25 : Sakit II

321 38 0
                                    

Kemudian aku mengalihkan pandanganku dan memilih untuk memejamkan mataku. Aku tak peduli dengan kebisingan yang dilakukan Alfa di sebelahku.

Namun tiba-tiba saja aku merasa pahaku menghangat. Aku membuka mataku dan melihat sudah ada seragam di atas pahaku. Itu seragam Alfa.

"Makasih Al," ucapku

Dia menoleh dan tersenyum. Kami melanjutkan perjalanan hingga akhirnya kami sampai di rumahku. Alfa turun terlebih dahulu, kemudian aku.

"Kamu masuk gih, aku langsung pulang gapapa ya," ucapnya lembut.

Aku mengangguk dan membuka pintu gerbang. Kemudian aku masuk dan berdiri sebentar sambil melihat Alfa dari cela gerbang.

Alfa masuk ke dalam becak tadi, sebelumnya ia melambaikan tangannya padaku dan langsung kubalas. Kemudian selanjutnya becaknya pergi menjauh, aku langsung berjalan masuk ke dalam rumah.

Aku membuka sepatuku dan membiarkannya asal di depan pintu. Aku langsung berjalan masuk ke kamarku dan membaringkan tubuhku. Aku merasa badanku semakin tidak enak, ditambah dengan pusing yang malah semakin parah. Akhirnya aku tertidur dengan masih memakai seragam sekolah.

Hingga sampai akhirnya aku terbangun di pukul 19.17 WIB. Aku terkejut karena sudah tertidur selama ini, dan masih memakai seragam sekolah.

Aku memutuskan untuk duduk dan..

"Sshhh.."

Aku meringis sakit di kepalaku, mungkin ini kelamaan tidur. Sekarang aku merasa kedinginan sampai menggigil. Bawah bibirku bergetar, keringat bercucuran. Aneh rasanya.

Aku memaksa diri untuk berdiri dan langsung mengganti pakaian. Aku memutuskan untuk tidak mandi karena aku juga kedinginan. Ditambah ini juga sudah malam. Jadi aku berjalan saja ke kamar mandi dan mencuci mukaku.

Setelah selesai aku langsung menuju dapur untuk mengambil piring. Aku mengisi piringku dengan nasi dan mengambil sepotong ikan tongkol balado. Rasanya aku ingin cepat-cepat berbaring sekarang. Tapi aku tetap harus makan.

"Errgghhuueekkk"

Aku melahap suapan pertamaku, pahit. Aku tak melanjutkan makanku. Aku memutuskan untuk membuat teh saja, agar tetap ada yang masuk di perutku. Aku memasukkan gula dengan ukuran seperti biasanya, tapi aku merasa teh ini tawar. Aku mencoba menambah lebih banyak gula. Ya, lumayan lah.

Aku meneguk habis tehku kemudian berjalan menuju tempat dimana kami menyimpan obat-obatan. Aku mengambil satu tablet paracetamol dan langsung memakannya. Aku meneguk air agar obatnya bisa masuk ke tubuhku.

"Kenapa lo?" tanya bang Julian.

Tiba-tiba saja bang Julian masuk ke dapur. Aku melihatnya sebentar dan kemudian kembali melanjutkan meminum minumanku.

"Pusing pala gue," jelasku

"Yaelah lemah banget sih lo," ejek bang Julian

"Diem lo! Gue lagi males berantem," tukasku tajam

Aku berjalan dan melewati bang Julian begitu saja. Aku masuk ke dalam kamarku dan langsung membaringkan tubuhku.

Aku meraih ponsel yang aku letakkan di nakas tadi. Aku membuka whatsapp sebentar, banyak pesan. Tapi aku langsung mematikan ponselku. Aku tak berniat bermain ponsel sekarang, aku meletakkannya kembali di atas nakas. Dan aku memejamkan mataku sampai akhirnya aku tertidur.

00.13 WIB

Aku terbangun karena merasakan nyeri di seluruh badanku. Napasku sangat tak teratur, aku merasa sesak. Tapi aku tak bisa bergerak banyak, semua badanku sakit sekali. Sampai akhirnya yang bisa kulakukan hanya menangis.

"Makkk.."

"Sakit.. sshh awww," lirihku

Aku tak berlebihan, ini rasanya benar-benar sakit sekali. Aku meriang, aku menekuk kakiku dan memeluknya untuk mengurangi rasa dingin. Anehnya keringat terus saja mengalir di badanku.

"Aku kenapa Tuhan?" lirihku lagi

Aku benar-benar sangat lemah sekarang. Badanku sakit seluruhnya. Aku terus saja menangis dan berdoa.

Aku terus seperti ini sampai akhirnya aku baru bisa tertidur sekitar jam 03.00 WIB.

***

Paginya aku bangun dan langsung duduk di tempat tidur. Kepalaku semakin pusing saat ini. Tak mungkin aku bersekolah dengan kondisi seperti ini, bisa-bisa hanya merepotkan orang lain saja.

"Lebih baik gue ga sekolah hari ini," gumamku

Jangan lupa vote!

Pencet bintang disini
👇

Kamu dan BandungWhere stories live. Discover now