10 : Kenyataan

578 70 1
                                    

Bohong ketika aku bilang bahwa aku baik-baik saja dijauhin oleh Nakula. Nyatanya aku menjadi sering kepikiran dan bahkan melalaikan kewajibanku. Aku bahkan masih sering memikirkan Nakula hingga sekarang. Tapi aku percaya jika memang ia orang yang Tuhan kirimkan, ia pasti kembali. Sekarang yang kulakukan hanyalah menjalankan takdirku.

Hingga akhirnya aku mencapai titik dimana aku ingin tau semuanya. Aku mencoba mencari tau soal Alfa. Yang pertama harus kulakukan adalah mencari instagram nya. Aku menggunakan kemampuan seorang FBI ku, dan akhirnya ketemu.

Aneh ketika aku membaca username akun itu. Sangat tidak nyambung dengan nama asli pria kacamata. Tapi tunggu dulu..

Ini akun privat. Kemudian aku beralih pada akun palsu yang selama ini kugunakan untuk memata-matai seseorang. Aku mengklik follow dan di acc beberapa jam kemudian.

Aku sibuk mengorek mencari semua hal yang kuperlukan. Dan aku akhirnya mengetahui suatu hal.

Alfa memiliki pacar.

Untungnya aku bisa mengetahui ini sekarang sebelum aku menaruh hati padanya. Memang dari awal aku tak pernah berpikiran ke arah itu, namun aku takut suatu saat aku benar-benar jatuh hati. Kubiarkan saja hal ini, aku pura-pura tidak tau saja.

***

Sekarang adalah jam pulang sekolah, aku masih duduk di bangku depan kelasku dengan Moza dan Yasa, yang lainnya sudah pulang duluan.

Tadi Alfa menghampiriku seperti biasa, sebelum akhirnya dia pamit pulang duluan karena sepupunya sudah menunggu. Dia juga sempat menawarkanku cokelat dingin, tapi lagi-lagi aku tolak dengan alibi yang sama seperti kemarin.

"Eh bokap gue udah di depan. Gue duluan yak, bye," pamit Moza kemudian ngebirit menuju gerbang. Disini tersisa aku dan Yasa, aku mengajaknya pulang dan ia mengangguk.

"Lo duluan aja dah, gue kebelet nih," ucapku pada Yasa.

"Etdah, yauda dah. Lo pulang naik apaan? Di depan kayanya udah kosong dah angkutan umum," ucap Yasa memberitahu.

"Iyee tau, pake ojol kok. Lo duluan aja gih sono," ucapku sambil berlari kecil menuju toilet.

Yasa mengacungkan tangannya dan pergi meninggalkan sekolah. Aku tetap lanjut berlari menuju toilet. Setelah selesai dengan urusanku, aku menuju gerbang dan benar yang dikatakan Yasa, area sekolah sudah lumayan sepi.

Aku berjalan sedikit ke arah warung nasi yang tengah tutup. Aku berniat memesan ojol sambil duduk disini saja.

Aku menggeser layar ponselku dan menuju aplikasi ojol. Tapi sepertinya ada kesalahan, pasalnya aku tak bisa memasukkan lokasiku saat ini. Ini sepertinya aplikasiku yang bermasalah.

"Waduh gimana yak, sekolahan sepi lagi," ucapku pada diriku sendiri.

Aku mencoba menenangkan pikiranku, mencoba berpikir. Jika aku berjalan sampai ke simpang jalan untuk mencari angkutan umum pastinya akan lama, lagi pun jaraknya lumayan jauh.

Drrtt drttt

Ada pesan dan segera kubuka.

Kang tipu : udah sampai rumah belum?

Jejen : hm belum, masih di sekolah.

Kang tipu : lah kenapa belum pulang?

Jejen : lo punya apk ojol kaga? Pesenin gue ojol dong

Kang tipu : lah, hm ada. Yauda aku pesenin, lokasi kamu di sekolah kan?

Jejen : nanti bilangin ke abangnya gue lagi duduk di warung nasi ga jauh dari sekolah

Kang tipu : oke aku pesenin, tunggu yak

Aku merasa lega sekarang, akhirnya aku bisa pulang. Untungnya tadi Alfa mengirim pesan jadi aku bisa meminta tolong padanya. Yang kulakukan sekarang adalah menunggu ojol ku datang.

Jangan lupa vote!

Pencet bintang disini
👇

Kamu dan BandungDonde viven las historias. Descúbrelo ahora