09. Si pengkhianat

4K 448 112
                                    


🏁Kasih saran jika ada salah
🏁Jejaknya sangat dibutuhkan
🏁HAPPY READING 🖤

🏍️🏍️🏍️

"Bangsat!" pekik Gara membuat seluruh anggotanya terkejut

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Bangsat!" pekik Gara membuat seluruh anggotanya terkejut.

Pesan dari nomor yang tak dikenal itu benar-benar membuat amarah Gara mendidih. Lelaki itu menatap satu persatu anggotanya dengan nyalang.

"GUE MAU KALIAN JUJUR! SIAPA DI SINI YANG JADI PENGKHIANAT!"

Hening.

Bibir seluruh anggota mengatup diam tanpa menjawab pun. Suasana di basecamp jadi mencekam, hening melanda begitu lama.

"GAK ADA YANG NGAKU?! OKE SIAP-SIAP NANTI GUE BUNUH!" ujarnya. Lalu Gara duduk lagi di sofa yang dekat dengannya.

Dewa menghampiri Gara. Lalu ikut duduk di sana, lelaki itu menyenggol siku milik Gara.

"Lo kenapa sih? Tiba-tiba kayak gini?" bisiknya hingga tak dapat satu orangpun mendengar.

Gara memberikan ponselnya pada Dewa. Dan seketika juga, raut wajah Dewa menggeram tak terima. Pasti ada salah satu pengkhianat di geng nya ataupun mungkin di geng Raganda, atau bisa jadi pengkhianat itu dari geng lainnya.

"Terus kita harus apa? Dua geng yang saling tak akur di adu domba oleh orang tak tahu diri! Gak bisa dibiarin ini, Ga."

"Gue mau secepatnya temuin pengkhianat itu."

"Jangan gegabah dulu, Ga. Gimana kalau kita ikutin dulu permainan dia. Terserah mau ngapain dia, yang penting kita santai dulu, nah kalau ngelunjak baru kita serang balik."

Gara mengangguk paham. Anggota lainnya masih diam tanpa berkutik apapun. Mereka juga bingung dengan ketua dan wakilnya yang sedari tadi berbisik-bisik. Mereka semua yang berada di basecamp tidak begitu memperhatikan seseorang yang dekat dengan jendela terbuka tengah tersenyum. Senyum penuh misteri tentunya. Entah apa yang akan orang itu lakukan ke depannya.

Di tempat lain....

Agra tengah duduk dengan raut cemasnya. Ia takut akan dimarahi sang Mama dan Tantenya. Keponakan tersayangnya terluka akibat ulah dirinya.

"Ngapain lo di sini?" tanya Gilfa heran ketika mendapati Agra yang berada di rumahnya.

Agra berdiri lalu menghampiri Gilfa. "Fa, maafin gue. Tangan lo gak parah 'kan? Atau mau gue anter lagi ke rumah sakit? Mau ya?"

"Tangan gue gak papa. Tapi apa yang lo lakuin di sekolah tadi gak bermutu banget. Lo mau bacok anak orang, gak kasihan lo sama emak bapaknya? Kalau yang dibacok itu si Dania gimana? Lo pasti gak terima 'kan?"

"Untung gue cepat cegah walaupun tangan sendiri yang kena. Geng lo tuh bangsat banget, Gra!" lanjutnya dengan pedas.

Agra pun sampai membelalakkan matanya. Gengnya sendiri di anggap bangsat oleh sepupunya. Gilfa sudah tak ada pikiran.

GALARA [END] ✔️Where stories live. Discover now