45. Surat

5.2K 226 55
                                    

🏁Kasih saran jika ada salah
🏁Jejaknya sangat dibutuhkan
🏁HAPPY READING 🖤

🏍️🏍️🏍️

"Telah terjadi kecelakaan di jalan perumahan Citra Indah. Korban berinisial 'L' dinyatakan meninggal di tempat dengan keadaan yang sangat tragis. Pihak kepolisian mengungkapkan bahwa korban terkena pengeroyoka—"

Gilfa mematikan tv dengan perasaan campur aduk. Perumahan citra indah? Gilfa pernah mendengar nama itu dari seseorang, tapi tidak mungkin dia korbannya.

"Gara... Hiks." Gilfa menghampiri Gara dengan deraian air mata. Dilihatnya Gara yang terdiam dengan tatapan mata yang kosong.

"G-gara di berita tadi gak bener 'kan? Hiks... masa Leon?"

Isak tangis Gilfa tidak dapat di bendung lagi. Gara hanya diam, dia kalut. Gara pun sedih ketika tadi menerima telpon dari Dewa bahwa Leon dinyatakan sudah meninggal dengan keadaan tragis.

Pikirannya sempat berkeliaran mengingat perkataan Leon tadi malam. Gara sungguh tak menyangka.

"Gue mau ke rumah sakit dulu. Lo di sini aja."

"A-aku mau ikut."

"LO DI SINI AJA DENGER GAK!" untuk pertama kalinya setelah Gara berubah, kini dia menyentak Gilfa kembali.

"Temen gue? Leon... LO BISA GAK KASIH WAKTU GUE BUAT SENDIRI. Kali ini aja, g-gue..."

"Hiks..." Gilfa memeluk tubuh Gara erat. "M-maaf, tapi aku mohon, aku mau ikut. Mau lihat Leon juga."

"Lo tetap di sini!" sentaknya lalu keluar dari kamar.

Rumah sakit Cempaka.

Suara isak tangis, raungan semua orang di depan pintu putih itu semakin terdengar dengan pilu. Mereka menangisi sosok yang selalu memberikan lelucon. Mereka menangisi sosok lelaki yang humoris. Siapa lagi kalau bukan Leon?

Gara pun tak mampu untuk berdiri dengan tegap. Perasaannya seketika hancur berkeping-keping. Baru kemarin malam mereka menghabiskan waktu walau hanya sebentar. Baru kemarin, Leon berkata senang mendengar kepulangan orang tuanya. Tetapi kenapa malah anak itu yang pulang?

"ARGHH!!! Lo bego, Le. Kenapa lo pulang duluan?"

Suara tangis semakin bertambah.

Gara menghampiri teman-temannya yang berada di dekat ruang jenazah. Tatapannya menajam kala melihat kehadiran orang tua dari Leon.

"OM, TANTE, KENAPA KE SINI? DARI SEKIAN BANYAKNYA WAKTU KALIAN BARU DATANG! KE MANA AJA BELAKANGAN INI?"

"PERLU KALIAN DENGARKAN! LEON BAHAGIA WAKTU DENGER, TANTE SAMA OM MAU PULANG, TAPI SEMENJAK DIA PULANG KE RUMAH BUAT NEMUIN KALIAN, RAUT WAJAH LEON BERUBAH! DAN SAYA YAKIN SEMUA ITU KARENA KALIAN!"

"Ga udah anjir. Bukan waktunya buat marah-marah. Kita lagi berduka, Ga," ujar Dewa melerai emosi Gara yang tidak akan ada habisnya jika di diamkan.

"Lepas anjing!" sentaknya. "Kalian gak pantas untuk di sebut orang tua! Kalian serakah, egois, mau enak sendiri tanpa memikirkan kondisi anak sendiri!!!"

Mama Leon hanya mampu menangis dalam dekapan mantan suaminya. Ia menyesali semua perbuatannya. Apa yang Gara katakan memang benar. Dirinya yang egois sampai main di belakang suaminya yang mengakibatkan pernikahannya hancur. Tidak pernah memberi kabar pada anaknya, Leon. Pulang pun tidak.

Mama Leon benar-benar menyesal. Harusnya kemarin adalah hari yang bahagia yang harus di rasa oleh Leon, tetapi semuanya sirna karena kabar menyakitkan, yang mengharuskan orang tuanya resmi bercerai.

GALARA [END] ✔️Where stories live. Discover now