11. Ditolak terus

6.3K 459 86
                                    


🏁Kasih saran jika ada salah
🏁Jejaknya sangat dibutuhkan
🏁HAPPY READING 🖤

🏍️🏍️🏍️


Baru beberapa hari menjalani bahtera rumah tangga. Sikap Gara sudah berubah menjadi kejam. Tidak seperti di Bandung waktu itu. Ya, setelah mereka menginap untuk satu hari, Gara memutuskan untuk pulang ke Jakarta, dan tinggal di apartment pemberian dari papinya. Gara membuat Gilfa mati kepalang. Dari membuat syarat yang lebih menguntungkan dirinya sendiri ketimbang Gilfa. Semua itu dia lakukan hanya demi Gilfa menderita dan berakhir menceraikannya.

Gara ingin itu terjadi.

Namun sialnya, apartment yang diberi oleh papinya itu tidak ada kamar tambahan. Hanya ada satu kamar yang berada di apartment itu. Dari masalah itu, Gara membuat syarat yang berisi:

1. Gue tidur di kasur sedangkan lo di sofa.
2. Bersihkan apartment setiap harinya.
3. Jangan masak! Karena gue gak suka masakan orang asing.
4. Jangan ganggu gue waktu tidur.
5. Jangan bangunin gue pagi-pagi.
6. Terakhir nih, jangan bilang sama siapa-siapa, kalau lo bilang, lo mati di tangan gue.

Enam syarat yang harus Gilfa laksanakan. Satu kata untuk Gara dari Gilfa, Tega. Tega sekali lelaki itu membiarkan seorang perempuan untuk tidur di sofa yang berukuran sedang. Bahkan kaki Gilfa pun sampai menjuntai di pembatas sofa. Sempit memang sempit, namun apa boleh perempuan itu buat? Gilfa harus menurut, seperti apa yang dibilang sepupu dan Mamanya. Tidak apa semua badan sakit yang penting Gara bahagia.

Hari libur masih satu Minggu setengah lagi. Aktivitas yang sering Gilfa lakukan akhir-akhir ini hanya membersihkan apartment, masak, makan, tidur, dan nonton. Tidak ada aktivitas yang menyenangkan lagi. Ditambah pula ia sering ditinggal oleh Gara, semalaman bahkan bisa sampai esok harinya. Gara itu seperti tidak betah diam di rumah, atau mungkin sekarang ada kehadirannya. Jadi, lelaki itu memutuskan untuk pergi mencari keasikannya.

Sekarang, perempuan itu tengah menonton serial televisi. Dengan di tambah keripik singkong yang disimpan di dalam toples transparan. Sembari menonton tangannya tak tinggal diam untuk mencomot satu-persatu keripik itu.

Suara pintu tak ia hiraukan. Matanya fokus, sedangkan telinganya menuli tak peduli.

"Berasa jadi nyonya?" suara berat milik lelaki itu terdengar tepat ditelinga nya.

Gilfa menoleh, lalu kembali melihat televisi. Gara yang diberi respon seperti itupun mendelikkan matanya, lalu pergi dari sana menuju kamarnya.

Malam tiba. Gilfa sudah menyiapkan makanan untuk dua orang. Lelaki itu sedari tadi tak muncul-muncul keluar dari kamar. Lantas, Gilfa mengetuk pintu kamar namun tak ada sahutan apapun. Ia membuka pintu, dan sudah dihidangkan dengan pemandangan kurang ajar dari lelaki itu. Gilfa melihat, Gara yang tak memakai baju. Perempuan itu meneguk ludahnya susah payah, bayangan perut yang berisi jajaran roti berotot membuatnya tak karuan.

Gara yang sudah siap memakai baju serta jaketnya terkaget ketika melihat kehadiran Gilfa di ambang pintu. Perempuan itu melamun, namun pandangannya fokus tepat kepada Gara.

Puk

"Aw! Sakit."

"Lo liatin gue? Liatin gue yang gak pakai baju?"

"Hah? E-enggak kok geer deh!"

"Bacot!" ucapnya melengos pergi.

"Gara aku bikin makanan."

Gara berbalik lalu menuju dapur. Ia melihat nasi goreng beserta telur ceplok berada di piring dengan penyajian rapih. "Gue gak minat buat makan."

"Bisa gak cobain dulu? Kalau gak enak gak papa gak di makan juga, aku capek lho bikin."

GALARA [END] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang