•28•

6.7K 482 19
                                    

_Cupu✓_

#VOTE + COMENT PLEASE, THANKS~🖤

•HAPPY READING•

"Aslan... Plissss... Boleh yaa" sudah dari sekitar sepuluh menit yang lalu Caca tak henti hentinya memohon kepada Aslan untuk pergi berkerja hari ini, kini sudah jam nya bagi seluruh murid Nusa jaya untuk pulang ke rumah masing masing.

Dan biasanya Caca langsung pergi ke caffetaria tempatnya bekerja paruh waktu, ya. Semenjak Mira pergi meninggalkan dirinya dan Caca hidup sendiri. Caca sudah mulai hidup mandiri, gadis itu bahkan sudah bisa mendapat pekerjaan paruh waktu sebagai waiters di salah satu caffetaria yang berada di dekat sekolahnya itu.

"Ca, kamu belum pulih total. Sehari bolos kerja ga bakalan buat kamu di pecat" ucap Aslan dingin tak ingin di bantah. Caca diam, mencebikkann bibirnya. Perkataan Aslan memang benar, namun dirinya tetap saja tak enak hati kepada Mbak Yuni. Sang pemilik caffetaria itu.

Seperdetik kemudian handphone Aslan berdering memecah keheningan, Aslan merogoh saku celananya mencari benda pipih tersebut.

Keningnya berkerut saat melihat nama 'om hendra' terpampang jelas di layar ponselnya, dengan cepat Aslan menerima panggilan tersebut lalu meletakkan handphone nya di samping telinga nya.

"Hallo om?"

"Aslan, bisa kita bicara sebentar?".

Penglihatan Aslan kini beralih ke arah Caca, gadis itu nampak tak peduli dengan Aslan. Sudah dapat di pastikan bahwa gadis itu kini marah kepadanya. Aslan menghembuskan nafas berat, gadis lugu itu Ntah sejak kapan menjadi keras kepala.

"Iya om, aku berangkat"

BIP*

Aslan mematikan panggilan tersebut secara sepihak, lalu memandang Caca teduh.

"Ayo" Caca melirik ke arah Aslan dengan wajah bertanya.

"Apa?"

"Ayo, kamu jadi mau berangkat kerja ga?"

Kini senyum di wajah Caca terpampang jelas dan sangat lebar. Akhirnya aktingnya tadi tak sia sia!.

"Jadi!, Tapi, impus aku cabut dulu dong.." Aslan yang baru menyadari hal tersebut kini segera memanggil dokter Anna, untuk mencabut impus yang masih terpasang pada tangan gadis itu.

*****

"Tante, ini Caca beneran boleh pergi kan?" Tanya Aslan kembali memastikan, pasalnya tadi dokter Anna mengijinkan Caca untuk pulang dan berkerja.

Dokter Anna terkekeh pelan, sudah bisa di hitung Ntah berapa kali Aslan menanyakan hal tersebut. Sementara Caca hanya terdiam kikuk.

"Iya Aslan... Pacar kamu udah baik baik aja, asal inget jangan terlalu kelelahan." Caca mengangguk antusias sementara Aslan menghela nafas berat. Bagaimanapun juga dirinya masih tak yakin, percayalah. Aslan memang se protektif itu!.

"Lan ayo! Impus aku udah lepas!" Ucap Caca ceria yang di balas anggukan juga senyuman tipis dari Aslan.

"Makasih Tante" ucap Aslan sebelum pamit.

Cupu✓ (OPEN PRE-ORDER) Where stories live. Discover now