05. Dijodohkan?

6.1K 526 176
                                    


🏁Kasih saran jika ada salah
🏁Jejaknya sangat dibutuhkan
🏁HAPPY READING 🖤

🏍️🏍️🏍️

Sesuatu yang dingin menempel pada pipi putih milik Gilfa. Gadis itu mendongak dan mendapatkan Gara yang tengah menempelkan botol minuman dingin itu.

"Ahhhhh... My baby Gara perhatian deh!"

Gara mendelik mendengarnya. Lalu lelaki itu memberikan satu lembar uang dengan jumlah lima ribu pada Gilfa. Sukses hal itu membuat Gilfa terbengong.

"Untuk?" tanyanya.

"Gaji lo."

"Jahat banget kamu Gara. Masa kasih lima ribu? Aku tadi beresin toilet itu butuh perjuangan, rela absen mata pelajaran."

"Nanti ditambahin sama tuh anak berenam," katanya sembari menunjuk ke arah enam orang lelaki yang tengah memesan makanan di kantin.

Gilfa mengambil uang itu dengan kasar. Lalu meminum minuman yang diberikan dari Gara. Satu tegukan sampai tandas air itu diminum oleh Gilfa.

"Gimana kerjanya tadi? Enak gak? Dapat gaji 'kan?" tanya Leon pada Gilfa.

"Enak matamu! Masa cuma dikasih air dingin tambah uang lima ribu! Eh eh... lo berenam sini bayar, gak ada gratisan!"

"Tidak semudah itu ferguso!" timpal Dewa.

Samuel menatap wajah Gilfa yang nampak berkeringat. Pastinya gadis itu kelelahan karena membersihkan toilet kelas 12 yang berjumlah banyak itu. Tidak tega melihatnya, dengan baik hati pun Samuel mengambil uang yang berada di sakunya, lalu memberikan uang itu pada Gilfa.

"Nih buat lo.  Kasihan gue,"

Mata Gilfa berbinar. "Wah makasih El. Tuh liat si El baik banget, kasih dua puluh ribu gak kayak kamu Gara cuma lima ribu."

"Yang penting gue ngasih," sahut Gara.

"Nih dari gue sepuluh ribu!" ucap Jiwa memberikan uang itu.

"Dari gue nih, lima ribu aja deh," ujar Zian.

"Gue juga sama lah lima ribu aja," timpal Juki.

"Gue sepuluh ribu ajalah, kasihan nih anak orang," balas Dewa.

"Dari gue nih paling spesial gajinya. Lima ratus perak aja ya, gak ada uang gue," ujar Leon dan memberikan uang lima ratus perak pada Gilfa.

Gilfa memegang uang logam itu lalu menatapnya dengan dalam, mebulak-balikkan uang itu lalu mencebikan bibirnya kesal. "Udah mah bodoh, gak ganteng, kasih uang cuma gope! Lo kira gue bocah SD apa?"

"Lo ini menghina gue, ya? Bersyukur seharusnya gue kasih lo uang, kalau gak ada duit gope gak akan jadi seribu."

"Ya gak gini juga kali Bambang!" jawabnya dengan malas.

Mereka berdelapan duduk di bangku kantin. Tumben sekali para anggota itu membiarkan Gilfa ikut duduk  di tempat kekuasaannya. Bahkan murid-murid yang berada di kantin pun sampai iri terhadap Gilfa. Banyak yang mencibir Gilfa dengan sebutan kegatelan, cari sensasi, cari perhatian dan masih banyak lagi. Gilfa yang mendengar pun hanya bodo amat.

Jauh dari tempat anggota Rosas Negras dan Gilfa berkumpul. Ada seorang gadis yang melihat semua itu dengan perasaan iri, dia adalah Raina yang selalu dipanggil Rain, teman baik Gilfa. Rain iri karena Gilfa bisa pede berdekatan dengan geng itu. Apalagi ketika matanya menangkap adegan Gilfa yang bercanda dengan Jiwa, Rain menjadi cemburu. Ia suka pada Jiwa, namun ia tidak seperti Gilfa yang secara terang-terangan menyukai Gara ketua Rosas Negras. Rain hanya bisa memendam rasa sukanya diam-diam.

GALARA [END] ✔️जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें