14. Kertas kosong

4.8K 374 120
                                    


🏁Kasih saran jika ada salah
🏁Jejaknya sangat dibutuhkan
🏁HAPPY READING 🖤

🏍️🏍️🏍️

Cklek

"LO NGAPAIN KE SINI?"

Jantung Gilfa berdegup kencang. Tas yang ia bawa jatuh di atas lantai. Keenam lelaki itu memandang Gilfa heran.

Leon maju untuk menghampiri Gilfa. "Lo kok bisa ke sini sih? Terus semalem juga lo telpon gue tanyain si Bos. Atau jangan-jangan..."

"Lo udah pacaran sama si Bos tapi gak di publish, ya?" lanjutnya.

Gilfa menggeleng. "E-enggak! Gue gak pacaran, Gara-nya aja gak suka gue. Semalem gue telpon kalian tuh cuma mau tanya doang, gak ada hubungan apapun kok."

"Serius lo?" tanya kembali Leon.

"Iya ih! Lo nanya terus!"

"Terus kenapa lo ke sini? Tahu dari siapa kalau Gara lagi di rumah sakit?" tanya Dewa.

"G-gue? Gue ke sini cuma anterin perlengkapan baju Gara, gue di suruh Mommy dia."

Jiwa bingung. "Bentar gue masih bingung nih. Lo kok bisa kenal sama Mommy-nya Gara?"

Gilfa gugup ketika diberi pertanyaan seperti itu. Ia harus menjawab apa? Masa harus yang sebenarnya?

"K-karena ortu gue temenan sama ortunya Gara. Jadi gitu deh."

"Kok si Bos gak pernah bilang ya?" gumam Zian.

"Heem tuh. Kalau misal ortu kalian saling berteman kenapa anaknya gak temenan juga?" sambung Juki.

"Gak tahu ah pusing. Udah jangan pada nanya lagi ya?" katanya. Lalu melangkah maju untuk menyimpan tas yang berisi perlengkapan itu di atas sofa.

"Kok duduk?"

Perempuan itu mendongak untuk menatap Dewa. Kemudian, "Gak boleh gitu duduk?"

"Bukannya gak boleh, kita berenam lagi bahas sesuatu. Mending lo pergi aja dari sini," sambung Samuel.

Perempuan itu berdecak sebal. Lalu bangkit dan melangkah pergi meninggalkan ruang inap Gara. Ia melangkahkan kaki jenjangnya menuju kantin rumah sakit.

Di kantin rumah sakit, Gilfa hanya meminum minuman saja. Perutnya sudah kembung hanya dengan minum saja. Ia bosan bila harus menunggu kepergian para lelaki itu. Apalagi tadi, ia di suruh untuk menjaga Gara dan jangan sampai ditinggalkan. Soalnya Mommy takut akan ada orang yang tak dikenal masuk ke ruang inap Gara.

Di hari libur ini tidak sama sekali membuat Gilfa bahagia. Hari liburnya seperti biasa namun penuh kejadian. Dari pernikahan, satu atap dengan Gara, dan sekarang Gara celaka. Terus besoknya apa lagi?

Perempuan itu mencebik sebal. Ia menatap jam tangan yang melingkar ditangannya. Sudah setengah jam ia berada di kantin. Ingin kembali ke ruangan itu takut jika para lelaki tadi belum bubar dan akan menunjukkan kecurigaan lagi terhadapnya.

Perempuan itu lalu bangkit ketika para pengunjung kantin hanya tersisa sedikit. Ia berjalan menuju ruangan Gara berada. Sesampainya di sana, ia menyembulkan kepalanya di pintu dan untungnya para lelaki itu sudah tak ada dan hanya menyisakan ibu mertuanya.

GALARA [END] ✔️Where stories live. Discover now