17. Senyum misterius

4K 351 88
                                    


🏁Kasih saran jika ada salah
🏁Jejaknya sangat dibutuhkan
🏁HAPPY READING 🖤

🏍️🏍️🏍️

Semester satu sudah terlewati, kini sekolah kembali dibuka untuk semester kedua. Para murid berbondong-bondong memasuki kelasnya masing-masing ketika suara bel berkumandang keras beberapa menit yang lalu.

Di kelas dua belas IPS 4, Leon termenung dalam keheningan. Lelaki itu baru sembuh beberapa hari, namun ngotot tetap ingin pergi ke sekolah.

Juki, teman sebangku bersama Leon pun hanya bisa diam. Dia tahu bagaimana perasaan Leon sekarang. Selain dipukul, Leon juga dikeluarkan dari geng Rosas Negras. Dengarnya, anggota inti Leon dari Rosas Negras akan tergantikan oleh anggota lain. Tak tahu siapa orang penggantinya.

Wajah Leon masih dalam keadaan seperti awal, namun tak terlalu parah. Hanya berbekas luka lebam saja. Tidak ada lagi lawakan atau raut ceria dari Leon, raganya seperti hilang ditelan bumi ketika mendengar kenyataan ini.

"Le, lo gak papa?" Juki memulai bertanya dengan suara pelannya.

Leon hanya diam bergeming di tempat.

"Le, gue tahu itu bukan ulah lo. Lo bukan pengkhianat, Le. Gue percaya sama lo, Le."

"Kalau lo percaya sama gue, kenapa waktu itu lo diam aja? Kenapa gak bantu gue? Lo dan yang lain emang udah gak peduli sama gue," ucap lelaki itu dengan mimik kecewanya.

"Kalian tuh kayak langsung percaya aja, kenapa gak tanya dulu sama gue? Gue udah jujur, bukan gue pengkhianatnya."

Leon mengeluarkan semua unek-unek nya. Dari permasalahan pertama dia dituduh sebagai pengkhianat dan masalah teman lainnya yang tak menolong agar tidak terkena amarah Gara. Walaupun begitu, Leon sudah ikhlas. Ikhlas menerima konsekuensinya, biarpun waktu yang menjawab semuanya.

"Gara juga, kenapa dia tuh langsung nyimpulin kalau gue pengkhianatnya? Suara dari rekaman itu bukan berarti gue, sejak kapan sih gue mau jadi pengkhianat di geng yang gue inginkan? Enggak! Gue gak mau jadi begituan, Ki."

"Gue tahu lo gak gitu. Tapi pas awal gue denger rekaman penyadap suara, suara itu memang kayak suara lo. Mungkin mirip, Le. Gue gak tahu pastinya kayak gimana."

"Anjing semuanya! Gue yang kena."

Juki menghela napas. "Gue bantu lo buat tangkap tuh pelaku aslinya, si pengkhianat itu."

"Gak usah. Gue gak mau ambil pusing, biarin waktu yang tentuin."

"Le, gue sebagai teman kayak gak guna ya? Gue juga peduli sama lo, gue gak mau lah lo sampai dikeluarin dari geng, apalagi anggota inti yang lo tempati bakal diganti."

Leon terkekeh kecil. "Terus, gue harus apa? Minta ampun terus nangis-nangis dihadapan Gara? Percuma. Percuma karena gue udah gak dibutuhkan di geng itu."

"Jujur Ki... gue pengen masuk lagi. Tapi gue, cukup tahu diri dengan keadaan sekarang."

"Terserah lo mau bilang apa, yang penting gue bakal bantu lo keluar dari masalah ini. Dan nanti Gara bisa angkat lo sebagai anggota inti lagi."

Leon hanya menanggapi dengan helaan napas pelan.

Di tempat lain....

"Gil, waktu itu gue ke rumah lo. Tapi, lo-nya gak ada."

Gilfa mengerlingkan matanya untuk sesaat. "Gue liburan di rumah saudara."

"Ck, gue tuh mau ajak lo liburan bareng anak lain."

GALARA [END] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang