36 : Malam biasa

339 38 0
                                    

"Mana ada ngaruhnya ini woy," ucapku sambil tertawa.

"Ada lah dikit, ya walaupun dikiiiiitttt doang," ucapnya juga ikut tertawa. Perlahan aku memelankan tawaku dan menarik napas panjang.

"Yuk masuk ke dalem, di luar dingin," ajak Alfa dan hanya kuangguki saja.

Kemudian aku dan Alfa berjalan masuk. Aku melihat Moza sedang berbaring di sofa sambil menonton sesuatu di ponsel. Aku yakin Moza sedang menonton Spongebob Squarepants, terdengar dari suara tawa nyaring khas kartun ini, kartun kesukaanku.

Aku langsung menghampiri Moza dan ikut menonton hingga melupakan Alfa. Aku begitu asik melihat Squidward yang selalu kesal dengan tingkah Spongebob dan Patrick.

"Jen minta handuk dong," ucap Alfa tiba-tiba.

"Ah iya lupa hehe, bentar," ucapku sambil beranjak dan mengambil handuk. Setelahnya aku langsung menyerahkan pada Alfa. Aku langsung menghampiri Moza lagi untuk melanjutkan kegiatan menontonku yang tertunda.

Tapi tiba-tiba saja aku merasakan hangat. Ternyata Alfa membentangkan dan mengalungiku dengan handuk tadi. Aku menoleh pada Alfa yang berdiri di belakangku.

"Aku minta handuk buat kamu," ucapnya

"Lah, aku mah gampang. Kamu gih pake biar ga kedinginan," balasku. Aku segera melepas handuk dan menyerahkannya pada Alfa.

Namun yang ada, Alfa malah langsung menarik tanganku dan menyuruhku menghadap ke arahnya. Ia langsung membentangkan handuk di rambutku. Dengan telaten ia mengeringkan rambutku menggunakan handuk. Aku hanya diam saja dan pasrah.

Setelah selesai, aku kembali menyerahkan hamduk pada Alfa. Dan ia langsung menerimanya, Alfa juga mengeringkan rambutnya.

"Ekhem, disini masih ada orang yuhuu," ucap Moza tiba-tiba. Aku hanya tertawa saja menanggapinya.

***

Selasa, 19 November 2019

Pagi ini aku merasa dunia sangat biasa saja. Entahlah apa yang membuatku begini, aku seperti malas untuk bersekolah. Apalagi hari ini adalah hari dimana semua pelajaran yang tak aku sukai berkumpul menjadi satu.

Aku memasuki kelas dengan malas, melewati ambang kelas dan melihat seisi kelas dengan datar. Aku berjalan menuju meja ku yang sudah ada Moza. Aku mendaratkan bokongku dan melepas tas ranselku dan membiarkannya di atas meja.

"Jen, kantin yuk," ajak Discha dari depanku

"Yuk ah, laper juga gue." Akhirnya aku mengangguk setelah berpikir sebentar. Kemudian aku dan Discha berjalan keluar dari kelas. Untungnya guruku belum masuk jadi aku masih bisa pergi ke kantin.

Tak lama aku dan Discha sampai di Kantin. Namun aku melihat beberapa siswa tengah duduk di sudut kantin, ada Alfa. Tapi aku biarkan saja, aku sedang malas dengan siapa pun.

Alfa juga tidak mengirim pesan apa pun dari kemarin, hingga hari ini juga masih tetap tidak ada pesan darinya. Aku sempat berpikir, apakah aku melakukan kesalahan.

"Cepetan lo! Gue nunggu di luar kantin yak," ucapku pada Discha. Sebenarnya aku malas jika terlalu lama ada di tempat itu.

Discha akhirnya telah selesai membeli beberapa makanan ringan. Tadi aku sudah membeli roti duluan. Aku mengajak Discha untuk cepat berjalan menuju kelas.

***

Sekarang adalah jam istirahat, aku memutuskan untuk tidak ke kantin karena tadi sudah membeli beberapa makanan untuk kumakan sekarang ini.

"Guys, temenin gue anter buku ini dong," ajak Discha pada kami

"Buku apaan?" tanya Moza

"Buku Matematika kelas 10, tadi gue minjem abisnya ada soal yang materinya tuh materi kelas 10," jawab Discha

"Ke kelas mana emang?" tanyaku

"10 IPS 3, ayo dong temenin," pinta Discha.

10 IPS 3, kelas yang letaknya di lantai dua. Berada tepat di sebelah kelas 11 IPA 4, kelas Alfa.

Jangan lupa vote!

_____________________________________________

Ceritanya sudah jauh sampai ke titik ini. Maaf buat orang-orang yang saya singgung disini, siapa pun itu. Maaf jika saya lancang menulis ini, saya hanya menceritakan kisah seseorang dan kalian orang-orang pendukung disini. Terimakasih.

Pencet bintang disini
👇


Kamu dan BandungWhere stories live. Discover now