43

4.1K 659 80
                                    

"Hadiahku?"

Renjun berdiri didepan Jaehyun dengan senyum lebar dan tangan yang menengadah. Dia tersenyum bahagia. Semua hadiah yang didapatkannya telah berada diatas meja dan sekarang giliran Jaehyun yang terakhir.

Sekarang pukul 12.32 malam. Hari minggu. Hari istimewa dimana usia pernikahan mereka genap tiga tahun. Renjun sudah menerima semuanya dengan terpaksa karena kenyataannya mereka tak mengganti hadiah.

"Daddy?"panggil Renjun dengan senyum lebar.

Jaehyun tersenyum. Rasanya dia ingin  menghentikan waktu dan menghabiskan waktu berdua dengan Renjun. Jam berlalu begitu cepat hingga dia tak menyadarinya.

"Ini sayang"

Jaehyun menyerahkan map berwarna biru yang membuat Renjun bingung. Dia membukanya dan menatap Jaehyun tak percaya.
"Hyung, ini semua kerja kerasmu. Kenapa kau memberikannya padaku?"

"Iya, aku mendirikan Jungs juga karena doronganmu. Jadi semua itu milikmu"kata Jaehyun.

"Aku tidak mau. Ini milik Hyung, lagipula aku tak menginginkan perusahaanmu"kata Renjun.

Jaehyun mengusap puncak kepala Renjun. Dia menangkup wajah Renjun dan mengusap pipi gembilnya. Jaehyun tersenyum tipis.
"Biarkan aku tetap memberimu uang bahkan disaat aku tidak bisa bersamamu"

"Maksud Hyung?!"tanya Sungchan.

Mereka semua memilih bertahan. Berkas perceraian itu dirobek tepat didepan Renjun saat giliran mereka memberikan hadiah.

Renjun menatap Jaehyun dengan mata berkaca kaca.
"Hyung akan meninggalkan aku?"tanyanya dengan suara gemetar

Jaehyun melepaskan tangannya dari wajah Renjun. Dia menyodorkan berkas perceraian mereka yang telah ditandatangani. Jaehyun tersenyum tipis meski hatinya ikut sakit saat melihat Renjun menangis.

"Aku sudah menandatangani nya. Setelah kau tanda tangani berkas itu. Segeralah berikan padaku. Aku akan mengurus semuanya. Selamat tinggal"

Jaehyun meninggalkan Renjun tanpa menatapnya lagi. Ini keputusan terberat baginya. Bahkan dulu dia tak ragu meninggalkan keluarganya untuk Renjun.
"Sayang, aku melakukan ini untukmu"

"Jung Sungchan! Noo~"

Renjun menatap Sungchan yang ingin mengejar Jaehyun. Renjun tak bisa menahan air matanya. Jaehyun juga berhasil mencuri hatinya dan rasa kehilangan itu tetap ada.

"Sayang..."

Renjun memeluk erat Jaemin. Hatinya sangat hancur dengan keputusan Jaehyun.
"Jaem...."

"Ssssttttt semua akan baik baik saja"

"Semua tidak baik baik saja hiks"

.
.
.
.
.

"Sayang, ayo makan"

Renjun menggeleng. Dia mengubah posisinya jadi memeluk Jeno. Renjun menyandarkan kepalanya didada bidang Jeno.
"Aku tidak ingin melakukan apapun"

Jeno mengeratkan pelukannya pada Renjun. Dia tak tega saat melihat Renjun begitu berantakan. Suaranya yang parau, kantung mata, hidung yang memerah dan matanya yang sembab.

Tidak ada tawa Renjun saat membangunkan mereka. Tidak ada senyum malu malu dan pipi memerah karena mereka menggodanya.

"Kau harus makan sayang. Aku tak ingin kau sakit"

Renjun menggeleng. Dia mengeratkan pelukannya pada tubuh besar Jeno.
"Apa aku melakukan kesalahan?"

Jeno menggeleng. Dia mengusap rambut Renjun dan menciumnya. Jeno juga mengusap pipi Renjun yang basah air mata.
"Tidak sayang. Kau tidak pernah salah. Jangan seperti ini, kau masih memiliki kami"

𝕁𝕦𝕤𝕥 𝕒𝕓𝕠𝕦𝕥 𝕞𝕖 𝕒𝕟𝕕 𝕥𝕙𝕖𝕞 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang