23. Ada apa dengan Leon?

4.4K 323 82
                                    


🏁Kasih saran jika ada salah
🏁Jejaknya sangat dibutuhkan
🏁HAPPY READING 🖤

🏍️🏍️🏍️

Selain basecamp yang menjadi tempat mereka berkumpul. Anggota Rosas Negras pula sering kali menongkrong di Warmacah. Warmacah atau singkatan dari warung emak Acah itu bertempat di sebrang sekolah Dirgantara. Sekaligus, tempat itu selalu dijadikan bahan bolos pelajaran oleh siswa yang nakal.

Kali ini, di Warmacah. Leon, Juki, dan Zian tengah menongkrong. Mereka datang hanya bertiga tidak dengan anggota lainnya. Perlu kalian ingat juga, Leon sudah dikeluarkan dari Rosas Negras, jadi tempat inilah yang sering Leon datangi jika ingin berkumpul bersama teman-temannya.

"Emak, pesen mie dong."

"Mie apa, Le?"

"Mie sayang ada gak?"

Juki menggeplak tangan Leon dengan keras. "Gila! Lo suka emak-emak sekarang?!"

"Bibir lo perlu dikasih cabe dulu!"

Leon kembali menoleh ke arah Ma Acah. "Maksud Leon teh mie samyang, Ma? Ada gak?"

Emak Acah menatap satu-persatu kardus yang berisi berbagai mie itu. Namun, mie yang dimaksud Leon tidak terlihat oleh pandangannya.

"Mie apa itu teh? Gak ada di sini, mah."

"Emak kurang gaul deh! Ayok ikut sama Zian ke Korea." timpal Zian. Lalu terkekeh ketika melihat raut bingung dari Emak Acah.

"Mau apa atuh ke Korea? Emak teh gak punya uang ke sananya, kalau dibayarin mah mau."

"Emak, hidup itu harus menjunjung tinggi kesedekahan. Zian juga gak punya uang lah buat pergi ke Korea, makannya ajak Emak juga biar bisa dibayarin."

"Sama aja bohongnya! Udah ah, mau pesen apa atuh ini teh? Emak lagi banyak kerjaan."

"Mie apa aja deh, Ma. Yang penting perut kita bertiga kenyang!" final Juki karena bosan mendengar pembahasan mereka tadi.

"Kita cuma bisa kumpul kayak gini, gak bisa kayak waktu itu lagi. Pada bareng kumpul di basecamp. Lo dikeluarin dari Rosas Negras, basecamp jadi sepi aja. Gak ada bacotan dari lo lagi, Le," ucap Zian dengan wajah sendu.

"Bener tuh. Gue juga kesepian kalau gak ada lo di basecamp," sambung Juki.

Mendengar itu, Leon hanya menghela napas gusar. Sudah dipastikan, hidup tanpa Leon itu teman-temannya akan kesepian. Makhluk yang sering kali disebut bodoh ini dirindukan teman-temannya ini. Apalagi jika Leon benar-benar hilang dari dunia, apa mereka akan sampai menangis?

Leon itu sebenarnya ngangenin.

"Gue tahu ini sulit. Tapi gue, cuma nunggu waktu doang. Percuma juga gue kasih bukti atau penjelasan lain, Gara gak akan percaya. Lo berdua harus sabar aja, akan ada waktunya gue kembali ke Rosas Negras."

"Nongkrong sama lo pada juga gue seneng banget. Jadi, hidup gue gak sedih-sedih amat karena dikeluarin dari geng," katanya sembari tersenyum menatap kedua temannya.

Mereka tahu, wajah ceria dari Leon tak sama dengan perasaan lelaki itu. Mulut yang asal ceplas ceplos dari lelaki ber-bandana hitam itu tak sama dengan kenyataanya. Leon itu rapuh jika kita lihat dari sisi lainnya. Jika di sekolah, Leon bisa bergurau sesukanya dengan teman-temannya. Tetapi jika di rumah, Leon harus merasakan kesepian dan kesendirian. Orang tuanya selalu tidak ada di rumah, sering malah. Maka, ketika Leon kumpul dengan anggota Rosas Negras, itu adalah cara untuk menghibur dirinya sendiri.

GALARA [END] ✔️Where stories live. Discover now