-30-

239 36 14
                                    

Dengan mata yang membola,Naufal benar-benar terjajar ke belakang demi melihat sekelibat bayangan memintas bingkai wajah Seri Mastika yang menatapnya dengan pandangan aneh begitu.

Bayangan yang jelas kelihatan pada penglihatan Naufal bukan lagi bingkai wajah bujur sirih nan indah gadis tersebut melainkan satu bingkai wajah yang menakutkan.

Tidak ada lagi bentuk dagu rapi dan dahi yang halus tetapi sebaliknya sebuah wajah dengan daging-daging pada pipi juga kening yang bergayutan di dagu,meleleh seperti lilin terkena panas.

Rambut Seri Mastika yang lebat hitam berkilat disanggul rapi dan dihiasi pula lilitan bunga Melur itu berubah menjadi juraian rambut yang hampir menutupi seluruh wajah.

Malahan mata yang berbinar indah itu kini kelihatan hitam dengan anak mata yang merah menyala sementara dari celah bibir dan kelopak mata ada lumpur hitam yang meleleh turun malahan menebar bau yang busuk.

Sementara lelaki berusia yang kemas dalam pakaian orang kebanyakan tersebut juga berkeadaan serupa.Wajahnya kelihatan jauh lebih menyeramkan dengan rambut panjang mencecah pelipat lutut dengan dua tanduk mencuar dari dahi.

Lalu ada pula juntaian kulit wajah reput serta daging yang menyatu dengan lumpur tebal menjadikan bingkai wajah lelaki tersebut sudah tidak berbentuk sempurna.

Ruangan khas untuk meraikan tetamu yang berkunjung sebentar tadi sekelip mata berubah .Dinding rumah dengan hiasan tembaga dan keris-keris lama itu berubah wajah menjadi juntaian akar di mana-mana.Hitam.Gelap dan berbau lumpur yang kohong.

Halaman luas dihiasi jejeran bunga-bunga Melur dan Cempaka itu sirna digantikan dengan tumbuhan mensiang dan teratai juga kiambang yang terapung-apung di atas permukaan air berlumut hijau sejauh mata memandang.

" Naufal ! "

Naufal mundur ketakutan apabila lembaga wanita yang sebentar tadi menyerupai wajah molek Seri Mastika itu menyeru namanya dengan suara yang serak tetapi tajam menusuk ke dalam gegendang telinganya.

" Kanda.."

" Jauhkan diri kalian." Naufal mengigil ketakutan " Jauhkan !!"

Tidak memperdulikan binar mata kemerahan dua lembaga mengerikan yang sedang menatapnya tajam begitu,Naufal terus berpaling lalu meranduk mensiang setinggi dada melarikan dirinya dari tempat tersebut.Suara kering yang memanggil namanya tidak sedikit pun diendahkan.Akar-akar beringin yang berjuntai separuh terbenam ke dalam lumpur rawa diselak kasar.

" Naufal !! "

Teriakan nyaring tersebut bergema dalam pendengaran Naufal dan tidak semena-mena kakinya tenggelam ke dalam lumpur.Bagaikan ada sesuatu yang menyedut kakinya,lumpur berbau itu seperti sedang menelannya perlahan-lahan.Sedikit demi sedikit.

" Lepaskan aku !!"

Tempik Naufal cuba meraih juntaian akar beringin yang sempat terjangkau oleh tangannya dan berusaha untuk keluar dari lumpur tersebut.

Serta-merta juga Naufal menyedari apa yang dilihatnya sebelum ini hanyalah tipu-daya halusinasi semata-mata.Wajah manis Seri Mastika yang buat beberapa ketika pernah memukau pandangannya semakin jelas wujud asalnya . Begitu juga dengan wajah bertanduk satu lagi susuk tubuh yang menapak ringan di atas daun teratai itu.

" Tidak akan pernah semudah itu,Kanda..."

Naufal mengetap gigi.Mengais lumpur berbau di bawah telapak kakinya sepenuh tenaga agar dia mampu membebaskan diri daripada sedutan aneh lumpur tasik tersebut.Lembaga jelmaan sebenar Seri Mastika yang tersenyum senget di celah juntaian rambut berlumutnya mengitari Naufal yang terkial-kial berpaut pada akar beringin.

SAPTA ADHYASTAWhere stories live. Discover now