38. Memulai lagi dari awal

6.5K 242 86
                                    

🏁Kasih saran jika ada salah
🏁Jejaknya sangat dibutuhkan
🏁HAPPY READING 🖤

🏍️🏍️🏍️

Leon berlari-lari kecil untuk menyamai posisinya dengan Gara. Sampai akhirnya, Leon pun mengikuti arah Gara yang mengarah ke rooftop. Sesampainya di sana, kedua lelaki itu berdiri dengan tatapan mata yang menatap pemandangan dari ketinggian rooftop.

Leon menoleh. "Ga, lo masih gak percaya sama kejadian waktu itu yang nimpa si Gilfa?" tanya Leon. "Gue tahu lo kecewa banget, tapi gue gak suka sama cara lo, Ga. Si Gilfa, dia perempuan, istri lo juga, seharusnya lo ada di pihak dia. Dia jadi korban,Ga. Gue yakin seratus persen."

"Bukannya gue sok bener nasihatin lo, tapi gue sebagai temen mau yang terbaik buat kehidupan lo, Ga. Apalagi sekarang, lo udah punya keluarga yang harus jadi tanggung jawab lo. Coba deh mulai sekarang, hilangin sifat kesalahpahaman lo itu dan coba mulai membuka hati buat dia."

Leon mendesah melihat respon Gara yang biasa saja. "Dia hamil 'kan? Dan lo pasti nuduh yang enggak-enggak ke dia. Kalau gue ada di posisi si Gilfa mungkin lo udah gue bunuh, Ga."

"Bunuh aja gue sekarang!"

Lah? Leon berdecak sebal. "Lo ketua bro sekaligus kepala keluarga, masa kayak beginian juga lo gak bisa. Buka hati lo dan mencoba untuk dekat sama dia, gue yakin lo itu ada rasa sama dia tapi akibat kejadian lalu, lo berubah."

"Si Gilfa banyak berjuang dan berkorban buat lo. Dia rela dikeluarin dari sekolah akibat ngandung anak lo, ya walaupun Papanya si Jiwa sempat mencegah," kata Leon. "Gue gak mau ada karma datang ke kehidupan lo, Ga," lanjut Leon yang membuat Gara terdiam.

 "Gue gak mau ada karma datang ke kehidupan lo, Ga," lanjut Leon yang membuat Gara terdiam

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jujur, jujur saja. Beberapa bulan sebelum kejadian itu. Gara ingin mengutarakan perasaannya yang baru saja tumbuh. Satu bulan pernikahan nya dengan Gilfa kala itu ada di puncak saling dekat satu sama lain.

Mengingat kenangan awal bertemu hingga saat ini, masih saja Gara sulit untuk mengungkapkan sesuatu. Gara tuh selain sikapnya berubah-ubah, dia juga gengsian.

Ingat waktu dia datang ke rumah mertuanya? Dan mengajak Gilfa untuk pulang? Sebenarnya Gara senang-senang saja, tetapi mendengar perkataan terakhir dari Gilfa tentang pertanggung jawaban, dirinya langsung tersindir.

Lelaki itu mengepulkan asap rokoknya. Mata tajamnya menatap jalanan sepi yang hanya dilewati oleh beberapa kendaraan. Gara tengah berada di warung sisi jalan dan jam menunjukkan pukul sembilan malam. Niatnya malam ini Gara ingin mengunjungi rumah mertuanya, namun masih ada rasa malu dan gengsi. Tetapi, ketika dipikir-pikir lagi, Gara seperti merindukan jabang bayi yang tengah di kandung Gilfa.

Di saat ada disisi Gilfa, Gara selalu berkata kasar dan menuduh yang tidak-tidak. Tetapi ketika dirinya berjauhan dengan Gilfa, hatinya seperti ada yang hilang. Dan ternyata... Gara merindukan anak yang di kandung Gilfa.

GALARA [END] ✔️Where stories live. Discover now