•18•

7.5K 554 7
                                    

_Cupu✓_

#VOTE + COMENT PLEASE, THANKS~🖤

•HAPPY READING•

Seusai mandi Aslan langsung merebahkan tubuhnya dan memejamkan matanya, menikmati terpaan sejuk AC kamarnya berharap perlahan perasaan gusarnya hilang.

"Arrgghhh!" Teriak Aslan frustasi.

Dirinya masih mengingat jelas di mana dirinya sudah benar benar menolak Tasya, cinta pertamanya.

"Tasya, langit, gw, Caca, gio. Kenapa jadi rumit gini sih!" Gumam Aslan frustasi.

Tok! Tok! Tok!

Suara ketukan pintu membuat Aslan bangkit dari rebahannya, "masuk" ucap Aslan sedikit malas, mempersilahkan sang pengetuk untuk masuk.

Saat pintu di buka sudah memperlihatkan Akbar dan Karin membuat Aslan berdiri.

"Ayah?, Bunda? Kenapa? Tumben ke sini". Tanya Aslan sedikit tak percaya dengan kedatangan Akbar dan Karin.

"Tadi bunda denger kamu teriak, makanya bunda ke sini" ucap Karin yang di ikuti anggukan oleh Akbar.

"Ayah juga denger, kamu kenapa bang?" Tanya Akbar memulai topik.

Skak sudah, apa yang akan Aslan jawab sekarang?.

Aslan kini tersenyum kikuk dengan menggaruk tekuknya yang tidak gatal.

Sesekali dirinya memaki maki dalam benak.

"Bang?" Panggil Karin menyadarkan Aslan dari diamnya.

"Eh? Iya Bun?"

"Kamu kenapa? Ada masalah?" Tanya Karin.

"Em, ga ada apa apa kok Bun. Aslan cuma teriak gara gara pr fisika Aslan yang bikin Aslan frustasi hehe." Alibi Aslan.

"Tumben sampe teriak gitu, lagi pula besok kan Minggu. Tumben tumbenan nya kamu ngerjain pr di malam libur" ucap Akbar curiga.

"Y-ya k-karena prnya terlalu s-sulit" ucap Aslan berusaha mencari alasan yang tepat.

"Kenapa gagap gitu bang?" Tanya Akbar semakin curiga.

"As___"

"Udah lah yah, biarin Aslan ngerjain pr nya dulu. Ga usah di interogasi kaya maling gitu, liat tuh wajah ganteng nya Aslan udah pucat pasi" ucap Karin dengan kekehan geli di akhir kalimat.

Aslan dan Akbar ikut terkekeh geli.

"Ya sudah, kalau gitu. Ayah sama bunda pergi ya bang, belajar yang bener. Jangan mikirin Tasya terus..." Ucap Akbar menggoda.

Sementara Aslan yang mendengar hal itu seketika merubah ekspresi wajah nya.

"Ayah jangan sebut nama Tasya lagi" ucap Aslan, ucapan itu murni keluar dari bibir Aslan. Membuat Akbar maupun Karin menunjukkan Ekspresi tak percaya.

"Kamu lagi masalah sama Tasya?" Tanya Karin lalu berjalan mendekati Aslan mengelus Surai rambut tebal Aslan dan mengajak putra nya itu duduk.

Cupu✓ (OPEN PRE-ORDER) Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora