Candy's Story.17.

108 51 37
                                    

"Mungkin bagi mereka cara paling tepat untuk memperbaiki mood adalah dengan pergi ke salon, shopping dan hal lain yang banyak menghabiskan uang. Tapi bagiku, cukup kamu."

- Candy -

"Kak Danielll!!!" teriakan Tata berhasil membuat seisi rumah heboh.

"Kenapa sih dek teriak-teriak, kasian bi Imahnya keganggu" tanya Cici sembari mendekati anak bungsunya itu. Tata berdecak sebal lalu menjawab ucapan bundanya itu.

"Itu bun, kak Dan..." belum sampai selesai ngadu, Daniel sudah nongol dengan sesuatu ditangannya.

"Hey kurcaci, sini. Main ngadu aja sama bunda. Kalau bisa ambil sendiri ga usah minta tolong ke bunda!" teriak Daniel dengan buku yang masih setia di tangannya.

"Tukan bun, kak Daniel selalu ngangguin Tata duluan. Tata baru asik baca buku main direbut aja bukunya" adu Tata pada Cici. Cici hanya geleng-geleng kepala saja melihat kelakuan kedua anaknya ini. Lebih baik mereka bersekolah dari pada libur seperti ini.

Sekarang memang hari senin, namun di kalender hari ini, tanggalnya bewarna merah pertanda hari ini hari libur nasional. Dan berakhirlah sekarang Daniel dan Tata seperti ini. Daniel memang suka untuk menggoda adik satunya ini. Begitu lucu ketika melihat Tata mengadu dan akhirnya menangis.

"Sini kalau berani!" tetiaknya lagi. Tata mulai emosi dan akhirnya berlari mengejar kakak kurang ajarnya ini.

"Siniin ga kak bukunya!" teriak Tata yang masih mengejar Daniel. Tentu saja Tata kalah dari Daniel secara langkah Daniel lebih panjang dari pada langkahnya.

Sebuah ide tiba-tiba terlintas di pikirannya. Sebuah cara yang paling ampuh untuk mengalahkan kakaknya itu.

"Aduhh..." tetiak Tata mulai bersandiwara. Tata pura-pura menjatuhkan tubuhnya.

"Huaaa... hikss.. hikss... in.. inii. hikss. semua.. gara-gara... kak Dan...niell...! Tata mulai nangis. Dan benar saja, Daniel langsung berlari menuju Tata yang rersungkur di lantai.

"Kenapa bisa jatuh sih, belom ada apa apanya udah jatuh aja. Dasar kurcaci, kaki kecil!" ucap Daniel sembari menggendong Tata turun ke bawah. Tata hanya bisa menahan tawanya melihat betapa bodoh kakaknya itu.

"Kenapa?" tanya Daniel penasaran. Daniel dengan perlahan menurunkan Tata di sofa ruang keluarga.

"Buahahhahaah...., kak Daniel mudah banget dibohongin, Hahahhaha" kini tawa Tata pecah mengisi ruang keluarga. Tawa penuh kemenangan.

"Wah gila ni bocah. Woy bocah tengik, bisa bisa nya ya ngibulin kakak nya sendiri. Jangan kabur!" sekarang gantian Daniel yang mengejar Tata mengelilingi ruang keluarga.

"Ada ada saja ya, Nya. Kelaukan den Daniel sama Non Tata yang ga pernah berubah" ucap bi Imah disela kesibukannya mengupas wortel.

"Iya bi, sampai tombat saya. Bingung waktu itu saya ngidam apa ya bi waktu hamil mereka?" tanya Cici pada Imah

"Lupa saya, Nya." balas Imah sedikit tersenyum.

"Ya sudah. Saya pergi ke rumah Papa dulu ya bi" ucap Cici yang diangguki oleh Imah

"Sudah sudah, ini anak bunda ada yang mau ikut ngga ke rumah kakek?" tanya Cici tiba-tiba membuat mereka menghentikan aksi kejar kejarannya.

"Tata mau ikuttt" seru Tata langsung berlari ke arah Cici

"Daniel di rumah aja bun, jagain rumah sama bi Imah"

"Kenapa kok ga ikut aja, bi Imah bisa sendiri jagain rumah kan ada pak Satpam juga"

Candy's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang