Aku menatap dinding kamarku dengan tubuh yang menegang. Aku merasa hawa di ruangan ini mencekikku, aku merasa sesak. Ingatan yang datang dari masa lalu itu kembali membuatku sesak.
Sekarang mataku kembali menatap ponsel yang memperlihatkan room chat dengan orang itu. Kurasakan jari-jariku yang kaku untuk sekedar membalas pesan. Atau aku tidak perlu membalasnya?
Jejen : Alfa siapa?
Aku mencoba untuk tidak mengingat itu. Aku berusaha berpura-pura tidak mengetahui yang sedang terjadi.
0823xxxxxxxx : Ya Alfa, emang cuma segitu namanya
Jejen : Ga mungkin segitu doang, Alfa siapa sih?!
0823xxxxxxxx : Aku Alfa, kamu Jenbin kan?
Jejen : Yang punya nama Alfa itu banyak!
0823xxxxxxxx : Kamu sekolah di Bima Sakti kan?
Jejen : Iya! Lo siapa?! Alfa mana?! Jangan kebanyakan basa basi!
0823xxxxxxxx : Buset, sabar elah. Iyaiya gue kasitau
Jejen : Yauda cepet!
0823xxxxxxxx : Mau tau aja apa mau tau banget?
Jejen : Bodoamat! Mau gue blok?!
0823xxxxxxxx : Ettt jangan dong wkwk. Gue satu sekolah sama lo. Gue sering liat lo duduk di depan kelas juga.
Jejen : Lo siapa sih? Di sekolahan gue ga ada yang namanya Alfa!
0823xxxxxxxx : Ada, yauda besok juga lo bakal tau gue.
Jejen : Gini aja deh, lo ke tengah lapangan jam 10.00! Kalo tetep ga ada orang, yauda gue blok nomer ini. Gue ga suka dijahilin gini!
0823xxxxxxxx : Jangan marah-marah dong, cantiknya ilang loh. Yauda besok tunggu aku yaa:)
Jejen : Bodoamat! (Read)
Aku merasa pusing sekarang, aku sibuk memikirkan orang tadi. Aku menerka-nerka sendiri dan mencoba untuk menanyakan apakah ada siswa bernama Alfa di sekolahku. Setahuku tak pernah ada siswa yang bernama Alfa.
Untuk menetralkan pikiranku aku memutuskan untuk berbaring di kasur. Memeluk guling bergambarkan spongebob kemudian menutup mata. Dan..
Aku tertidur.
Di kamarku, 22.14 WIB
Drrtt drttt
Ponsel yang kuletakkan di samping bantal bergetar menandakan ada pesan masuk. Dengan malas aku meraba kasurku, mencari ponselku. Setelah berhasil, kubuka dengan malas. Menggeser layar dan membuka bar notif.
0823xxxxxxxx : Hey, selamat malam dari penggemarmu😊
"Siapa sih?!" ringisku. Cara orang ini menjahiliku benar-benar sangat alay.
YOU ARE READING
Kamu dan Bandung
Teen FictionIni tentang dia yang datang bersama Bandung, kotanya. Bandung, aku suka kamu. Seperti kata Pidi Baiq," Dan Bandung bagiku bukan cuma masalah geografis, lebih jauh dari itu melibatkan perasaan, yang bersamaku ketika sunyi." Aku setuju.
