24 : Pulang

329 42 0
                                    

"Hey ayo bangun," ucap Alfa padaku

"Iya Jen, bu Tumarni udah mau masuk," ucap Moza menimpal

Akhirnya aku bangkit dan duduk di kursi sambil menyandarkan kepalaku. Aku merasa semakin pusing sekarang. Aku melihat Alfa yang masih setia berdiri di depan mejaku. Aku menghela napasku.

"Lo balik sana," ucapku

"Gapapa kan?"

Aku mengangguk mantap memastikan bahawa aku baik-baik saja. Namun tiba-tiba saja Alfa menarik tangan kiriku dan mengambil sebuah pulpen yang terletak di atas meja. Ia menulis sesuatu di telapak tanganku.

"Aku balik ke kelas ya, lekas sembuh," ucapnya sambil tersenyum. Kemudian ia berjalan keluar kelas. Aku melihat tulisan apa yang ditulis olehnya.

Gws Jejen:)
-Al

"Cieeee..."

Aku terkejut, Moza tiba-tiba saja bersorak di telingaku. Ternyata ia juga ikut membacanya tadi. Aku memandangnya datar, ia menyengir.

Tak lama bu Tumarni masuk, memulai pelajaran. Moza meminta ijin ke beliau aku tak bisa mengikuti pelajaran, Moza meminta ijin untuk membiarkanku tidur. Padahal aku sudah melarangnya. Dan sekarang aku hanya disuruh untuk tidur. Sebenarnya bagus, tapi aku merasa tidak enak saja.

Sepanjang pelajaran aku habiskan dengan tertidur. Hingga tak sadar sudah saat jam pulang. Moza membangungkanku, aku mengucek mataku dan melihat sekeliling. Guruku sudah keluar kelas, dan beberapa siswa juga sudah ada yang keluar kelas.

Moza membereskan buku-bukunya dan memasukkannya ke dalam tas. Tadi bukuku tak aku keluarkan, jadi aku tak perlu membereskan apa-apa. Selesai membereskan miliknya, Moza berjalan untuk mengambil sapu yang berada di balik pintu. Sekarang adalah jadwal piket aku dan Moza. Tapi aku meminta ijin untuk tak piket hari ini, karna aku merasa sulit berdiri untuk waktu yang lama. Untungnya Moza memakluminya dan ia dibantu oleh Lail. Aku senang memiliki mereka, sungguh.

Aku memilih untuk tetap duduk saja sambil menunggu piket selesai. Tiba-tiba Alfa masuk dan langsung menghampiriku.

"Masih pusing?" tanyanya ketika sampai di hadapanku. Aku hanya bisa mengangguk pelan.

"Kenapa belum pulang? Kamu harus cepat-cepat istirahat," ucapnya

"Nunggu Moza," jawabku. Alfa terdiam sebentar.

"Hari ini pulang sama aku ya," ajaknya. Aku menatapnya bingung saat ia tiba-tiba memanggil Moza.

"Jenbin pulang sama gue ya," pintanya

"Oh yaudah gapapa," jawab Moza mengangguk.

Alfa langsung mengambil tasku dan menentengnya. Melihat itu, aku langsung mengambil kembali tasku, aku tak mau merepotkan orang lebih banyak.

Aku berdiri dan melihat Moza serta Lail yang masih menyapu. Aku tersenyum lemah.

"Guys gue pulang duluan ya. Sorry banget jadi bikin repot lo pada," ucapku

"Yaelah, santai aja kali. Kita ngerti kok kondisi lo sekarang," balas Lail

Aku tersenyum mengangguk kemudian berjalan keluar kelas dan diikuti oleh Alfa. Aku berjalan pelan, karna rasanya sekarang aku benar-benar pusing. Tubuhku juga sangat tidak enak sekarang.

"Naik becak ya?" ucap Alfa. Entahlah aku tak tau itu perintah atau permintaan. Tapi aku tetap menganggukinnya saja.

Aku segera masuk ke dalam becak, tanpa kuduga Alfa ikut bersamaku. Aku sempat meliriknya yang duduk di sampingku tapi aku tak banyak berbicara, aku biarkan saja. Setelah aku memberitau alamatku akhirnya becak kami jalan.

Angin yang berhembus dari arah depanku membuat rokku sedikit tersingkap. Aku harus menahannya dengan tanganku agar rokku makin tak tersingkap. Aku juga sambil menyandarkan kepalaku.

Aku melirik ke samping, Alfa sekarang sedikit gusar dengan entahlah. Dia melepas tas ranselnya dan meletakkannya di bawah.

Jangan lupa vote!

Pencet bintang disini
👇

Kamu dan BandungWhere stories live. Discover now