Candy's Story.26.

76 31 58
                                    

"Kalau kamu memang mau serius sama aku, tolong jangan ada kata rahasia lagi diantara kita"

- Candy -

️❤️

"Susah banget kayaknya buat ngejawab pertanyaan gue?" segera Daniel membuka mulutnya.

"Bukannya susah, tapi harus banget ya gue jawab?"

"Gimana gue mau nerima lo, Dan. Kalau gue tanya kayak gini aja lo ga mau ngejawab. Gimana besok kalau kita udah pacaran? Apa mungkin bakal banyak rahasia?"

"Bukannya gitu my inces. Gue udah buang semua masa lalu itu, gue udah ga mau inget semua itu. Karena kejadian itu adalah kejadian paling horor di hidup gue"

"Terus gue harus menjadi cenayang biar bisa baca pikiran lo? Gue bukan lo Daniel" ujar Candy sedikit gemas.

"Gue juga bukan cenayang, incess" balas Daniel seraya menoel hidup mancung Candy.

"Terus? Apa susahnya lo ngejawab? Gue pengen tau dari mulut lo sendiri sebelum gue tau dari mulut sahabat lo" balas Candy menatap lekat mata coklat Daniel.

"Sahabat sahabat gue aja ga tau" sontak Candy terkejut bukan main. Lantas serahasia itu kah hubungannya dengan Wanda sampai-sampai sahabat dekatnya saja tidak tau?

"Sahabat lo juga ga tau?" tanya Candy.

"Iya"

"Sahabat lo aja ga lo kasih tau, apa lagi gue" balas Candy, kini Candy merundukkan kepalanya.

Melihat itu, Daniel pun mengangkat dagu Candy agar Candy melihat matanya. Daniel mengusap pupi Candy pelan.

"Bukannya gue ga mau cerita sama mereka. Gue ga mau aja mereka dalam bahaya cuman gara gara gue" ucap Daniel membuat Candy mengangkat satu alisnya.

"Bahaya?" tanyanya. Daniel menghempaskan nafasnya panjang.

"Iya bahaya. Waktu Smp dulu, Wanda selalu ngejar gue. Padahal gue udah nolak dia, masih aja ngejar-ngejar. Sampai akhirnya dia nekat. Gue juga kaget waktu itu, ternyata Wanda orangnya nekat banget. Waktu itu gue juga masih kecil buat masalah cinta, gue ga faham apa apa."

"Nekat? Emang dia ngelakuin apa?" tanya Candy makin penasaran.

"Diem dulu makanya, belom selelsai udah disela aja" ucap Daniel seraya mencubit pipi Candy. Candy hanya nyengir dan mengaduh kesakitan.

"Yaudah lanjut"

"Dia ngancem gue kalau dia mau bunuh diri. Awalnya gue biarin aja, tapi hari berikutnya dia vc aku, dia udah ada di pinggir jempatan. Udah mau loncat. Gue takut kalau dia bener bener loncat dari sana. Jadinya gue ke sana buat ngecegah dia"

"Gila. Lo percaya gitu sama dia? Ga mungkin lah dia loncat gitu aja" satu cubitan berhasil mengenai pipi Candy lagi.

"Maap maap" Candy nyengir tanpa dosa.

"Kebawa emosi"

"Gue waktu itu masih kelas 1 Smp, incess. Mana ada anak kecil yang ga takut kalau diancem kayak gitu. Apa lagi riwayat telponan terkahir sama gue, nanti gue dikira penyebab dia bunuh diri lagi. Gue ga mau itu terjadi."

"Terus?"

"Sesampainya gue di sana, dia malah ketawa gitu, ketawa penuh kemenangan. Dia bilang, 'Daniel sayang, mau ya jadi pacar aku' Terus gue jawab ga mau lah, cinta itu ga bisa dipaksa gitu aja" Candy masih setia mendengarkan ceritanya.

"Trus dia ngancem lagi 'Kalau misal kamu ga mau jadi pacar aku, aku bakal bikin sahabat sahabat kamu celaka, aku ga pernah main main sama ucapan aku, sayang. Aku punya segalanya. Dan kalau misal kamu ga mau juga, aku beneran loncat dari sini' Dia bilang kayak gitu. Gue paling ga suka ada orang yang macem macem sama sahabat gue. Jadi di sana gue pasrah gitu aja, tanpa banyak mikir gue mau jadi pacar dia. Soalnya ada temen gue udah koma aja di rumah sakit gara gara dia juga suka sama gue."

"Wah beneran gila ni orang" komentar Candy sedikit teriak.

"Neng jangan teriak, ni kuping sakit" Daniel mengusap-usap telinga nya. Candy hanya nengir kuda tanpa dosa. Candy masih tak habis pikir dengan kelakuan Wanda, bisa bisa nya masukin orang ke dalam rumah sakit dalam keadaan koma.

"Mau dilanjut ga?" Candy mengangguk mengiyakan.

"Dia juga bilang 'Kamu harus bilang ke sahabat kamu, kalo kamu itu cinta mati sama aku, jadi yang mau pacaran bukan aku tapi kamu' Setelah dia ngucapin kata itu, dia pergi gitu aja. Gue di sana udah mau nangis aja, pengen pulang terus bilang ke bunda, tapi gue takut kalau bunda marah. Jadi dari situ gue pendem semuanya sendiri, gue juga nurutin apa aja yang Wanda mau termasuk bilang ke sahabat gue kalau gue pacaran sama dia. Jadi selama ini, sahabat gue taunya gue pacaran sama Wanda, tanpa mereka tau alasan kenapa gue jadian sama dia." jelas Daniel panjang lebar. Ingin rasanya Candy memeluk Daniel dan menepuk pelan punggung lebarnya itu.

"Tapi lo juga salah, seharusnya lo tetep bilang sama sahabat lo. Agar mereka juga hati hati sama Wanda"

"Iya gue disitu juga salah. Tapi waktu itu gue ketakutan banget, takut kalau mereka benar benar dicelakai Wanda"

"Boleh peluk?" Candy hanya mengangguk pelan. Tanpa pikir panjang Daniel langsung memeluk Candy.

"Gue takut kalo lo juga disakiti Wanda" ucap Daniel lirih.

"Gue baik baik aja kok. Jadi ga usah takut" Daniel hanya berdeham sesekali menghirup aroma grape dari rambutnya.

"Sampai kapan lo mau nyembunyiin ini dari sahabat lo?" tanya Candy seraya mengendorkan pelukannya.

"Besok gue bakal ngasih tau mereka. Gue sekarang udah bukan Daniel kecil yang takut sama ancaman, sekarang gue Daniel yang tak ada tandingannya" Candy hanya tersenyum simpul melihat Daniel.

"Jadi gimana?" tanya Daniel membuat jantung Candy kembali berdetak lebih cepat.

"Mau lo, gue jawab apa?" goda Candy.

"Ga usah ditanya lagi dong, Incess. Gue mau nya lo ambil boneka ini" balas Daniel seraya menyodorkan boneka pandanya lagi.

"Apa perlu gue tembak lo lagi?" ucap Daniel seraya menaik naikkan alisnya. Candy hanya diam membeku.

"Diam berarti iya" Daniel berdiri dari bangkunya.

"EKHMMM, ASSALAMUALAIKUM TEMAN TEMAN YANG BERADA DI TAMAN INI" teriak Daniel membuat Candy membulatkan matanya sempurna. Candy malu bukan main.

Semua pengunjung yang berada di taman ini, sontak menengok ke sumber suara. Dan mereka semua memperhatikan Daniel.

"MAAF YA UDAH MENGGANGGU KALIAN, MAAF BUAT YANG PACARAN JUGA KARENA PACARANNYA KEGANGGU." Setelah mengucapkan itu, Daniel berjongkok di depannya Candy dengan boneka panda di tangannya.

"Candy, maafin aku karena aku bukan, memang bukan kapten yoo si jin yang bisa ngejagain dokter kang dari bom atom mana pun, aku juga bukan Tristan GGS yang bisa ngejagain Naila dari serangan vampire mana pun. Aku cuman manusia yang banyak kekurang bernama Daniel Brandon Schwan. Namun untuk kamu apa pun itu, asal buat ngebahagiain dan ngejagain kamu, aku lakuin walaupun itu semua mempertaruhkan nyawaku"

"Candy Olivia Rickard, will you be mine?" suara sorakan memenuhi taman. Candy masih terdiam kaku dengan semua perlakuan Daniel. Air matanya kini sudah menetes tanpa seizin Candy.

"Terima"

"Terima"

"Terima"

"Gu-gue ga bisa.. " Daniel terdiam kaku. Lagi lagi ia dibuat kaku oleh ucapan Candy. Akahkah cintanya benar benar ditolak?

—***—

Hai gaess balik lagi nihh, si maimunohh.

Menurut kalian bakal diterima apa ditolak gitu aja si Danielnya?

Kalo aku mah tolak aja Can, Daniel kurang ajar terus sama lo, wokwokwok

Author ingetin buat follow akun aku, vote, dan komen yaa bomm komen pokoknyaa...

Dah gaess sampai ketemu lagi di part selanjutnya...

See you...

Babay bawang bombaii😘💜🧅

Candy's StoryWhere stories live. Discover now