15

8.7K 1.4K 360
                                    

Test
Ga tembus 233 vote aku ga aku lanjut😤

"Apa kau tidak akan menyesal?"

"Aku mencintaimu. Aku tidak akan menyesal"

Renjun mengeratkan pelukannya pada Jeno. Dia menatap Jeno yang berbaring menghadapnya. Renjun tersenyum dan menatap Jeno yang masih berada dihadapannya.

"Aku kira ini mimpi"

"Kau milikku dan aku tak akan melepaskanmu"

Jeno menarik Renjun kepelukannya dan mencium dahi Renjun. Dia mengeluarkan kalung yang Renjun kembalikan padanya tadi. Jeno ingin kembali memakaikannya ke leher Renjun tapi Renjun menolak.

"Kau simpan saja. Kau mau menerimaku lagi adalah hal yang terbaik untukku"

"Aku membeli ini untukmu jadi kau harus memakainya"

Renjun terharu saat Jeno memperlakukannya seperti biasa. Dia segera memeluk erat Jeno dan mencium bibirnya.
"Aku mencintaimu"

"Aku juga mencintaimu"

Jeno menciumi bibir Renjun. Dia mengusap sudut mata Renjun yang masih mengeluarkan air mata.
"Jangan menangis lagi. Aku tak suka"

Renjun mengangguk dan mengeratkan pelukannya. Dia lalu menyadari sesuatu dan kembali menatap Jeno yang bingung.
"Mau menemani aku menemui Jaemin? Aku juga harus menjelaskan semuanya"

Jeno terdiam sejenak. Dia masih mengusap puncak kepala Renjun. Jeno akhrinya mengangguk dan memeluk Renjun.
"Tidurlah sayang. Ini sudah hampir pagi"

Renjun mengangguk dan mengeratkan pelukannya pada Jeno.
"Maaf, aku menyakitimu"

Jeno menatap Renjun yang tertidur. Dia tersenyum tipis dan mencium dahi Renjun sebelum bangkit dari ranjangnya. Jeno menyelimuti tubuh Renjun dan segera mengambil ponselnya.

"Si sialan itu, akan ku beri dia pelajaran"
.
.
.
.
.
.
Jaemin membuka pintu rooftop. Dia terkejut saat Jeno mengiriminya pesan tadi tapi dia tetap melangkahkan kakinya kesini dengan harapan bertemu Renjun yang baik baik saja. Tapi yang Jaemin lihat hanya Jeno yang berdiri membelakanginya.

Jaemin melangkahkan kakinya mendekati Jeno. Dia menatap pemandangan kota Busan yang terlihat begitu jelas dari sini. Jaemin melirik Jeno yang hanya diam saja.

Hanya semilir angin malam yang menemani mereka. Jaemin tak tahan. Dia ingin menanyakan keadaan Renjun. Jaemin takut Jeno menyakiti Renjun.

"Jen..."

Buagh

Jeno tak main main memukul Jaemin. Bahkan dia merasa puas saat melihat sudut bibir Jaemin robek karenanya. Jeno menghela nafas kasar saat Jaemin hanya diam saja.

"Kenapa? Terkejut? Aku hanya tak suka kau berani meninggalkan Renjun sendirian tengah malam hanya karena urusan pekerjaan. Aku menjaganya dengan baik selama ini dan kau beraninya meninggalkan dia sendirian dipinggir jalan!"

Jeno menatap Jaemin nyalang. Rasanya dia ingin meremukkan tubuh Jaemin dengan melemparnya dari sini tapi ada rasa tak tega.

"Kau tak perlu mengasihani aku tapi beritahu aku, apa Renjun baik baik saja?"

Jeno mendengus dan menyandarkan tubuhnya dipagar pembatas. Dia menatap Jaemin yang masih duduk ditanah.
"Kau mencintainya? Lalu kenapa kau meninggalkan dia dipinggir jalan?! Kau berniat membiarkan dia digilir preman?!"

Jaemin menunduk saat Jeno membentaknya. Dia juga memikirkannya setelah meninggalkan Renjun dipinggir jalan. Jaemin juga merasa bersalah.

"Hahh kau sangat mencintainya?"

𝕁𝕦𝕤𝕥 𝕒𝕓𝕠𝕦𝕥 𝕞𝕖 𝕒𝕟𝕕 𝕥𝕙𝕖𝕞 Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ