06. Kamu, Lo!!

5.2K 496 129
                                    


🏁Kasih saran jika ada salah
🏁Jejaknya sangat dibutuhkan
🏁HAPPY READING 🖤

🏍️🏍️🏍️


"Gila parah! Jiwa langsung tancap gas. Gue salut sama lo, bro!" ucap Leon kehebohan.

"Gue gitu!" jawab Jiwa dengan sombong.

"Rain suka langsung dibalas cinta dan berkahir jadian. Sedangkan yang itu tuh, kejar-kejar si Bos dari lama, tapi gak ada hasil terus," timpal Juki dengan wajah tengilnya.

"Asli dah. Rain gak perlu berjuang buat dapatin Jiwa. Lah yang itu tuh harus berjuang keras buat dapetin si Bos," sambung Leon.

"Sesungguhnya sesuatu itu harus diawali dengan perjuangan. Gue ada di pihak lo, Gil. Ya walaupun akhirnya gak ada perubahan," kata Zian menyemangati Gilfa namun tetap saja seperti mengejek.

Telinga Gilfa panas mendengar ocehan dari lelaki itu. Yang jadi bahan sanjungan adalah Rain, sedangkan dirinya menjadi bahan olok-olokan.

"Rain, lo harus terbiasa sama sikap kita. Soalnya dari tujuh lelaki ini, gak ada yang bener sikapnya," ujar Samuel memperingati.

"Bener tuh, ujung-ujungnya ngajak maksiat. Lo harus hati-hati, nah kalau buat yang itu tuh, gak papa deh kebawa-bawa jalur maksiat juga. Orangnya aja penuh dosa."

Pedas sekali Dewa berbicara seperti itu. Tak merasakan bagaimana perasaan Gilfa. Gara hanya mendengar setiap ocehan anggota intinya. Ia masih teringat dengan masalah perjodohannya. Entah siapa perempuan yang menjadi jodohnya, semoga saja perempuan itu tidak seperti Gilfa.

"Kalian semua pada jahat sama gue. Sama si Rain aja di baikin, gue mah dijahatin terus!" ucapnya setelah sekian lama berdiam diri.

Matanya beralih menatap cowok yang ia suka dan cintai. Pandangannya menatap lurus ke arah netra hitam milik lelaki itu, dipikir-pikir Gara semakin ganteng ketika tindik itu terus menetap di telinganya.

"Gara, tahu gak?" tanyanya namun tidak ada balasan.

"Ah dicuekin, mampus lo!"

"Diem lo jelek!"

Gilfa melambai-lambaikan tangannya ke wajah Gara. Dan lelaki itu langsung menatap Gilfa dengan alis terangkat. "Kamu tahu gak?"

"Tahu apa?"

Gilfa cengengesan. "Kamu itu, 1345678910."

Perkataan dari Gilfa membuat yang lainnya melongo tak percaya. Maksudnya apa tuh? Bahkan Gara pun sampai berpikir keras untuk mencari jawaban dari perkataan Gilfa.

"Sumpah si Gilfa udah gila."

"Namanya juga Gilfa, jadi Gila."

"Diem lo berdua! Jangan ikut campur sama urusan gue dan mas suami!"

"Gegayaan mas suami! Di tolak juga langsung nangis."

Sungguh mereka tak ada henti-hentinya untuk mengoceh tak jelas pada Gilfa. Ada yang salah kah dengan Gilfa?

Omongan mereka tak dihiraukan oleh Gilfa. Pandangannya kembali menatap ke arah Gara. "Mau tahu gak, Gara?"

"Jangan bikin gue emosi! Ngomong ya ngomong aja, jangan pake mau tahu gak Gara," katanya dengan kesal.

"Oh oke. Maksud dari, 1345678910 tuh, karena gak ada duanya."

"Terus urusannya sama gue apa?"

"Ck, karena kamu bagi aku tuh gak ada duanya Gara," jawab Gilfa dengan mengedip-ngedip kan matanya lucu.

GALARA [END] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang