07. Fitting baju

4.5K 468 141
                                    


🏁Kasih saran jika ada salah
🏁Jejaknya sangat dibutuhkan
🏁HAPPY READING 🖤

🏍️🏍️🏍️


Gara sepertinya marah. Awal kejadian di restoran malam itu, hingga kini di sekolah sikap Gara menjadi berubah. Biasanya ketika Gilfa, menghadang jalan Gara hanya sekedar untuk memberikan kotak makanan yang berisi nasi goreng, Gara selalu membalas dengan biasanya seperti, gue gak mau!

Tapi sekarang. Ketika Gilfa membawakan kembali kotak makan yang berisi nasi goreng itu pada Gara. Gara langsung melempar nasi itu dengan emosi yang tak terkendali. Bahkan Dewa yang satu kelas dengan Gara pun sedikit heran dengan perubahan Gara. Memang waktu itu juga Gara pernah membuang kotak makanan itu, namun sikapnya tidak seperti sekarang.

Mata lelaki itu menatap tajam ke arah Gilfa. Raut dingin yang lelaki itu tampilkan membuat Gilfa mati kutu ketakutan.

Apa Gara marah ketika orang tuanya memutuskan untuk menjodohkannya dengan dirinya? Ohya, malam itu juga kedua keluarga sudah resmi menjodohkan anak-anaknya. Alasan atau pendapat yang Gara ucapkan tidak membuat keluarganya goyah, bahkan Papi dan mommy-nya sangat menanti-nantikan hari itu tiba.

Se-senang itu keluarga keduanya. Namun, Gilfa juga hanya bisa diam ketika malam itu. Ia tidak bisa mengatakan apapun, hanya untuk berbicara empat mata dengan Gara pun ia tidak bisa. Gilfa terlalu takut ketika melihat wajah Gara yang menatap ke arahnya dengan sangat tajam. Gilfa menjadi serba salah, satu sisi ia sangat senang dijodohkan dengan Gara. Satu sisi lagi, ia menjadi kasihan pada Gara.

"LO PERGI ANJING!"

Gilfa bergidik ngeri mendengar suara bentakan Gara. Bahkan dirinya pun sudah dianggap seperti hewan oleh lelaki itu. Banyak siswa-siswi kelas XII IPS 2 yang menyaksikan kejadian itu, banyak juga yang menggosipkan Gilfa.

Gilfa dibuat malu oleh Gara. Mengapa ketika perempuan memberi perhatian pada Gara selalu ditolak?

"LO TULI?!"

"GUE BILANG PERGI YA PERGI! LO ITU BENCANA BUAT GUE!"

Nafas Gara terengah-engah. Emosinya tak terkendali dengan benar. Melihat wajah sok polos dari Gilfa membuat amarah dalam tubuhnya timbul begitu banyak.

Gilfa menunduk dalam. Matanya ingin sekali mengeluarkan gumpalan bening itu. Namun, ia tidak mau orang lain melihatnya.

"Ga, lo kenapa?" tanya Dewa.

"Usir anak gila itu dari sini!"

"Lo ada masalah apa sama si Gilfa? Gak biasanya lo kayak gini."

Gara menatap Dewa dengan tajam. "Lo juga sama tuli, ya? Gak denger gue tadi bilang apa?"

Dewa memutar bola matanya malas. Lalu berbalik menghadap Gilfa. "Gil, pergi gih dari sini. Gue gak mau nanti lo jadi bahan amukan singa."

Gadis itu mendongak menatap Dewa, lalu menatap Gara. Dari yang ia tangkap, wajah Gara sangat merah bahkan telinganya pun merah sekali.

"Gar-"

"PERGI ANJING!"

Belum sempat berbicara, Gara sudah mendahuluinya. Gilfa pun melangkah mundur dengan gugup. Perempuan itu berlari tak tentu arah, hatinya sakit mendengar bentakan dan sebutan dari Gara. Se-hina itu dia di mata Gara?

 Se-hina itu dia di mata Gara?

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.
GALARA [END] ✔️Où les histoires vivent. Découvrez maintenant