32 : Jauh

380 44 0
                                    

Hari ini aku kembali bersekolah setelah kemarin tidak bersekolah karena sakit. Sebenarnya hari ini aku juga belum benar-benar sembuh. Namun jika terus-terusan berada di rumah, bagaimana pelajaranku nantinya, pasti akan banyak tertinggal. Aku sadar diri jika aku tidak terlalu pintar.

Aku masih meriang seperti hari-hari sebelumnya. Tapi hari ini aku putuskan untuk tetap di sekolah dan tak ijin seperti hari itu. Aku berpikir jika sakit ini terus-terusan aku manjakan seperti ini maka akan terus seperti ini.

Sekarang adalah jam pelajaran kimia, aku sedikit malas kalau sudah belajar kimia. Aku memutuskan untuk membuka ponselku saja.

Alfa : hari ini sklh kan?

Alfa : jgn lupa makan

Alfa : oh iya, keluargaku disini marah2 sama aku. Yaa krna plg kelamaan. Dan keluargaku tau aku abis dari rumah kamu

Jejen : hah? Kok bisa tau? Kamu sih, blm ijin dulu apa? Trs gmn?

Alfa : gatau dah, yagitu deh

Jejen : duh ini salah aku, maaf kamu jd dimarahin gitu. Hm kayanya mending kita ga deketan dulu

Alfa : jen, bkn salah kamu. Aku jg ngerasa gitu, baiknya kita jauh dulu sampe keadaan bnr2 aman

Jejen : iya, yauda jgn hubungin aku dulu. Dah.

Aku segera mematikan ponselku. Aku merasa sangat bersalah sekarang. Kurasa aku memang harus menjauh darinya sampai waktu yang benar-benar aman. Atau bahkan tak akan ada waktu yang aman?

Aku memutuskan untuk tidur saja. Aku benar-benar malas untuk mengikuti pelajaran hari ini.

***

Aku baru saja sampai di rumah setelah bersekolah. Tak ada Alfa yang mendatangiku setiap jam pulangnya, tak ada chat dari Alfa lagi.

Sama seperti sekarang, aku mengecek ponsel dan tak ada pesan apa pun dari Alfa. Aku senang dia bisa menjauhiku sekarang. Walaupun aku merasa sedikit kecewa. Tapi aku berusaha untuk tidak memikirnya.

Aku sengaja tidak memainkan ponselku setelah selesai makan siang. Aku memutuskan untuk berbaring di dalam kamar. Aku menatap sendu sekeliling kamarku.

Mengapa aku merasa sakit sekarang?

Tanpa aku sadari, ternyata air mataku mengaliri pipiku tanpa ijin. Dengan segera aku mengusapnya kasar dan menarik napasku.

Namun tetap tak bisa, aku kembali menangis. Perasaanku sekarang benar-benar tak bisa aku mengerti. Aku merasa bodoh, tolol, dan tak berguna.

Akhirnya aku tertidur dengan mata yang membengkak.

***

Sekarang adalah pukul 20.14 WIB, dan aku baru saja bangun. Aku merasa tubuhku sakit sekali, sekeliling ruangan kamar ini juga seperti sedang memutariku.

"Kenapa lagi?" erangku pada diri sendiri.

Aku kembali menangis. Biarkan saja orang-orang menganggapku lemah. Karna memang kenyataannya seperti ini, aku memang lemah dan cengeng.

Aku menguatkan diri untuk berjalan mengambil sesuatu yang bisa menghangatkanku dari hawa dingin ini. Tanganku bergerak membuka lemari dan melihat sebuah jaket. Ada sedikit perasaan sedih ketika melihat itu. Aku segera meraihnya dan memperhatikannya lekat.

Dan aku putuskan untuk membawanya ke kasur. Aku berbaring sambil memeluk jaket itu. Itu adalah jaket Alfa yang pernah ia pinjamkan dulu ketika di sekolah sedang hujan. Aku lupa mengembalikannya dan akhirnya jaket itu berada di lemariku tanpa tersentuh.

Drttt drttt

Ada pesan masuk, tak mungkin dari Alfa, tadi aku sudah menyuruhnya menjauh. Dan Alfa sudah melakukannya menurutku.

Alfa : maaf aku melanggar, aku ga bisa jauhi kamu.

____________________________________________

Ahhhh tau dah ga paham lagi, makin ga jelas.

Baca wae dah!

Oh iyaaaaa, vote woy tuyul! Selesai baca yokla langsung vote, ga susah kan?!!!!!

OKAYYY THANKS!

Jangan lupa vote!

Pencet bintang disini
👇

Kamu dan BandungWhere stories live. Discover now