13 : Ngobrol

498 63 0
                                    

Ini adalah hari ketiga kasus Alfa di BP, entahlah kenapa bisa selama ini. Sekarang adalah jam pelajaran terakhir di sekolah sebelum pulang, matematika. Ini adalah pelajaran yang sangat membosankan apalagi ditambah dengan guru yang juga sangat membosankan, beliau mengajar terlalu serius sampai-sampai kami tak diperbolehkan bicara di kelas.

Aku memutuskan untuk membuka ponselku ketika bu Mira sedang duduk di bangkunya. Tentunya aku membuka dengan sembunyi-sembunyi pasalnya kami tak diperbolehkan memainkan ponsel ketika jam pelajaran berlangsung. Tapi memang kami saja yang bebal, tetap melanggar aturan yang dibuat.

Aku membuka aplikasi whatsapp ku dan melihat ada pesan dari 'Kang Tipu'.

Kang tipu : jen, bosen nih

Kang tipu : aku pengen ngobrol sama kamu

Kang tipu : kamu bisa keluar kls ga?

Aku terkejut ketika membaca pesan itu, pasalnya dia mengajakku mengobrol di luar kelas saat jam pelajaran, ditambah guru yang sedang mengajar di kelas bukan guru yang ramah dan asik.

Jejen : gila guru gue galak

Kang tipu : tp aku pengen ngobrol:(

Jejen : ish permisiin dah, pinter2 lo aja

Aku menatap bu Mira yang sedang mengawasi kami semua, membuatku langsung menyimpan ponsel di laci. Matanya seolah menyelidik entah dengan tujuan apa. Beliau memberi kami soal yang harus kami selesaikan sekarang juga. Yang aku lakukan hanya menunggu Lail mengerjakan lalu menyalin jawabannya di bukuku.

Lail sudah terbiasa dengan ini, ia juga terlihat tak keberatan sekarang.

Tok tok

Ada suara ketukan di pintu kelasku, sekarang aku tengah duduk menyandar pada dinding pinggir kelas jadi aku sedikit sulit melihat ke arah pintu. Tapi sepuluh detik kemudian beberapa teman sekelasku kompak memandang ke arahku, tentunya membuatku mengernyitkan dahi.

"Yang mana namanya Jenbin?" tanya bu Mira tiba-tiba membuatku terkejut. Dengan ragu aku mengangkat tanganku ke atas mengajukan diri bahwa aku ialah orang yang ia cari.

"Ada yang mau bertemu, silahkan," ucap bu Mira terlihat ketus. Percayalah nada bicara beliau memang seperti ini.

Aku dengan pelan mengangguk dan berjalan keluar kelas. Aku sudah melihat Alfa di depan kelasku. Aku memilih berjalan agak menjauh dari kelas dan Alfa hanya mengikutiku saja.

"Mau ngomong apa emangnya?" tanyaku tanpa basa-basi

"Ga, aku bosen aja di dalem BP. Aku juga lagi nunggu Paman aku dateng," ucapnya dan hanya kuberi anggukan

"Muka guru kamu serem banget," lanjutnya tiba-tiba dan seketika itu juga aku tertawa.

"Baru tau lo ya, serem emang," ucapku masih sambil tertawa

"Ehh agak sinian dikit lo, entar keliatan sama guru lain lagi," ucapku membuatnya mengerutkan dahi.

Aku mengerti yang ia maksudkan, aku segera menjawab. "Gue kan ga ikut pelajaran sekarang, entar guru lain ngira gue cabut lagi."

Alfa mengangguk paham lalu berjalan sedikit untuk menghindari jangkauan guru-guru. Kami sekarang berdiri di balik tembok sambil mengedarkan pandangan takut jika ada yang melihat. Entahlah jika Alfa pun begitu, tapi yang pasti aku sangat berjaga-jaga sekarang.

"Ekhem, itu tali sepatunya belum diiket," ujar Alfa tiba-tiba dan membuatku refleks menolehkan pandanganku sepenuhnya ke arah sepatuku. Ternyata benar, tali sepatu kananku terlepas.

Aku mengangguk lalu berjongkok dan mengikat kembali tali sepatuku. Selanjutnya aku tak langsung berdiri, aku tetap jongkok. Sepertinya aku sudah merasa pegal karena berdiri.

Cukup lama aku berjongkok membuat Alfa tersadar. "Ngapain jongkok gitu?" tanyanya

"Pegel elah. Oh iya, fungsi gue disini apaan yak?"

"Nemenin aku lah," ucapnya sambil tertawa

Aku memutar bola mataku malas sambil tersenyum miring dan itu membuatnya semakin tertawa. Tak lama, ia menerima telpon dari seseorang.

"Kamu tunggu disini ya, bentar doang," pamitmya lalu pergi

"Lah ditinggal sendiri anjir," ucapku pada diriku sendiri. Aku bingung harus melakukan apa sendirian di sini.

Lima menit berlalu, aku melihat ada beberapa guru yang sedang berjalan mengarah pada tempatku berjongkok. Seketika aku panik dan bingung harus apa.

"Ayo berpikir Jen," ucapku menenangkan diri

Kuputuskan untuk berjalan saja ke kelasku, itu pastinya akan melewati beberapa guru itu. Baiklah aku harus bersandiwara sedikit.

"Hey nak, kenapa kamu berada di luar kelas?" tanya salah satu guru itu ketika kami berpapasan.

Aku menghela napasku sebentar lalu tersenyum. "A-abis anter buku ke kelas yang di belakang itu Pak," ucapku sedikit gugup

Guru itu mengangguk lalu kembali berjalan dan aku melega sekarang. Lebih baik aku kembali ke kelas, daripada aku harus berbohong terus seperti tadi jika bertemu guru, hanya menambah dosaku saja.

Aku terus berjalan ke arah kelasku yang harus melewati ruang BP. Aku melihat Alfa di depan ruang BP sedang menerima telpon dengan serius. Hingga akhirnya aku berjalan mendekat ke arahnya. Ia sedang tak melihat kesini, posisinya membelakangiku. Aku berhenti tepat di belakang punggung Alfa kemudian berbisik.

"Gue duluan ke kelas," bisikku terburu-buru lalu kembali berjalan tentunya dengan langkah yang cukup cepat.

Aku tak memperdulikan Alfa yang sedikit terkejut. Aku sempat menoleh ke arahnya ketika sudah agak jauh, ia terlihat melambaikan tangannya membuatku menggelengkan kepala.

Jangan lupa vote!

Pencet bintang disini
👇

Kamu dan BandungWhere stories live. Discover now