39. Thanks

5.8K 237 116
                                    

🏁Kasih saran jika ada salah
🏁Jejaknya sangat dibutuhkan
🏁HAPPY READING 🖤

🏍️🏍️🏍️

Gara dan Gilfa tengah berbaring menghadap langit-langit kamar. Keadaan kamar yang temaram menjadikan suasana lebih hening tanpa obrolan apapun.

Sejak tadi, kedua insan itu hanya diam. Entah apa yang mereka pikirkan. Dua-duanya terhanyut dalam pikirannya masing-masing.

Gilfa berkedip. Matanya melirik ke arah Gara. Melihat Gara yang hanya diam sembari menatap langit-langit kamarnya. Gilfa tidak tahu isi pikiran Gara sekarang.

"Gara."

Gara langsung membuyarkan lamunannya. Lelaki itu berbalik untuk menghadap Gilfa. "Apa?"

"Mau tanya, kamu harus jawab. Alasan kamu untuk berubah apa?"

"Lo masih gak percaya?"

"Bukan gak percaya, tapi ini terlalu tiba-tiba dan aku takut kamu ulangi kesalahan yang dulu."

"Perubahan gue yang sekarang emang serius. Gue nyesel sumpah Gil! Gue kayak gak guna banget buat jadi suami lo, gue rese, bodoh, dan semaunya."

"Lo tahu kenapa gue berubah tiba-tiba? Karena Leon. Gue sadar setelah Leon nasihati gue, gue emang brengsek jadi cowok."

Gilfa menggeleng. Perempuan itu mendekap Gara begitu erat. Mengusap-usap punggung Gara dengan tangan lentiknya. Gilfa tidak mau lagi mendengar perkataan Gara yang terlalu menyudut ke arah lelaki itu.

"Kamu gak salah. Semuanya gara-gara orang itu. Dan kita berdua, hanya seorang remaja yang dipaksa untuk jadi dewasa menghadapi permasalahan ini."

Gara melepaskan tangan Gilfa dari pinggangnya. "Gue minta maaf. Gue janji, gue bakalan temuin secepatnya orang yang udah bikin hidup gue dan lo menderita dalam kesalahpahaman."

Gilfa mengangguk. "Jangan berubah lagi. Udah jadi Gara yang sekarang aja. Aku bahagia banget."

Cup

Gara mencium kening Gilfa lembut. "Gue janji."

"Terus kapan bales perasaan aku?" Pertanyaan yang membuat Gara terdiam. Terlalu tiba-tiba Gilfa mempertanyakan hal itu.

Dan Gara harus menjawab apa?

Dan Gara harus menjawab apa?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Gara bangun. Gara ih bangun..."

Gilfa mencebik kesal kala Gara susah sekali untuk dibangunkan. Lelaki itu begitu pulas dalam tidurnya, seperti sedang memimpikan sesuatu yang membuat Gara betah.

GALARA [END] ✔️Where stories live. Discover now