•27•

6.9K 512 31
                                    

_Cupu✓_

#VOTE + COMENT PLEASE, THANKS~🖤

•HAPPY READING•

Gadis itu membuka matanya perlahan, yang pertama mata indahnya itu tangkap adalah.. buram.

Tentu saja, kacamatanya ntah ada di mana. Perlahan Caca merogoh ke samping kanan dan kirinya. Dan akhirnya dirinya menemukan sesuatu berbentuk bundar besar berada di nakas samping kanan tempat ranjangnya berada.

Dengan segera gadis itu melihat ke sekeliling ruangannya, bau obat obatan menyeruak ke dalam Indra penciumannya. Ruangan yang di dominasi dengan warna putih, dan... Wait, tangan yang di impus?

Ada apa ini? Caca bahkan merasa sedikit pusing.

Di menit selanjutnya pintu ruangan itu terbuka, memperlihatkan pria tampan yang sangat Caca kenali.

Senyum manis Caca terbit sangat lebar, "Aslan!" Pekik Caca di balas senyuman sumringah dari pria itu. Kini penglihatan Caca beralih ke arah kedua tangan Aslan, terlihat ada sekantong kresek yang Ntah isinya apa juga se bucket bunga mawar di tangan sebelahnya.

"Kamu masih ngerasa pusing?" Tanya Aslan dengan tangan yang sibuk menaruh sebucket bunga dan sekantong kresek itu.

"Masih, dikit."

Aslan menghela nafas berat, urusannya dengan Sandra tadi baru saja dirinya selesaikan.

"Aku kok bisa ada di sini?" Tanya Caca polos, nampaknya gadis itu belum mengingat apa yang terjadi pada dirinya tadi.

"Tadi aku di telfon Aldo, katanya kamu pingsan di koridor belakang sekolah. Kamu di bully Sandra lagi?" Pertanyaan dari Aslan membuat gadis itu terdiam sejenak. Pikirannya berkerja sekarang, memory itu kembali berputar di otaknya. Setelah mengingat kejadian itu tak Caca sadari di pelupuk matanya terdapat bulir bulir bening yang kapan saja bisa jatuh ke pipinya.

Melihat itu Aslan paham betul, bahwa Caca sangat trauma. Sudah Ntah berapa kali dirinya jadi korban dari Sandra. Dan kali inilah yang paling sadis, untungnya tadi Aslan mendengar penjelasan dokter Anna. Teman dari Karin, berkata bahwa syukurnya racun yang masuk ke dalam tubuh Caca tak sepenuhnya masuk. Hanya sekitar 3/4% saja yang dapat masuk ke tubuh Caca. Maka dari itu Caca hanya pingsan dan masih bisa di selamatkan.

Namun pernyataan yang sempat membuat Aslan emosi adalah saat dokter Anna memeriksa racun tersebut dan ternyata itu salah satu racun mematikan, bukan hanya bisa membuat sang korban kritis. Namun bisa saja menuju kematian.

Dengan segera Aslan memeluk Caca, gadis itu dengan cepat membalas pelukan Aslan dan menumpahkan tangisannya.

Aslan mengelus Surai rambut Caca yang masih di kepang itu. "Udah gpp, Sandra udah di kenain sanksi sama om Hendra. Dan bisa jadi Sandra kena hukuman ke penjara karena percobaan pembunuhan" ucap Aslan membuat Caca sedikit terkejut.

Gadis itu melepaskan pelukannya dengan Aslan, lalu menggeleng. "Ga, kasian kak Sandra.." ucap Caca dengan polosnya membuat Aslan menghembuskan nafas panjang.

"Ca, sesekali jangan jadi orang yang terlalu baik. Kasian diri kamu"

"Tapi kata bunda, apapun yang orang lakuin untuk kita. Balasan yang kita kasi harus baik" ucap Caca polos membuat Aslan hanya bisa mengulum senyum.

Cupu✓ (OPEN PRE-ORDER) Where stories live. Discover now