19 : Dia everywhere

391 43 0
                                    

Acara hari ini sudah selesai. Siswa-siswinya sudah diperbolehkan pulang ke rumah masing-masing. Aku berencana pulang bersama Moza. Sekarang ini, kami sedang duduk di pinggiran selokan sebelah sekolahku. Aku menggantungkan kakiku ke dalam parit. Untungnya parit ini sedang kering tak ada air.

Aku dan Moza malas untuk pulang langsung ke rumah, jadi kami memutuskan untuk duduk disini sebentar. Moza tak ikut duduk, ia berdiri. Tiba-tiba aku melihat Alfa keluar dari gerbang sekolah. Aku sedikit menyembunyikan tubuhku di balik pot bunga yang lumayan besar di sampingku.

"Semoga dia ga liat gue," ucapku pelan dan tak terdengar sama sekali oleh siapa pun.

Aku mengintip dari balik dedaunan. Sial, dia menoleh ke arah Moza yang tengah berdiri. Aku lupa ada Moza, lupa mengajaknya bersembunyi.

Aku menepuk jidatku dari balik sini. Aku melihat Alfa berjalan ke arah Moza. Dan setelah sampai, Alfa akhirnya juga melihatku di balik pot bunga. Aku melihatnya mengerutkan dahi sebelum akhirnya ikut duduk di sebelahku.

"Ngapain disini?" tanyanya

"Duduk lah," ucapku datar

"Yaelah tau, ngapain duduk disini?"

"Suka-suka gue dong," ucapku ketus

Kringg kringgg

Ponselnya berdering, Alfa segera mengangkat. Sebelumnya ia mengisyaratkanku untuk menunggu.

"Halo," ucap Alfa ke seberang sana

"..."

"Jemput gue cepet dah"

"..."

"Etdah, udah cepetan lo! Jemput gue sekarang di sekolah"

"..."

"Oke"

Alfa menurunkan tangannya kemudian menoleh padaku. "Ga pulang?"

"Iya ini mau pulang. Za, yuk pulang," ajakku pada Moza yang sedari tadi hanya diam menyaksikan.

Aku berdiri dan menepuk-nepuk bokongku yang sedikit kotor sehabis duduk. Aku membenarkan posisi tas ranselku. "Gue pulang duluan," pamitku

Aku dan Moza berjalan meninggalkan Alfa. Kami berjalan menuju tukang becak yang sedang mangkir di depan jalan itu. Kami naik ke becak, kami menuju rumahku dulu untuk mengantarku sebelum mengantar Moza, karena rumahku lebih dekat.

***

16 Agustus 2019

Di sekolahku sedang sibuk dengan kegiatan lomba dalam rangka menyambut hari kemerdekaan Indonesia. Aku tak mengikuti lomba apa pun tahun ini. Tak seperti tahun-tahun lalu, dulu aku sangat aktif menjadi perwakilan kelas dalam mengikuti lomba. Namun sekarang rasanya sudah malas untuk ikut yang seperti itu.

Di lapangan sekarang sedang ada pertandingan futsal antar kelas. Dan yang sekarang bertanding adalah kelasku dengan kelas sebelah.

Semua orang di kelasku yang tidak mengikuti lomba atau pun yang sedang menunggu giliran lomba lainnya sudah berdiri di depan kelas yang memang langsung berhadapan dengan lapangan. Kami yang perempuan sudah menyiapkan suara 8 oktaf untuk menyemangati teman-teman kami yang sedang berjuang. Sedangkan yang laki-laki sudah bersiap dengan beberapa ember dan galon, serta beberapa pemukul dari kayu.

Hingga akhirnya pertandingan dimulai, kami bersorak dengan sangat semangat agar teman-teman kami di lapangan bisa lebih semangat.

Kami bersorak gembira ketika tim kami mencetak gol. Begitu terus sampai akhirnya tim kelas kami memenangkan pertandingan.

Di pertandingan selanjutnya, tim kami dipertemukan dengan tim yang sebelumnya sudah menang melawan tim lain. Sayangnya, di pertandingan kali ini, tim kami mengalami kekalahan. Tapi kami tetap menyemangati teman-teman kami.

Teman-temanku yang tadi ikut bertanding masuk ke dalam kelas untuk beristirahat setelah lelah bermain tadi. Teman-temanku yang lain ikut masuk, untuk menyemangati mereka dan memberi minuman.

Namun aku tetap di sini, bedanya sekarang aku sudah duduk di pinggiran koridor kelasku. Aku menyaksikan perlombaan selanjutnya dengan fokus.

Drttt drttt

Alfa : kamu kenapa?

Jangan lupa vote!

Pencet bintang disini
👇

Kamu dan BandungWhere stories live. Discover now