3. Rose Aja?

8.7K 1.2K 127
                                    

Happy Reading📖
-------------

Hiruk pikuk Kota Seoul sama seperti kota-kota besar lain didunia, sibuk tak kenal waktu. Bahkan sampai larut malam begini semakin ramai dengan berbagai area hiburan yang buka sampai 24 jam.

Tradisi orang Korea pada umumnya jika selesai dari kantor maka akan mampir ke kedai kecil pinggir jalan hanya sekedar untuk melepas kepenatan dengan minum beberapa botol soju bersama sembari bercengkrama ria. Yah setidaknya mereka pikir itu bisa meringankan bebannya.

Namun berbeda denga satu orang...

BRAK!!!

"TAMBAH LAGI!"

Para karyawan kedai beserta dengan beberapa pelanggan disana melongo, takjub akan pemandagan yang mereka lihat. Seorang gadis yang sudah menghabiskan mangkuk mie super pedasnya yang ketiga. Wajahnya yang memerah, keringat yang bercucuran, serta bibir jontor karena pedas semakin membuat mereka tak habis pikir, masih ada yang bisa tambah lagi saat kondisinya sudah seperti saat ini?

"Nak Rose, kamu yakin mau tambah? Itu sudah mangkuk ketiga. Nanti perutnya sakit loh."

Gadis itu—Rose tersenyum kearah paman pemilik kedai. Yah, mereka cukup akrab karena Rose hampir setiap hari kesana.

"Tidak Paman. Aku masih laper, tambah satu lagi boleh ya hehe?"

Pria berumur itu menghela napasnya pelan, ia tahu mie buatannya itu enak. Tapi jika dimakan sebanyak itu dengan level kepedasan yang tinggi, tentu saja resikonya bisa sakit perut dan tak lancar buang air.

"Yasudah, tapi levelnya Paman kurangi ya. Abis itu Paman buatkan sup sebagai peredanya."

"Terimakasih Paman."

Setelah mengatakan hal tersebut, sang pemilik kedai berlalu. Ia sudah terbiasa melihat Rose seperti ini bahkan tak jarang Rose bercerita sudah pasti mengenai kerjaannya di kantor. Itulah yang membuat mereka akrab dan ia sudah menganggap Rose seperti anaknya sendiri.

Kembali lagi ke Rose. Ia menetralkan pedas yang ada dilidahnya dengan menyerupur segelas es jeruk. Es tersebut memang bisa mendinginkan mulutnya, tapi bukan dengan kepalanya.

Inilah rutinitas Rose selama dua tahun belakangan ini. Yah sebenarnya ini dimulai sejak sosok seorang Jung Jaehyun datang ke kehidupannya. Awalnya semua berjalan biasa saja, semua tenang dan sesuai dengan rencana. Pada saat itu Rose sudah mencapai tahun ketiga bekerja disana.

Manager sebelumnya bernama Kim Junmyeon, seorang pria berkarisma nan baik terhadap karyawannya. Selain bekerja ia juga sosok ayah yang baik bagi dua anak kembar dan istri tentunya. Sosok Junmyeon menjadi panutan bagi para karyawan, bahkan saat Rose bekerja dengannya ia tak pernah tuh dimarahi seperti sekarang. Mungkin karena Pak Junmyeon berpikir tak apa teledor sedikit yang penting hasilnya bagus dan memuaskan.

Rose harus acungi jempol ia adalah manager yang baik. Disaat Rose membuat kesalahan, Pak Junmyeon selalu sabar dalam menghadapinya. Bahkan dengan lembut ia meminta Rose agar lebih teliti lagi. Pria itupun dikenal dermawan dan sering memberikan bonus besar untuk divisinya.

Boss yang baik, seandainya saja Pak Junmyeon belum punya istri pasti sudah digebet oleh Rose.

Namun sayang, hal itu tak bertahan sampai selamanya. Hingga mau masuk tahun keempatnya bekerja, Pak Junmyeon memutuskan untuk resign dengan alasan ingin membangun bisnisnya sendiri. Tentu Rose dan para desainer lain sangat sedih, namun jika itu yang diinginkan oleh Pak Boss dan membuatnya senang tentu mereka tak bisa menghalangi.

Tak selang berapa hari setelah kepergian Pak Junmyeon, Ibu Jessica selaku pemilik perusahaan mode ternama tempat Rose bekerja memperkenalkan manager baru sebagai pengganti Pak Junmyeon. Alangkah terkejutnya lagi mereka saat mengetahui bahwa yang akan mengisi jabatan Manager Marketing adalah anaknya bungsunya yang baru saja menyelesaikan S3 Bisnis di London.

MISS ROSEANNE!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang