, ga penting sih alesan lo pacaran sama dia buat gue. Gue cuma mau ingetin lagi aja, lo harus inget kalo ada hati yang harus lo jaga disana. Btw lo pindahan dari mana sih? Kok bisa pindah kesini?"

"Aku dari Bandung. Kamu beneran mau tau alesan aku pindah kesini?"

"Iyalah. Btw lo dari Bandung ya? Wahhhh gue suka banget sama kota itu. Bandung kota yang romantis. Rencananya setelah gue selesai kuliah gue mau menetap di Bandung, memulai kehidupan gue disitu. Gue udah ngebayangin sih dari lama"

"Oh ya? Setelah aku lulus SMA aku bakal balik ke Bandung. Nanti pas kamu kesana, aku bakal bawa kamu keliling kota Bandung. Aku bakal tunjukin indahnya kota Bandung"

"Wah beneran? Boleh sih boleh. Ya kalo Tuhan ijinin kita masih bisa bareng sampai saat itu"

"Aku rasa sih harus. Hmm jadi mau tau alesan gue pindah kesini?"

"Oh iya lupa gue, keasikan ngomongin Bandung sih. Yauda yauda, alesannya?"

"Aku dikeluarin dari sekolah lama. Disana aku bandel, sampai akhirnya tanteku nyuruh aku kesini buat dididik katanya. Aku nolak tapi tetep dipaksa, jadi mau ga mau aku harus kesini"

"Dikeluarin karna apaan?"

"Alesannya lucu hahaha, gue nonjok guru"

"Hah? Seriusan? Lah kok bisa sih, badung banget lo disana"

"Hahaha ya gitulah, akhirnya aku kesini dan ketemu sama kamu"

***

Aku pergi ke sekolah seperti biasa, menaiki ojek online. Di jalan aku melihat ada pesan masuk dari Alfa.

Kang Tipu : udah sampe sekolah?

Jejen : di jln

Kang Tipu : aku tunggu di parkiran

Ck apaan ini. Sebenarnya aku malas menemuinya di parkiran, tapi ya sudah aku mengiyakan saja. Sebenarnya aku benci melihat tatapan-tatapan dari siswa siswi sekolahku ketika aku bersama dengan Alfa. Kenapa sih mereka melihatku seolah aku ini jalang?

Jangan lupa vote!

Pencet bintang disini
👇

Kamu dan BandungOnde histórias criam vida. Descubra agora