6

10.6K 1.3K 224
                                    

Renjun pusing. Hidupnya sekarang berantakan dan penuh masalah. Dia terjebak pada orang orang yang dia sendiri tak tahu siapa. Jika Jung Jaehyun maka Renjun cukup tau dia pemilik perusahaan raksasa Jung. Dan Renjun juga tahu dia memiliki istri.

"Bodoh!"

Renjun tak pernah ingin jadi orang ketiga dan orang kaya pasti akan sangat kejam menghukum seseorang. Renjun tak ingin sampai dia digantung mati atau di lempar ke kandang singa.

"Fokus pada Jeno Renjun bodoh! Jeno marah gara gara Haechan sialan itu! Dan Jaemin tak menghubungiku. Hiks malangnya nasibku yang tak diperdulikan siapapun"kata Renjun memelas.

Renjun menatap langit langit kamarnya. Dia takut pada Jisung dan jika dia meminta Chenle pergi bersamanya pasti Jisung akan ikut. Renjun tak punya teman lagi selain mereka dan dia jelas tak mau pergi dengan Haechan karena semalam pria itu mengikatnya agar diam diapelukannya.

"Aku dikelilingi pria pria gila~"

Renjun memilih mandi dan pergi jalan jalan sendiri. Mungkin akan terasa sepi tapi Renjun akan merasa bebas.
"Tuhan jika Jeno atau Jaemin jodohku maka pertemukan kami Tuhan"

Renjun benar benar ingin menangis. Dia sangat merindukan dua pria yang sering sekali membuatnya pusing. Renjun merindukan pelukan hangat mereka. Renjun sangat ingin memeluk mereka disatu ranjang dan jika bisa mereka bertiga akan menghabiskan malam panas bersama bertiga.

"Mustahil~"
.
.
.
.
Mata tajam Taeyong menyusuri setiap sudut bar miliknya. Dia sudah berada disini berjam jam. Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam dan Taeyong sama sekali tak ingin beranjak dari tempatnya.

"Woww~"

Mata tajam Taeyong melirik namja kecil yang tiba tiba duduk disampingnya dan menatapnya penuh minat. Taeyong langsung tahu bahwa namja itu tengah mabuk.

"Apa kau benar benar manusia~ hehe"

Entah mengapa Taeyong merasa tertarik pada namja asing yang bahkan dia tak tahu itu siapa. Wajahnya benar benar memerah dengan baju berantakan yang membuatnya terlihat seksi.

"Tuan~ eunghh tampannya~"

Taeyong membiarkan namja kecil itu mendusal dusalkan wajahnya dilehernya. Tangannya melingkari pinggang ramping namja yang terlihat jauh lebih muda itu.

"Aahh~ kau kesepian?"

Taeyong bersumpah. Dia belum pernah merasa setertarik ini pada mata yang menatapnya sok polos itu. Dia bahkan melirik bibir tipisnya yang terbuka.

"Aku bisa menemanimu!"pekik namja itu senang.

Dia tersenyum dan meletakkan botol bir yang dia bawa sejak tadi dan mencoba menegakkan dirinya.
"Kau bisa berbicara padaku Hyung"

Taeyong tertawa kecil saat melihat senyum manis yang harus pertama kali dilihatnya.
"Siapa namamu, baby?"

"Huang Renjun, Hyung bisa memanggilku apapun sesuka Hyung!"kata Renjun senang.

Taeyong memperhatikan Renjun lekat lekat saat Renjun dengan random mengatakan hal hal yang tak dia mengerti. Tangan besarnya masih melingkari pinggang Renjun agar Renjun tak hilang keseimbangan.

"Aku kesepian hyung~ lelah~ aku pusing~"

Renjun mengerucutkan bibirnya dan menatap Taeyong yang masih memperhatikannya. Jemari mungilnya mengusap pipi Taeyong sebelum menangkupnya.

"Hyung sangat sangat sangat tampan!"

Renjun mendekatkan wajahnya dengan wajah Taeyong. Dia menatap setiap inchi wajah Taeyong yang menurutnya sangat tampan. Renjun menggesekan hidung mungilnya dengan hidung Taeyong.

𝕁𝕦𝕤𝕥 𝕒𝕓𝕠𝕦𝕥 𝕞𝕖 𝕒𝕟𝕕 𝕥𝕙𝕖𝕞 Donde viven las historias. Descúbrelo ahora