•19•

7.4K 560 7
                                    

_Cupu✓_

#VOTE + COMENT PLEASE, THANKS~🖤

•HAPPY READING•

Kini Aslan sudah berada di depan ruang IGD. Dengan tangan yang di satukan dan tak henti hentinya mengucapkan doa dalam hatinya untuk keselamatan langit.

Tak lama suara langkah kaki membuat Aslan melirik ke arah kiri tepat di mana Tasya masih dengan baju tidurnya dan wajah yang sudah merah padam. Dan Aslan tau betul jika wajah Tasya sudah seperti itu berarti Tasya habis menangis keras dan sangat lama.

"Aslan! Hiks, la-langit. Langit di mana lan!?" Tanya Tasya masih dengan sesegukan dan air mata yang masih mengalir deras, sungguh Aslan sangat tak tega melihat itu. Hal kedua yang paling Aslan benci dari hidupnya setelah tangisan Karin.

Dengan sigap Aslan segera membawa Tasya ke dalam dekapannya.

"Udah tas, ga usah nangis ada gw di sini" ucap Aslan berusaha menenangkan Tasya padahal dirinya juga sedang gusar.

"Jangan peluk gw lan!" Ucap Tasya lalu melepas pelukan itu secara paksa, tentu saja Aslan sangat terkejut. Pelukan dari Aslan adalah satu hal paling membahagiakan bagi Tasya. Bahkan tak sesekali Tasya meminta secara langsung di peluk oleh Tasya. Dan sekarang? Ada apa?.

"L-lo kenapa tas?"

Bukannya menjawab Tasya malah menyerahkan sebuah surat yang ntah apa isinya.

"Gw baru tau semuanya, mungkin lebih baik kita ga usah bersama. Cinta itu harus antara dua orang yang saling mencintai bukan tiga orang" ucap Tasya membuat Aslan sangat merasakan hantaman pahitnya hidup.

Belum Aslan menjawab sudah ada dokter yang keluar dari ruang IGD membuat Tasya dengan sigap langsung menghampiri dokter tersebut.

"Dok, gimana keadaan temen saya!?"

"Maaf, saya dan yang lainnya sudah berusaha keras. Namun tuhan berkata lain, luka yang terlalu parah membuat teman anda tak bisa di selamatkan"

Kalian tahu rasanya? Sakit, perih, melebihi rasa sakit hati.

Sungguh rasa kecewa yang di alami Tasya membuat dirinya tak bisa berbicara apa apa lagi selain menangis.

Tasya dengan segera langsung berlari ke dalam ruang IGD , sementara Aslan masih di sana. Dunia nya masih berhenti.

"Langit!" Teriak Tasya ketika seorang suster baru saja ingin menutup wajah langit dengan kain putih .

"Jangan sus!, Langit ga mungkin meninggal!. Langit itu kuat sus, dia ga mungkin tega ninggalin gw sendirian!." Ucap Tasya dengan menggoncang goncangan tubuh langit berharap pria itu bangun.

"Mbak, pasien sudah meninggal. Tolong biarkan saya membawanya ke ruang mayat" ucap sang suster berusaha membujuk Tasya.

"Langit!, Lo udah pernah bilang ke gw kalau Lo bakalan janji ga bakalan ninggalin gw sama aslan dan bakalan  selalu bersama gw sama Aslan! Mana janji Lo!?. Lo tau kan kalau salah satu dari kita pergi telinganya bakalan di tarik. Lo mau telinga Lo di tarik?!" Tanya Tasya lalu tatapannya beralih ke arah telinga Aslan. Ah, banyak darah mengalir dari sana.

Cupu✓ (OPEN PRE-ORDER) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang